Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Lahirkan Bayi di Jerman? Pajang Burung Kuntul dan Jemuran!

Diperbarui: 1 November 2015   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Jawa kalau ada orang melahirkan ada yang memasak bubur abang putih (coklat dan putih) atau tumpengan (nasi putih atau nasi kuning) atau bancakan (membagi kardus berisi makanan) atau pengajian. Itu sebagai pertanda selametan atau mensyukuri nikmat bahwa ... ibu dan bayi lahir dengan selamat. Sebuah prestasi dan kebahagiaan yang tiada tara. Alhamdulillahhhh ....

Bagaimana dengan di Jerman? Ternyata tidak hanya orang Jawa saja yang menandai kelahiran bayi dengan sesuatu yang istimewa. Di daerah kami tinggal di negara bagian Baden-Württemberg, sudah tidak asing lagi terlihat orang memajang burung kuntul yang menggigit kantong (biasanya berisi bayi) dan jemuran baju bayi (dari ujung rambut ke ujung kaki) di depan rumah mereka. Tradisi leluhur unik yang dipegang hingga kini. Lestari dan indah.

 

Nah, kalau bayinya perempuan ya, baju perempuan dengan warna yang identik dengan perempuan. Merah dan merah muda adalah warna dominan yang dipilih. Biru dan hijau banyak dipilih untuk melambangkan, “Hai, bayi kami, laki-laki!“ Kalau kembar laki perempuan, mungkin bisa dua-duanya ....

Beberapa orang menyebutkan siapa nama bayi dan tanggal kelahirannya, sebagian lagi enggan memasangnya. Psssttt ... rahasia! Mau tahu ajaaaahhh.

Oh ya, yang menarik dari kisah burung kuntul putih sebagai pajangan itu adalah ... konon, banyak orang yang sudah punya anak bahkan banyak, enggan bertemu dengannya. Mereka percaya, burung (asli, yang masih hidup) itu menularkan kehamilan alias bakalan punya anak lagi. “Haaah ... ada burung kuntul putih, kabuuuurr. No more babies!“

Di daerah kami, Blackforest, ada dua jenis burung kuntul yang sering berkeliaran di ladang-ladang atau tanah lapang. Yang satu berwarna putih... yang satu berwarna abu-abu. Yang warna abu-abu bukan sebagai lambang kelahiran bayi atau peruntungan bayi tadi karena mereka, suka makan tikus dan ikan.

Kompasianer yang perempuan, sudah pernah ketemu yang mana? (G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline