Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Sakit Perut di Bulan Puasa, Saya Ringankan dengan Alat Ini

Diperbarui: 28 April 2020   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alat pijat kaki dari kayu (Dok.Gaganawati)

Puasa hari pertama biasanya jadi kenangan terindah. Kata orang Jerman "aller Anfang ist schwer", artinya untuk memulai sesuatu itu akan sulit. Jika sudah terbiasa, semua akan terasa normal dan nikmat. Teman-teman punya pengalaman berhasil melalui awal-awal yang berat?

Selama masa karantina sejak 17 Maret 2020 sampai hari ini kami berada di rumah. Untuk menjaga kebugaran tubuh dan kesehatan rohani, kami jalan-jalan ke hutan dekat rumah. Selain kaki jadi sehat dari berjalan, berbincang-bincang selama perjalanan sangat menyenangkan jiwa.

Selebihnya, banyak kegiatan yang harus dilakukan masing-masing anggota keluarga kami, work from home. Nah, yang serempak dilakukan bersama-sama misalnya, Kaffe trinken atau adat minum kopi atau teh bersama kudapan kue buatan sendiri. Makan lagi, makan lagi. Timbangan jadi berat.

Bahagianya bulan Ramadan tiba, kami nggak lagi ada acara minum teh sore-sore itu. Makan hanya dua kali saat berbuka puasa dan sahur. Aih, timbangan jadi turun.

Sakit Perut

Saya ingat seorang kenalan dari Indonesia yang tinggal di Jerman bersama suami dan kedua orang tuanya mengunjungi kami pada tahun 2008. Mereka sampai menginap segala di rumah kami. Senang kalau ketemu orang Indonesia di Jerman. Karena si bapak lihai memijat, kami sekeluarga dipijat.

Pertama suami saya dipijat, hanya semenit ia nggak kuat dan bilang stop. Giliran saya dipijat, telapak kaki bagian tengah terasa sakit. Saya menjerit-jerit, suami saya tertawa lebar. Nggak tahu kalau benar sakit dipijat daerah itu. Sakit-sakit enak kalau dipijat. Kata si bapak, saya ada gangguan pencernaan.

Walah takutnya, saya harus memperhatikan makanan dan minuman serta rajin berolahraga yang berhubungan dengan kaki. Mengapa? Karena kaki punya titik refleksi yang terhubung dengan organ tubuh manusia. Syarafnya terhubung. Nggak salah kalau akhirnya kami sering jalan-jalan mengunjungi kota-kota Jerman, selain ke hutan.

Tahun berlalu, nggak terasa sudah tahun 2020. Tahun istimewa yang mendatangkan wabah corona dan ribuan hikmah bagi manusia.

Kemarin-kemarin, entah mengapa tiba-tiba perut bagian bawah kanan terasa nyeri. Memang bukan nyeri hebat tapi saya takut ada apa-apa. Saya ingat-ingat lagi saya makan apa saja selama makan sahur, sampai siangnya sakit perut. Semua dimasak dan buah juga segar, mengapa sakit perut?

Waktu curhat ke suami, ia menduga saya kekurangan air saja karena puasa. Tentu saja saya nggak langsung menenggak obat apalagi minum air karena puasa. Sayang kalau harus batal. Saya harus sabar menunggu sampai pukul 20.30 sampai ibadah puasa tuntas. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline