Konstanz atau Constance. Kota yang satu jam dari rumah saya ini memang khas. Mengapa? Karena memiliki keindahan alam berupa Bodensee, danau yang biasa disebut dunia sebagai danau Konstanz. Konon, James Bond pernah shooting di sana. Seru, kann? Ohhh ... Ingat cerita saya tentang Süßenmuhle? Itu tempat khusus FKK, telanjang. Ada di daerah Sipplingen. Di sana juga ....
Nah, danau tidak hanya indah dan bersejarah tapi juga jadi danau terbesar di Jerman. Nggak berani nyebur. Baru nyoba di kaki, sudah lari. Lah iya. Pada musim panas sekalipun, danau tetap saja dengennnnn. Herannya, kok adaaaa ya yang nyilem, tauchen atau menyelam? Kalau saya pilih jalan-jalan di sekitarnya, duduk di restaurant sambil memandang danau, menggelengkan kepala pada para pelayar atau merebah di tikar di depannya...Bagaimana dengan Kompasianer? Silakan ke sana dan jangan lupa bawa buku „Exploring Germany“.
OK. Kini saya ajak Anda berkunjung ke Überlingen. Masih sekitar Bodensee juga. Di sana, ada sebuah gereja tua Munster St. Nikolaus yang memiliki menara tempat wisatawan boleh naik sampai pukul 16.45 setiap Minggu. Karena pukul 17.00 bunyi lonceng kencang sekali ....
***
Hari ibu, 8 Mei 2016. Aduh, ngapain ya? Kalau di rumah saja, kok kurang spesial. Mana matahari nongol lagi. Kami pun milih jalan-jalan ke Überlingen. Ya, melihat pemandangan danau, ketemu lalu lalang orang di Promenade, pinggiran danau yang dihiasi beraneka ragam bunga. Kaki kami berhenti mendengar suara musik yang mengalun dan gerakan orang berdansa. Aha, sebuah tempat kur rehabilitasi dan kesehatan sedang mengadakan pesta. Umuran tamunya tak lagi muda tapi dari gerakannya, saya bisa rasakan gairah hidup yang luar biasa! Terpaku.
Musik berhenti, orang-orang itu kembali duduk di teras bangunan. Kami lanjutkan perjalanan menuju kedai es krim. Oiii ... asyik kalau makan es krim mumpung udara lagi panas. Segeralah kami masuk dan duduk. Kedai begitu penuh dengan orang yang haus es krim. Srrrrrt. Es krim coklat untuk anak-anak, es krim mangga untuk suami dan saya, es kopi untuk tante dan om.
Anak-anak sudah merengek mau ke taman bermain. Ya, sudahlah ... dituruti. Kamipun duduk dan anak-anak berhamburan di taman. Di sana, sudah ada beberapa lansia yang bermain mirip gundu, cuma bolanya sebesar bola tenis dan berbahan besi. Apa ya namanya? Dikasih tahu tante kok lupaaaa ...
Wisata ke Menara Gereja
Di bangku taman, kami menatap pemandangan pusat kota. Eh, ada menara gereja. Kok, ada orang-orang di sana? Aha! Kata suami, hari itu menara dibuka untuk umum. Wisatawan boleh naik ke sana. Karena anak-anak dan para pria nggak mau ... tante dan saya berangkat sendiri. Janjian ketemuan di bawah setengah jam lagi. Iya, kan ditutup pukul 17.00.
Yahhhh ... Kaki-kaki perempuan tak secepat lelaki. Bukan karena perempuan dari tulang rusuk pria tapi karena jalan menuju gereja banyak butik dan toko yang menarik. Ahhhh, perempuannnn... tukang belanja. Tapi kami ingat, waktu kami tak banyak. Naik ke menara, ya ... itu tujuannya. Belanja bisa kapan-kapan.
Sampai di depan restoran Krone dengan dinding warna kuning yang jreng, kami belok kanan, menaiki tangga dan bertemu Der Ölberg. Itu pavilion kecil beratap, terbuat dari batu yang dihiasi patung Yesus di tengah-tengahnya. Sudah berdiri sejak tahun 1400 an. Kuno sekali. Menarik. Di seberangnya, ada taman bunga. Cantik.