Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Apa, Sih, Makna Hari Perempuan Internasional?

Diperbarui: 9 Maret 2021   05:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa hari yang lalu, saya dihubungi DW Nesia, itu adalah Deutsche Welle -- layanan situs berita dan informasi online, yang banyak mengupas segala sesuatu yang berbau Indonesia. 

Media yang punya TV, radio dan blog, dan berada di Bonn, Jerman itu menanyakan apakah saya punya waktu untuk diwawancara seputar hari perempuan internasional pada hari ini. Katanya, profil saya cocok. 

Sayang, saya seharian sekolah online. Mungkin belum jodoh, karena selama masa pendidikan banyak sekali aturan dan hal-hal yang harus diperhatikan. Saya tidak boleh sembarangan.

Thanks God, I am a woman

Teman-teman, menyambut hari perempuan internasional, saya kembali mengingat lagi, apa makna yang bisa saya ambil dari hari itu. Apakah makna hari itu benar-benar mendalam bagi diri saya? Apakah hari itu berarti bagi kehidupan saya? Apakah ini biasa-biasa saja?

Hanya satu yang saya tahu setiap tahunnya pada hari itu. Berkali-kali saya selalu bilang ke orang-orang, "Thanks God, I am a woman." Menjadi perempuan itu sebuah anugerah Tuhan, kok, sesuatu. 

Dan itu selalu saya syukuri. Saya dengar, menjadi perempuan itu memang dikatakan banyak orang sebagai makhluk yang lemah, makhluk yang banyak disaingi laki-laki sehingga tidak mendapatkan hak yang sama atau opini lain yang kadang bikin miris. Benarkah demikian?

Bisa saja iya, tapi ingat, perempuan itu sebenarnya punya kekuatan yang sangat luar biasa dibandingkan dengan laki-laki, lho. Contoh dalam kehidupan sehari-hari di Jerman yang sering saya lihat adalah, adanya penyakit "Man Flu", di mana para laki-laki kalau sakit sedikit saja, sudah seperti dunia mau runtuh. 

Sedangkan para perempuannya, sudah sakit masih dibela-belain semangat dalam menjalani kehidupan. Tidak pernah ada kata lelah atau mengeluh. Walaupun sakit, pekerjaan beres. Sakit, bukan menjadi alasan utama untuk tidak beraktivitas.

Entah kalau di tanah air, mungkin kalian bisa cerita banyak tentang ini.

Perempuan tidak perlu mengeluarkan otot untuk menunjukkan ia kuat. Perempuan hanya butuh memutar otak untuk mengatur segalanya, "rule the world." 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline