Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Badan Boleh Menua, Olahraga Tak Boleh Lupa

Diperbarui: 29 Oktober 2017   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senam dengan menggunakan bola karet (dok.Gana)

Waktu jalan-jalan di hutan yang sunyi, senyap, sepi, sendiri, pikiran saya melayang. Apa,  sih sebenarnya tujuan hidup manusia? Jadi orang kaya? Mau terkenal? Menduduki jabatan tinggi? Punya gaji selangit? Jadi idola jutaan fans? Tujuan hidup setiap manusia memang berbeda.

Mengisi hidup dengan kegiatan yang positif dan menyenangkan hati, sampai maut menjemput, sejenak terlintas di benak ini. Bagaimanapun, hidup harus berwarna dan tidak membosankan. Harus ada kiat dan cara untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Iya, biar jadi manusia produktif.

Namanya ibu rumah tangga, pekerjaannya tidak pernah selesai. Rutinitas dapur-kasur-sumur-pupur itu membuat saya mencari kegiatan lain seperti mengajar, menulis dan berkebun. Kalau melirik apple watch, kegiatan seperti itu sudah membakar kalori yang lumayan banyak setiap harinya tetapi rasanya seperti makan nasi tanpa sambal.

Apa yang harus saya lakukan?

Olah raga! Ya, ikut klub olah raga di kampung. Meski capek dari kegiatan sehari-hari dari pagi sampai malam hari, saya percaya olah raga rutin akan menjaga stamina saya dan menjauhkan diri dari rasa pegal dan linu.

Berikut adalah olah raga yang saya/kami lakukan:

Berenang - Selasa

Olah raga air memang bukan favorit saya. Hanya demi menyenangkan keluarga, saya jadi mau diajak berenang setiap hari Selasa, jam 18.00-19.00. Tidak ikut kalau sedang menstruasi saja.

Sebenarnya, dulu berenang dilakukan setiap hari Selasa pukul 19.00-20.00, tanpa saya. Alasannya, anak bungsu selalu rewel kalau saya tinggal olah raga senam. Makanya, dia diajak berenang supaya kelelahan dan ketika sampai di rumah saya sudah tidak ada. Lalu, ia bisa tertidur lelap dan tidak ada energi tersisa untuk mencari mamanya. Sekarang sudah besar, sudah tidak mbok-mboken lagi, makanya saya disarankan ikut.

Berenang di air hangat memang berbeda, tidak menggigil. Maklum, Jerman meski musim panas, air kolam renangnya masih bisa dingin meski di dalam ruangan.

Dengan berenang selama 30 menit, menikmati pijatan air selama 15 menit, 10 menit whirpool dan 5 menit sauna, tampaknya tiket seharga 5 euro atau Rp 70.000 an itu bermanfaat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline