Lihat ke Halaman Asli

Daud M Nur

Wartawan

Intip Sekolah di Belengkong Serasa Film Laskar Pelangi

Diperbarui: 25 Januari 2020   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto pribadi

Seorang tenaga pengajar tampak asik memberikan pendidikan kepada beberapa orang muridnya di sebuah gubuk tanpa dinding di desa Terpencil, Tertinggal, Terluar (3T) di Kecamatan Belengkong, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

Ia bernama Ahmad Fauzi seorang tenaga pengajar SDN 012 UPT VII di Desa Sapta Mulya Jaya, Kecamatan Teluk Belengkong. Disekolah dasar tersebut hanya memiliki 13 orang murid belajar disebuah gubuk tanpa dinding dan memiliki papan tulis tua seperti film laskar pelangi.

Keberadaan sekolah dasar tersebut berada disebelah utara Kabupaten Inhil dan hanya sekitar kurang lebih 5 Km berbatasan langsung dengan Kabupaten Pelalawan.  Kondisi sekolah yang berada di desa transmigrasi dikelilingi perusahaan besar.

Desa Mulya Jaya sangat terisolir, akses untuk menuju lokasi sekolah dari ibu kota kabupaten sangat sulit harus menempuh jalur laut menuju guntung baru ke desa saka rotan lalu menggunakan sepeda motor sekitar 30 menit melalui jalan perusaahan, baru bisa sampai ke sekolah tersebut.

foto pribadi

Menurut Fauzi, dulunya sekolah ini memiliki murid cukup banyak, namun saat ini muridnya sangat sedikit dikarenakan masyarakat setempat banyak pindah ke perusahaan untuk bekerja memenuhi ekonominya."Awal transmigrasi desa ini sangat ramai penduduknya tapi karena seringnya dulu terjadi kebakaran lahan menyebabkan sebagian masyarakatnya pindah dan bekerja di PT yang tidak jauh letaknya dari desa ini," ungkap Fauzi, Sabtu (25/1)

Masyarakat setempat terpaksa memilih bekerja di perusahaan, dikarenakan bencana alam kebakaran lahan membabat habis kebun mereka mengakibatkan kebun kelapa mereka rusak parah.

Fauzi memaparkan, saat ini sekolah dasar tersebut memiliki 13 orang murid. Kelas 1 jumlahnya hanya 1 orang dan kelas 2 hanya 3 orang, kelas 3 jumlah muridnya 5 orang dan murid kelas 4 tidak ada sedangkan murid kelas 5 berjumlah 2 orang dan kelas 6 2 orang.

Untuk tenaga pengajarnya ada 3 orang terdiri dari 2 pegawai negeri dan satu honorer untuk membantu operasional sekolah. Sedangkan dana BOS tidak mencukupi karena sedikitnya jumlah murid.

Kurangnya fasilitas belajar dan mengajar, bahkan gedung sekolah hampir roboh, tidak menyurutkan semangat mereka untuk mencerdaskan anak bangsa. Kepala sekolah dan tenaga pengajar berjuang mengajukan langsung bantuan kepada Pemerintah Pusat melalui aplikasi Dapodik Sekolah dengan memaparkan kondisi real sekolah di desa terpencil tersebut.

"Sekolah akhirnya mengajukan permohonan melalui  kementrian PUPR. Diawal Januari tahun 2020, SDN 012 UPT VII Sapta Mulya Jaya direhab sebanyak 6 lokal yang kucuran dananya mencapai 1 Miliar," sebut Fauzi

Dikarenakan adanya bantuan tersebut, gedung sekolah reyot terpaksa dibongkar untuk membangun gedung baru. Proses belajar mengajar terpaksa menumpang ke gubuk tanpa dinding tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline