Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Heboh Kompasianer di Sam Poo Kong, Semarang

Diperbarui: 6 September 2023   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seru ketemu 12 Kompasianer (dok. Gana)

Barangkali ada yang belum tahu aku tinggal di Jerman. Kalian tahu rasanya kangen tanah air? Kejam! Karena untuk mengobatinya, aku harus mengeluarkan banyak biaya, waktu yang nggak sedikit, energi yang luar biasa.

Kok, bisa? Betapa tidak? Harga pesawat yang biasanya dulu bisa aku dapat 6 bulan sebelum keberangkatan, hanya dengan 450 euro alias kira-kira 5 juta rupiah, musnah! Kemaren itu satu orang kami dikenai 1680 euro atau kira-kira 26 juta rupiah. Kami berempat supaya ketemu keluarganya asyik. Biangnya corona dan krisis di Ukraina, BBM jadi mahal. Ingat bahan bakar pesawat adalah kerosin. Lagian banyak maskapai yang dying karena selama corona banyak yang harus diparkir pesawatnya, banyak PHK, terancam bangkrut. Begitu pandemi pergi, perhitungan penerbangan jadi mahal. Berdoa supaya harga kembali damai, supaya kami sering-sering pulang. Aku suka kasihan sama ibuk, kangen dengan suasana di kampung, mencicipi makanan nusantara dan ketemu teman-teman. Hiksss.

Ach. Soal waktu, nggak sebentar. Nggak! Aku harus duduk 16 jam di kursi pesawat, ditambah 3 jam check in di Frankfurt, 3 jam perjalanan mobil dari rumah, transit minimal 3 jam di Jakarta sebelum menuju Semarang, kampung halaman. Jadinya dua hari satu malam baru sampai. Masyaallah! Pepatah Jerman Wer schn sein will, muss leiden." Artinya siapapun yang ingin cantik atau enak, harus kerja keras. Kalau mau dalam satu detik, jadi jin baik aja. Cling! Itulah sebabnya kami biasa pulang di bulan Agustus di mana anak-anak liburan sekolah selama 6 minggu dan pekerja biasanya dapat 2-3 minggu liburan. Kalau hanya seminggu, habis di jalan dan capek saja dapatnya. Kayak zaman dipenjara di hotel tuh. Hilang 10 hari. Huh!

Babagan energi. Tahu rasanya untuk sampai ke tanah air? Seperti digebukin! Duduk di pesawat kursi ekonomi itu nggak jenak. Geser kiri, geser kanan, kaki angkat, kaki turun, jalan-jalan di koridor, jalan ke toilet... masih juga peggaaaaall. Beda sekali kalau pakai kursi bisnis yang harganya pasti berlipat-lipat dari harga kursi ekonomi. Bisa duduk selonjoran, bisa tidur lelap selama perjalanan dan diservice manis oleh para pramugari/pramugara, dapat hadiah. Pokoknya heboh. Itu nggak terasa, kayak duduk di sofa di rumah aja. Lain kali aku ceritain, biar pada ngiler. Xixixixi ...

Mengatur Kotekatrip-7 di Semarang

Sebab-sebab di atas itulah, aku ingin memanfaatkan kunjunganku ke Indonesia makin mantab. Jadi nggak cuma liburan bersama keluarga tapi ngiras-ngirus agar ketemu teman-teman baik yang aku kangeni. Yang bikin jutek, aura negatif melipir saja dariku. Hahahaha...

Aku kontak manager dari Sam Poo Kong yang pernah janji ngasih voucher gratis masuk tempat wisata merah itu dari acara Kotekatalk yang narsumnya Anandita Rienaldi, S.E. Jangan panggil Gana kalau nggak pinter nyolek. GM memaafkan kehangusan 10 tiket Kompasianer yang sudah lebih dari setahun nggak diambil-ambil. Alhamdulillah. Rejeki anak manis dan baik begini, nih. Pesanku, hidup sekali dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Berkata yang baik, berbuat yang baik, menginspirasi yang baik. Eaaaaa ...

Sebagian Koteker, sebutan Kompasianer yang suka travel dan sering ikut acara Koteka online offline, ada di Jakarta dan sekitarnya. Aku bingung. Kalau acaranya di Semarang, berat di ongkos dan pasti sudah banyak yang ke sana, males. Ya, udah, aku putar otak. Aku ingat ada komunitas yang ada di Semarang yang aku ikuti, yang isi WA-nya selalu "Selamat pagi", dari anggotanya. Ihhhh ... kalau aku komplen, "takut gondrong" (seperti kata ketuanya, Wang Eddy). Segera aku kontak mbak Dinda aka Sri Subekti Astadi. Kompasianer Kudus yang cantik itu biasanya akan menyambut baik tawaran kerjasama Koteka, seperti biasa. Aku mau menghubungi ketuanya Wang Eddy segan, paling lagi sepedaan dia. Hahahaha ... jajakke, om.

Mbak Dinda segera mengumumkan di WA untuk mendata siapa saja yang mau ikut. Kuota 10 orang saja.

"Mbak Gana, tiket 10 masuk Sam Poo Kong itu termask mbak Gana kah?" Mbak Dinda bertanya. Lalu aku jawab bahwa nanti kalau lebih aku yang bayar. Ending-nya, GM -nya bilang:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline