Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Membuat Kerajinan dari Masker Bekas, Yuk!

Diperbarui: 26 Februari 2022   04:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membuat baju dari bahan masker bekas (dok.Gana)

"Siapa yang suka membuat kerajinan bersama anak-anak?" Tanya guru seni rupa yang rambutnya model Harajuku. Jaket hitamnya selalu tak pernah lepas dari badan bongsornya.

"Saya biasa melakukannya seminggu sekali bersama anak-anak di taman kanak-kanak. Dulu waktu anak-anak saya masih kecil, kami suka membuat kerajinan bersama, sekarang sudah besar mainnya tik-tok dan Instagram. Nah, kami menggunakan bahan bekas, bukan yang baru. Supaya mereka nggak hanya belajar tentang seni tapi juga cinta lingkungan. Misalnya minggu lalu, kami membuat kapal terbang dari botol bekas jus jeruk. Atau membuat keranjang hias dari ember yoghut." Ujar saya bangga. 

Saya dijuluki "pemulung" oleh suami dan anak-anak karena apa-apa dikumpulin dan dibawa ke TK.

"Wah, bagus itu. Kebetulan, topik semester kita sama. Membuat bahan bekas jadi baru!" Pak dosen segera membuka komputer untuk memutarkan sebuah video tentang seorang desainer yang mengolah baju bekas menjadi baru. 

Selain untuk lingkungan, ia bisa mengeruk keuntungan darinya. Misalnya, ia membuat dua pullover menjadi satu gaun musim dingin cantik.

Apa yang dilakukan desainer tersebut diharapkan memberikan inspirasi bagi kami, 30 mahasiswa jurusan Pendidikan Sosial sebuah sekolah di kota sebelah yang terkenal dengan industri alat kedokteran di dunia. 

Kami nantinya diharapkan menjadi guru TK atau di tempat pendidikan non formal untuk anak muda, setelah 3 tahun masa pendidikan kelar dan menyandang gelar Bachelor.

Mengumpulkan bahan 

Dari seminggu sebelum pertemuan itu, kami sudah dianjurkan untuk mengumpulkan bungkus untuk dijadikan bahan kerajinan.

Makanya dari rumah, saya sudah membawa puluhan bungkus permen. Bungkus itu saya kumpulkan setelah membagikan permen secara cuma-cuma kepada teman sekelas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline