Selamat, selamat. Betapa bangga dan gembiranya kita dengan kemenangan Indonesia dalam event UNWTO, badan PBB yang ngurusi soal wisata. Indonesia dapat dua penghargaan sekaligus! Video pariwisata wilayah Asia Timur dan Pasifik terbaik dan People's choice award 2017.
Kita patut berterima kasih kepada semua voters yang telah menyumbangkan 68.213 suara. Saya yakin 2269 viewer artikel saya "Tinggal 3 Hari, Vote Indonesia dalam Even UNWTO 2017" di Kompasiana, turut berkontribusi. You're rock, people!
Nah, kalau sudah menang, beban Indonesia makin nambah ya, bahwa kalau orang asing tertarik dengan Indonesia, bangsa sendiri nggak boleh kalah. Sudah diakui promosinya oleh dunia. Ayo, saatnya gencar exploring Indonesia. Weekend kemaren, ke mana? Emm ... bagaimana dengan weekend minggu ini?
Sebagai alternatif, ada Cunca Wulang, air terjun di Flores. Lokasinya 1 jaman dari Labuan Bajo. Surga tersembunyi yang tergolong masih perawan da nylempit. Mana jalannya penuh tantangan, ya ampyuuuuunn .. jauh dari peradaban. Harus diperbaiki sarana prasananya. Jalannya rusak dan belum diaspal, kurang mendukung wisata tingkat internasional.
Lagi, Tiket Bule
Masih ingat dengan artikel saya "Kenapa Ada Harga Tiket Bule di Indonesia?". Di sana, saya curhat soal keluhan dari warga asing yang merasa tiket wisata Indonesia mahal dan ada diskriminasi. Usul saya, barangkali bisa disiasati dengan tawaran paket tiket keluarga sehingga orang asing dengan keluarga besar, dapat harga lebih murah atau pemda memberikan perbandingan harga yang tidak seperti bumi dan langit antara harga lokal dan harga bule. Misalnya 2-3 kali lipat harga lokal saja.
Nah, di Cunca Wulang ini juga sama. Harga kami berlima (2 dewasa dan 3 anak) hampir Rp 500.000. Fasilitasnya selain boleh masuk area adalah 2 guide dari pos tiket. Mereka juga bersedia memanggul barang-barang bawaan wisatawan, jika diperlukan. Usai bayar tiket, saya isi buku tamu. Jerman!
Berani Terima Tantangan?
Huuuh. Kepala saya melongok ke luar. Anak-anak yang menunggu sama bapaknya di bangku dari gedeg, bahan bambu, sudah merengek.
Namanya anak-anaaak; diajak rewel, nggak diajak tambah rewel. Nah, kepikiran deh. Karena tahu adatnya mereka, saya tanyalah pada guide sebelum berangkat:
"Tempatnya jauh, Pak?" saya mendekat.