Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Simak Bebas Visa Tunisia dalam Kotekatalk-189, Yuk!

Diperbarui: 17 Agustus 2024   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Hi, Koteker dan Kompasianer, apa kabar? Masih sehat dan bahagia, bukan?

Tanggal 4 Agustus 2024 yang lalu Komunitas Traveler Kompasiana, Diaspora 5 Benua, Bavaria Akademi dan Abang Express sudah menyelenggarakan Kotekatalk-188 membahas tentang "Strategi dan Sinergi UMKM di Indonesia  dalam meraih pasar ekspor ke mancanegara. Hadir 56 peserta dari Indonesia dan Eropa.

Komunitas Traveler Kompasiana bertindak sebagai moderator.

Narasumber mbak Ria Bavaria menceritakan pengalamnnya mendirikan akademi Bavaria yang memberikan kesempatan kepada generasi muda Indonesia untuk maju, mengikuti les gratis untuk persiapan dan program FSJ dan BFD. Ia mengatakan bahwa beberapa hal yang harus diketahui UMKM Indonesia antara lain soal pemilihan bahan produk,  misalnya dari sisi kesehatan dan asal bahan apakah ramah lingkungan mengingat negara asing seperti  Jerman sangat teliti tentang ini. Berikutnya adalah masalah bahasa. Dalam romosi produk disarankan untuk memiliki dua bahasa. Selain bahasa Indonesia ada bahasa asing, supaya mencapai  konsumen unternasional. Walaupun demikian, mbak Ria juga mengingatkan UMKM bahwa diaspora adalah konsumen utama di luar negeri yang menjadi sasaran bagus selain penduduk lokal di luar negri. Untuk itu, nggak heran kalau akademinya memberikan kursus gratis tiga bahasa (Inggris, Jerman dan Arab), untuk tujuan itu.

Sedangkan mbak Yulia Eckel dari Diaspora 5 Benua menambahkan bahwa proses perijinan yang rumit dan detil harus dipelajari oleh UMKM Indonesia.

Bang Alwi dari Abang Express menambahkan sedikit tentang proses pengiriman barang ekspor dari Indonesia ke Luar negeri.

Koteka dan partners berharap bahwa Kotekatalk-188 itu bermanfaat bagi semuanya.

Dari Jerman, Komunitas Traveler Kompasiana dan Pesanggrahan Indonesia e.V mengajak kalian ke Tunisia. Negeri di Afrika ini telah memberikan visa gratis kepada Indonesia sejak akhir tahun 2023. Ini menjadi tujuan wisata alternatif setelah Turki, negara yang mayoritas penduduknya Islam. 

Tunisia yang pernah dijajah Perancis pada 1881, kini  memakai bahasa Perancis. Bahasa Arab juga digunakan di sana, berkenaan dengan penaklukan Arab terhadap Tunisia pada abad pertama Hijriyah dan kesultanan Utsmaniyah selama 300 tahun. Nggak heran kebanyakan orangnya mahir memakai kedua bahasa tersebut. Toko, nama bangunan dan sejenisnya menggunakan kedua bahasa.

Apakah benar Tunisa membebaskan visa bagi WNI? Wisata apa saja yang bisa kita nikmati selama berkunjung? Bagaimana dengan wisata kulinernya? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang akan terjawab dalam Kotekatalk-189 bersama saya, Gana Stegmann pada:

  • Hari/Tanggal: Sabtu, 17 Agustus 2024
  • Pukul: 16.00 WIB/11.00 CEST Berlin/ 10.00 MEZ Hammamet
  • Meeting ID: 6679902603
  • password: J6gfK9

Tunisia yang baru merdeka tahun 1957, merupakan negara yang memiliki jejak budaya tak hanya Arab dan Perancis, namun juga Turki, Italia, Malta. Bayangkan keanekaragaman di negeri tetangga Algeria dan Libya ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline