Tahun 2017 sudah berlalu. Apa saja yang sudah saya lakukan? Banyak! Ketika ditanya beberapa orang tentang pencapaian saya dan apa yang belum, saya jawab, "Senang, puas dan mengalir sajalah."
Bukan single lagi, adalah sebuah kondisi yang berbeda jika dibandingkan ketika sudah menikah dan memiliki anak-anak.
Terus terang, masih banyak hal-hal yang belum saya raih seperti sertifikat lulus Bahasa Jerman C1, ingin belajar bahasa Jerman lagi sampai C2, ingin ambil program doktor jurusan bahasa Inggris, ingin meneruskan hobi menulis buku dan keliling dunia (ke negara-negara yang menarik dan belum pernah dikunjungi) sebelum nafas berhenti berhembus.
Namun, hal itu tentu saja tidak semudah kata-kata. Waktu yang harus dibagi, kesehatan, tenaga yang tidak sedikit serta dana yang harus diperhitungkan secara rinci. Saya hanya ingat satu hal, keinginan-keinginan itu masih membara, belum padam betul. Semoga masih ada waktu untuk mewujudkannya.
Apa saja kebahagiaan saya di tahun 2017
Selama 2017, sudah ada 2 buku saya, yaitu "Exploring Hungary" dan "Unbelievable Germany" yang sudah diterbitkan Elexmedia Komputindo di Jakarta, Indonesia. Terima kasih kepada penerbit dan khususnya editor Riza serta para pembaca. Tanpa mereka, tulisan saya tidak berarti.
Anak-anak kami aktif kegiatan dan mengikuti banyak pentas dan perlombaan. Bangga rasanya menjadi ibu dari mereka. Melihat mereka melakukan banyak hal baik adalah sebuah kepuasan tersendiri. Tanpa mereka, tak ada semangat hidup tinggal di Jerman.
Sudah menyaksikan pesta kawin emas bapak ibu bahagia, juga bagian dari kenangan tahun 2017 yang sangat istimewa. Tidak mudah untuk hidup bersama pasangan dengan perbedaan latar belakang, karakter, cara pandang, gaya hidup dan pola pikir. Tentu saja mereka memiliki banyak masalah tetapi melaluinya dengan sukses. Ada banyak hal yang perlu dicontoh, yang buruk dibuang, supaya perkawinan kami juga langgeng sampai kaki nini. Tanpa orang tua, tak akan ada sejarah hidup saya di dunia.
Terakhir, baru-baru ini, pertemuan dengan Syahrini adalah pengalaman yang tak terlupakan. Ya, Tuhan, mirip kisah negeri dongeng. Kok, bisa ketemu dia, ya?
Begini. Kompasianer Eberle yang mengajak kami berlibur ke St. Moritz, Swiss bilang, "Eh, ada Whatsapp dari Syahrini katanya dia juga mau liburan ke sana. Lihat saja nanti kita ketemuan tidak, ya."
Saya menganggukkan kepala. Ah, pasti dia sibuk, saya nggak mungkin ketemu superstar seperti Princess Syahrini. Saya tahu diri.