Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Vitamin yang Bikin Segala Urusan Mulus

Diperbarui: 3 Februari 2020   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jerman, negeri yang saya tumpangi ini memang terkenal dengan kedisiplinan, ketertiban dan ketelitiannya dalam segala urusan. Istilahnya, lurus, nggak belak-belok seperti di Indonesia.

Selama beberapa tahun tinggal di negeri penghasil mobil Mercedes itu, saya mencoba beradaptasi dan belajar banyak tentang tata cara hidupnya.

Hingga pada suatu saya berani mengambil sari pati dari karakter orang- orangnya. Saya baru tahu kalau "vitamin B" atau "Vitamin Beziehung", nyata ada dan berlaku di negeri yang punya 16 negara bagian itu.

Vitamin B

Vitamin B? Apakah itu sama dengan vitamin yang terdapat pada buah, sayur, susu dan produk turunannya, daging dan ikan, kacang-kacangan serta roti dan pasta? Waduhhh, bukaaaaan, Vitamin B atau Beziehung aka hubungan itu, abstrak.

Artinya, jika kita punya hubungan khusus dengan seseorang, itu akan memuluskan segala urusan yang sederhana sampai berbelit-belit sekalipun. Eh, kok agak mirip dengan kolusi di tanah air, ya? Hehehe.

Betul. Meskipun Jerman adalah negara modern dan canggih, di sana masih banyak nilai klasik nan tradisional yang dipegang secara turun-temurun. Orang Jermsn juga manusia; punya rasa-punya hari. Ada yang menganggap itu sebagai nilai negatif, ada yang memandangnya sebagai sesuatu yang positif.

Contoh Kasus

Seorang Au Pair Maedchen mendapat masalah dalam mengurus perpanjangan visanya. Karena orang tua asuh sayang dan butuh keberadaannya di rumah, segala upaya dilakukan. Rathaus atau kantor walikota tidak bisa membantu, si gadis harus pulang ke negara asal karena si ibu dan si gadis punya bahasa ibu yang sama. 

Dalam aturan Au Pair, tertulis bahwa itu dikhawatirkan mengganggu proses belajar bahasa Au Pair. Inti program pengiriman anak muda usia 18-26 tahun ke luar negeri adalah untuk belajar bahasa dan budaya. Lah kalau tidak berbahasa Jerman tapi berbahasa ibu, kapan pintarnya?

Singkat cerita, sang bapak asuh adalah orang terkenal dan kaya di Jerman. Ia punya banyak kenalan orang penting dan berpengaruh seperti di Bundestag atau mirip DPR di Berlin yang bisa mempengaruhi keputusan lokal di daerah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline