Pada awal tahun 2020, rekaman video kamera memperlihatkan bangunan rusun di China, di mana beberapa orang menyanyikan lagu daerah dengan kencangnya atau sambil berteriak "Wuhan, stay strong, keep fight" demi melawan corona.
Virus corona memang mengacaukan keadaan, namun manusia harus tetap bertahan. Para tetangga ikut-ikutan. Lewat balkon, mereka menyemangati sang penghibur. Ada yang pernah nggak sengaja menyaksikan video itu? Angkat jari.
Video yang mengetuk hati. Jerman waktu itu belum lock down tetapi saya sudah merasakan rasanya berada di sangkar emas. Harus berada di rumah? Nggak bisa ke mana-mana? Ketemunya sama itu-itu saja (4 L - Lo Lagi Lo Lagi). Haduhhh, mana tahaaaan?
Emang enak?
Tentu saja nggak enak. Untuk orang yang suka gerak dan bertemu dengan banyak orang seperti saya, pasti susah "dipenjara" seperti itu tanpa bisa berbuat banyak. Hanya ikhtiar, berdoa dan berdoa, meskipun sebenarnya banyak kegiatan yang bisa dilakukan di dalam rumah seperti ngeblog, menulis naskah buku, mencoba beragam resep, membaca buku, membuat hasta karya, renovasi rumah, olahraga dan bermain bersama keluarga. Semua ada hikmahnya, diambil positifnya saja.
Balkon, Panggung Terbaik di Masa Karantina
Lantas, kalau hanya di rumah saja, tempat mana yang masih sanggup membuat hidup tetap bergairah?
Namanya balkon. Rupaya balkon juga dijadikan panggung bagi orang-orang Italia yang mengalami tersiksanya di masa lock down. Dari balkon flat-flat mereka, terdengar alat musik seperti saxophone, terompet dan lainnya ... mengalun di sana-sini.
Beberapa penyanyi menyertai dari balkon yang lain. Iya, kan nggak boleh bertemu, social distancing dan physical distancing. Tak lupa bendera berwarna hijau-putih-merah berkibar di salah satu sisi balkon. Sungguh ada nasionalisme di sana, bersama-sama melawan corona dari rumah saja.
Nyatanya, balkon memang jadi panggung terbaik juga di masa karantina Jerman. Suatu hari, seorang murid saya yang pandai bermain musik mengirimkan videonya bermain musik di atas balkon lewat whatsapp.
Lengkap dengan jaket tebal dan topi, ia semangat meniup saxophone untuk membawakan "Goetterfunken" dan "Halleluja", dua nomor yang mengingatkan manusia akan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Di mana pun, manusia akan meminta perlindungan dari Allah supaya terbebas dari mara bahaya dan malapetaka yang dialami di dunia.