Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Plus dan Minus yang Saya Rasakan saat Menggunakan Jam Tangan Pintar

Diperbarui: 8 Februari 2018   17:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayo tarik nafas satu menit.... (dok.Gana)

Anda punya jam tangan kesayangan meski sudah punya yang baru? Apakah kadang-kadang masih dipakai? Bagaimana pengalaman berharga Anda ketika memakainya?

Om suami saya asli Jerman tapi entah mengapa justru punya jam kesayangan buatan Swiss. Beliau selalu melingkarkan jam tangan bertali kulit itu selama bekerja sampai pensiun. Begitu meninggal pada usia 91 tahun, tante mewariskan jam tangan itu kepada suami saya. Karena suami saya sudah punya jam tangan, jam tangan warisan itu hanya dipajang di kamar.

Berbeda dengan pengalaman bapak saya. Beliau punya arloji dan jam gandul. Arloji biasa dipakai setiap hari, setelah bapak siram banyu panas atau mandi pagi. Sedangkan jam dengan rantai, jam tangan kesayangan bapak biasa disimpan di almari tapi masih dipakai saat acara khusus ketika mengenakan beskap, baju Jawa. Jam model itu masih banyak dijualbelikan di Jerman. Mulai dari pasar barang bekas musiman Floehmarkt, toko-toko sampai di on line.

Bagaimana dengan jam tangan kesayangan saya? Hmm, sebenarnya, waktu masih muda, saya bukan tipe pemakai jam tangan. Pernah iri teman-teman sekolah memakai jam tangan warna-warni, dari ukuran gaban sampai sak unyil, mulai dari yang tidak bermerk sampai bermerk.

Tja, sampai suatu hari duduk di bangku SMP, punya uang dari hasil keringat dan membeli jam tangan di pasar Djohar. Belakangan, pasar terbesar di Semarang itu suka dijuluki pasar Djahat oleh suami saya lantaran banyak orang yang keblondrok, kecopetan dan kejadian yang nggak mengenakkan di sana.

Kembali soal jam tangan, setelah beberapa kali pakai, kok selalu malas karena; baterei habis lah, rusak lah, sudah tidak suka lah dan seterusnya. Yang paling menjengkelkan, faktor lupa. Semakin tambah parah ketika saya sudah punya telepon genggam. Saya pikir, toh sudah ada penunjuk waktu di sana dan telepon selalu ada di genggaman tangan. Jadi, tak perlu pakai jam tangan kalau mau tahu jam berapa. Tinggal menengok HP saja, deh.

Tak heran pas suami pakai Apple watch, saya mencibirnya, "Buat apa? Sudah mahal harganya, nggak biasa pakai jam tangan pula. Kalau mau tahu jam berapa, bisa lihat di smartphone, bukan?"

Beberapa tahun kemudian, nggak nyangka bahwa saya harus menjilat ludah sendiri.

Setelah mengalami masa-masa tanpa jam tangan dan pernah pesimis dengan kemunculan Apple watch, opini saya berubah 360 derajat. Sebabnya, ada hadiah jam tangan Apple watch untuk saya. Makanya, saya jadi tahu kelebihan dan kekurangan jam tangan dari Apple.

Kelebihan Apple Watch

1. Tersambung dengan telepon pintar

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline