Semua peserta/guru dapat buku dari penerbit Jerman
Duduk paling depan biar kelihatan ...
Snack untuk para guru
Sabtu, ada undangan Kartinian. Walaaaaahhh ... Sayang nggak bisa ikut karena sudah sebulan yang lalu daftar seminar "Consolidating knowledge before taking the leap – New Take it Easy coursebook at A2 extra level". Undangan saya dapat dari penerbit Cornelsen pusat di Berlin.
Yak. Berangkat pakai kereta ke sana. Karlsruhe. Abis ujan-ujan dan dingin di musim semi, sampai di hotel. Di ruang seminar, ketemu lagi sama Herr Terjung, manager penerbit Cornelsen dari Stuttgart. Intinya, kabar-kabari buku bahasa Inggris level A2. Lahhh meskipun kami sedang menyelesaikan level A.1.1 lalu akhir tahun ini nerusin ke A1.2, saya pikir harus ikut lah yaaa untuk persiapan. Paling nggak 1-2 tahun lagi baru sampai. Namanya sedia payung sebelum dikepruk ... Hahaha ...
Sebenarnya, setelah undangan saya terima bulan lalu, penerbit sudah mengirim buku A2 terlebih dahulu. Welehhh ... saya pengajarnya saja bingung apalagi nanti murid-murid saya? Kasihan, ah. Seperti ada jurang kecil antara A1.2 dan A.2 ini. Contohnya begini, kalau A1.1 dan A1.2 dilengkapi dengan bahasa Jerman sebagai keterangan dan gambaran tentang suasana, di A2 hanya bahasa Inggris. Iya, semuaaaa. Pusing nggak? Andai dari awal sudah semua hanya berbahasa Inggris, barangkali sudah biasa.
Apalagi di buku A2, pada halaman pertama, conversation-nya satu halaman penuh sementara pada buku A1.1 dan buku 1.2 selalu pendek, separoh halaman lah. Apa nggak kaget tuh unit 1 udah ada gertakan seperti itu. Heeeee .... Untungnya, di workshop itulah, kami dijelaskan metode, tujuan dan tetek bengek tentang buku A2. Saya tetep ... geleng kepala, bukan dari tripping.
Oh, ya. Beberapa peserta juga berbagi tentang pengalaman menggunakan buku pelajaran bahasa Inggris A1.1 dan A1.2 yang dilengkapi kamus vocabulary dan pronunciation serta CD dan DVD. Dibandingkan dengan buku dengan level yang sama dari penerbit lain, Cornelsen ada keunggulan (ehhh, promosiii).
Penerbit Jerman Bagi-Bagi Buku dan Ilmu
Sayang tandanya cinta. Selain memberi buku, berbagi aura positif dan memacu kemajuan para guru dengan memberikan training, workshop dan sejenisnya secara gratisan, saya kira sangat bagus sekali dilanjutkan. Pertemuan kan tidak hanya menambah ilmu, tapi juga pertemanan karena kami datang dari kota-kota yang berbeda di Jerman.
Hey ... Sang pemberi materi menghampiri saya pada awal dan akhir acara. Saya pikir dia lupa saya, ternyata nggak. Haha. Betul, pak, kita pernah ketemu di Stuttgart. Si bapak heran, saya jauh-jauh mauuu juga datang. Saya bilang, orang kalau cari ilmu lah mbok mau ke Amerika, pasti nggak nolak. Iya nggak? Siapa yang nggak mau ke Amerika coba? Kalau ke Ameriki ya tiap hari ...
Si bapak yang langsing itu meminta saya mencatat nama dan alamat tapi nggak minta tanda tangan lhooo. Mengapa? Biar lain kali kalau ketemuan, ia ingat dan menyebut nama saya. Lebih personal. Cieee, bapak. Hmmm ... Setelah Stuttgart dan Karlsruhe, kota mana lagi yaaaaa? Exploring Germany!
Beberapa peserta dari sekitar Karlsruhe juga tanya, mau-maunya saya jauh-jauh datang. Tiga jammmm naik kereta, people. Saya bilang enteng, saya orang kampung, pengen liat kota. Hasilnya? Karena masih dua jam acara dimulai, saya jalan-jalan sampai 6000 langkah. Waduuuhhh, 5 km-an itu yak? Mayan. Bisa liat sesuatu yang baru, menarik, yang di kampung kami nggak ada hahah ... Eh, ada Flamingo oranye di kebun binatang juga. Sayang, jalan-jalan kurang asyik karena hujan, basah dan ... dengennnn! Tangan seperti diiris pisau.