Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Indahnya "Weisse Weihnachten- the White Christmas" di Masa Pandemi

Diperbarui: 26 Desember 2020   14:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gereja di tempat kami dipandang dari taman kanak-kanak (dok.Gana)

Tahukah Kompasianer, bahwa ramalan cuaca merupakan topik utama yang disukai mayoritas masyarakat Jerman? Jangan suka gosipin tetangga atau ngomongin kerabat di kantor tapi gosipin saja temperatur udara. Ini lebih obyektif dan dijamin aman. Ibaratnya, cuaca itu penting sekali untuk diketahui tiap warga karena akan menentukan bagaimana hari mereka. 

Makanya, ada peribahasa Jerman yang mengatakan "Es gibt kein schlechtes Wetter, es gibt nur falsche Kleidung", atau tidak ada cuaca yang buruk di muka bumi ini, yang salah itu orangnya karena saltum alias salah kostum. 

Barangkali karena tidak awas dengan berita terkini cuaca, sehingga salah pakai baju. Harusnya pakai baju pendek, eh ternyata kudu keringatan seharian karena cuaca hari ini berbeda sekali dengan cuaca besok, meskipun satu musim. Mana lupa pakai deo lagi, pingsan deh, kawan-kawan.

Pemandangan desa kami natal hari pertama (dok.Gana)

Weisse Weihnachten di Jerman

Namun jangan khawatir, ternyata ada angin segar di tengah pandemi. Itu ketika sejak 3 hari sebelum malam natal, diberitakan beragam media massa dan berita ramalan cuaca di channel Jerman bahwa negeri yang kami tumpangi ini akan mengalami Natal putih atau "Weisse Weihnachten" atau White Christmas.

Weiss = putih, Weihnachten = natal. Artinya, hari natal di mana orang akan melihat hamparan salju atau turunnya salju pada malam natal (24 Desember), natal pertama (25 Desember) dan natal kedua (26 Desember). Sekalipun hanya satu di antara tiga tanggal tersebut salju turun dengan ketebalan minimal 1 cm, orang sudah menjulukinya sebagai natal putih.

Terwujud! Karena pada malam natal menuju pukul 00, salju mulai turun rintik-rintik kecil. Pada hari natal pertama, hari ini, begitu bangun tidur, semua berubah putih warnanya. Indah sekali. Ini seperti mimpi karena sudah lama, Jerman tidak mengalami natal putih. 

Semoga besok, natal kedua tanggal 26 Desember, cuaca tidak merendah sehingga salju tidak mencair atau akan turun salju lagi? Entahlah, harus cek ke peramal cuaca lagi.

Kompasianer, setelah lebih dari 10 tahun berada di Jerman dan nggak pernah sekalipun melihat natal putih, hari ini adalah hari yang luar biasa. Keajaiban Pencipta Bumi dan Langit memberikan kebahagiaan kepada sebagian besar masyarakat jerman yang sudah tertekan lahir batin gara-gara pandemi, ternyata sangat bahagia dan bersyukur diguyur salju setelah sekian lama hanya merindu. Bukankah ini hadiah terindah?

Perlu diketahui bahwa dinas cuaca Jerman memberitakan, natal putih selama tiga hari berturut-turut hanya terjadi pada tahun 1906, 1917, 1962, 1969, 1981 dan 2010. Artinya baru 10 tahun kemudian natal putih terjadi. Generasi yang baru lahir setelah tahun 2010 belum pernah melihat white christmas atau bahkan belum bisa membayangkan bagaimana gambaran natal putih itu.

Kembali ke masa lalu Jerman, diberitakan oleh media "Welt" bahwa sejak tahun 1963 Berlin yang ada di daerah timur Jerman, sudah mengalami 10 kali salju, 3 kali di antaranya setinggi 10 cm. Sedangkan Hamburg yang ada di daerah hangat karena adanya sungai Elbe dan laut, justru mengalami 10 kali natal putih sejak 1961 dan 20 cm salju pada tahun 2010 yang lalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline