Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Senangnya Disapa Ganjar Lewat Zoom di Hannover

Diperbarui: 9 Februari 2024   15:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasca terselenggaranya acara DGP Jerman dan DIG Rhein - Main.e.V di Eschborn, Jerman pada tanggal 2 Desember 2023 dan acara "Tiga Jari, Tiga Generasi" oleh Konsolidasi Relawan Ganjar Pranowo - Mahfud MD di Almere, Belanda, Ketua DGP Jerman Utara, Magdalena Broering mengorganisir event di Hannover pada hari Sabtu, 3 Februari 2024. Setiap peserta mendapatkan kaos gratis untuk mendukung paslon nomor 3. 

Beberapa tamu tampak mengenakan jaket warna army "Top Gan" ala Ganjar-Mahfud dalam debat paslon, di mana tertera emblem bordiran dengan kata "Sat-set, Tas-tes", Tactical Bomber Division, Kuliah gratis  anak prajurit Bayangkara, Geopolitik, modernisasi pertahanan sakti, nomor 3, bendera merah-putih. Usai acara, 3 jaket dari para tamu agung menjadi hadiah give away untuk peserta.

Acara berlangsung meriah dan panjang

Acara tersebut dihadiri 100 orang di antaranya para diaspora, 3  tamu istimewa seperti ibu Irjen. Polisi (purnawirawan) Dr. Juansih, SH., M.Hum, bapak Ir. Tedi Supriadi (ketum Siber Ganjar Mahfud/pembina Ganjarist pusat), bapak Trigo Neo Starden (konsultan internasional senior, pengacara maritim dan wartawan)  dan beberapa warga Jerman. Lokasi acara di gedung Saal Godehard, Posthornstr. 22 berdekatan dengan sebuah gereja tua.

Dimulai pada pukul 12.00, dibuka oleh MC ibu Henny Sudrajat disambung kata sambutan ketua panitia, sapaan ketua umum DGP dan doa bersama. Suasana semakin hangat dan gemuruh di dada saat hadirin menyanyikan lagu "Indonesia Raya", "Padamu Negeri" dan lagu "Gue Ganjar lu Ganjar" bersama-sama. Grup Toffi Band dari Hamburg begitu memesona dengan lagu-lagu dari tanah air. 

Begitu pula tarian dari berbagai daerah, dimulai dengan tari Golek Manis dari Solo, Jawa Tengah sebagai pembuka oleh Gana Stegmann, tari Jaipong dari Jawa Barat oleh Hadiati, tari Selayang Pandang dari Lampung oleh Widia dan Amel, tari Srikandi dari Sunda, Jawa Barat oleh Gana Stegmann, tari Joget Bumbung dari Bali oleh ibu Made, tari Dayak oleh ibu Lia, tari Manokrawa dari Bali oleh Gana Stegmann, tari Poco-poco oleh seluruh diaspora dan diakhiri dengan tari Yapong dari Yogyakarta oleh Gana Stegmann, semakin menggugah semangat persatuan bhinneka tunggal ika.

Dangdut, salah satu genre musik di Indonesia yang digandrungi banyak orangpun tidak ketinggalan. Hadirin diajak bergoyang oleh mbak Hadiati dari Amsterdam.

Angklung menjadi musik asli ala Indonesia yang menggaung di segala penjuru ruangan dan dinikmati dengan hati. Apalagi ketika para hadirin diajak untuk memainkannya, ruangan makin memendarkan suasana keindonesiaan yang sangat meriah. Memindahkan Indonesia dalam sehari bisa terjadi, walau Indonesia sedang krisis demokrasi.

Tamu agung; pak Trigo, pak Tedi, bu Irjen Juniasih (dok. St. Asia - DGP Jerman Utara)

Pendukung acara (dok. DGP Jerman Utara)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline