Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Wahyu Sapta, Jagoan Semarkutigakom di Kompasianival Award 2017

Diperbarui: 27 September 2017   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kandidat Best in Fiction (dok.Wahyu)

Sudah hari Rabu. Oh, hari terasa cepat berlalu. Senin dan Selasa saya ngajar para senior Jerman yang mencintai saya. Ahhh, hari serasa menyenangkan dan penuh. Jadwal mepet sana, mepet sini... no problem. I love it. Nggak mbosenin,hidup serasa lebih hidup.

Hari ini, ada waktu untuk menulis, selain tentu saja menyelesaikan pekerjaan tetap sebagai ibu RT; rapiin rumah, masak, cuci dan bersih-bersiiiiihh nggak boleh lupa. Omaigot.

Buka instagram, saya baca postingan mbak Wahyu Sapta. Di sana ada foto mbak Wahyu yang jadi kandidat untuk dipilih sebagai Best in Fiction dalam Kompasianival Award 2017 nanti. Selamat dan sukses!

Dalam chat group di whatsapp, Semarkutigakom (Kompasianer Semarang, Kudus, Salatiga dan sekitarnya Kompasianer) beberapa waktu yang lalu, Komunitas embrio untuk Kompasianer Jawa Tengah itu sudah mendiskusikan tentang dukungan pada mbak Wahyu di jalur fiksi. Memang tidak semua anggota berkomentar tapi setidaknya kebanyakan setuju dan bantu vote.

Kini, saya kampanyekan kandidat berakun Wahyu Sapta di Kompasiana. Soal vote, kadang nyangkut bab subyektivitas. Tak kenal maka tak sayang. Berikut saya bagi infonya:

Profil Mbak Wahyu

Ketemu mbak Wahyu tahun 2015 ketika saya mengadakan pameran foto "Herzlich Willkommen in Deutschland" di lobi rektor UPGRIS Semarang yang menampilkan foto-foto seantero Jerman jepretan saya dan foto dari teman-teman Kompasiana (Koteka, KPK). Itu berarti, dua tahun setelah mbak Wahyu bergabung dengan Kompasiana, 2013.

Niatan baik mbak Wahyu untuk bertemu dengan saya yang jauh-jauh datang dari Jerman, perjalanan ribuan km, hampir 24 jam lamanya itu ... luar biasa.

Meski sibuk meeting, bisa juga ia menyempatkan diri. Makanya, nggak heran kalau saya rasakan mbak Wahyu itu punya karakter yang kuat. Orangnya nggak berbeda dengan profil dan tulisannya. Baik, melankolik dan tulus.

Ketemu pertama kali di UPGRIS Semarang itu, kami sudah tahu "Ini pasti mbak Wahyu" atau "Ini pasti mbak Gana." Kami berpelukan. Hangat. Mbak Wahyu adalah sosok keibuan yang hangat, nggak panas dan sederhana.

Pada profil akunnya tertulis; "Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang..."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline