Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

UEFA WE 2013: Jerman vs Belanda, 0-0

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1373582116905207811

Pertandingan piala EUFA Women’s Euro 2013 yang menampilkan negara-negara Eropa dengan tim andalan sepak bola perempuannya, terbilang seru.

Malam ini, pukul 22.40 waktu Jerman, timnas Jerman belum bisa mengungguli tetangganya, Belanda. Permainan berakhir dengan skor 0-0.

***

[caption id="attachment_274383" align="aligncenter" width="528" caption="Semoga Jerman pulang bawa piala UEFA Women"][/caption]

EUFA Women’s Euro 2013

Tadi pagi saat mengantar anak-anak ke sekolah, radio mulai menggembar-gemborkan semangat mendukung timnas Jerman yang akan bertanding kamis malam. Ada sebuah sindiran bahwa masyarakat suka menyaksikan pertandingan sepak bola perempuan karena bentuk kaki yang indah.

Ternyata setelah saya melihat kira-kira 40 menit terakhir pertandingan, tidak saya temukan anggapan tersebut. Yang namanya atlet sepak bola, tubuhnya tetap perempuan tetapi aura kemaskulinan tetap ada disana. Kaki mereka terbalut tebal oleh pelindung dan kaos kaki. Tidak ada kesan seksi. Ini olah raga sehat yang mulai dicoba kaum wanita.

Piala EUFA sepak bola wanita Eropa ini menurut rencana akan berlangsung mulai 11 Juli-28 Juli nanti. Pembukaannya sendiri berlangsung kemarin, 10 Juli 2013 di negeri Swedia.

Pertandingan kesebelas yang diikuti dua belas timnas negara EU itu adalah Swedia, Italia, Denmark, Finlandia (grup A). Jerman, Norwegia, Belanda, Islandia (grup B) dan grup C; Perancis, Inggris, Rusia, Spanyol. Semuanya digelar didalam 7 stadion Swedia (kapasitas 7.500-50.000 penonton).

Jerman maksimal tapi kurang bagus

Tim sepakbola wanita Jerman mendapat jatah melawan Belanda, di grup B piala UEFA 2013. Tim yang terbilang solid dan favorit seperti masa-masa sebelumnya, menurunkan pemain utama: Angerer – Maier, Krahn, Bartusiak, Cramer – Keßler, Goeßling – Lotzen, Marozsan, Mittag – Okoyino da Mbabi dan trainer, S. Neid. Sementara lawannya, Belanda, menurunkan: Geurts – Bito, Koster, van den Heiligenberg, van Dongen – Hoogendijk, van de Ven – Melis, Spitse, Martens – van de Donk dengan bimbingan pelatih, Reijners.

Saya memang hanya memulai menontonnya pada pukul 21.52 saat makan. Pertandingan awalnya tidak sempat saya tonton. Padahal game diawali sejak pukul 20.15! Ketinggalan sepur.

Namun dari situ, saya bisa mengira-ira bahwa gambaran timnas Jerman (perempuan) hampir mirip dengan timnas Jerman (laki-laki) yang sering saya tonton bersama suami, di layar kaca. Mereka ini bermain bersih dan tidak se-robus (sekuat, seganas, seoffensif) tim Belanda. Jerman lebih anteng.

Mulai dari main sikut, main jegal ternyata juga bisa saya lihat pada pertandingan kedua tim (perempuan) itu. Dan biasanya ini disengaja oleh tim Belanda sedangkan tim Jerman lebih pada kecelakaan alias tidak disengaja (saat ada yang jatuh dan seterusnya). Ini saya taksir dari klip pertandingan ulang yang diperlambat gerakannya. Meski tak urung, dalam sebuah shot, terlihat seorang pemain Jerman berbandana kuning, memegang tangan pemain berkaos oranye bernomor 7!

Entahlah, kalau mata saya yang kurang awas. Nyatanya, Jerman mengantongi 3 kartu kuning, Belanda hanya 1. Duh, piye?!

Lihatlah ketika Nadine Kessler mendapat kartu kuning dan harus diganti pemain baru Simone Laudehr. Pergantian pemain tim Jerman yang pertama ini sempat mengendalikan suasana (hanya) sesaat.

Tim oranye memang tampil kuat dan terorganisir lewat kapten kesebalasannya, Daphne Koster. Kapten itu merasa yakin timnya sudah matang untuk meraih tujuan utama, tim terbaik se-EU. Ini bisa ditilik dari pengalaman pertandingan tahun 2012 melawan Perancis dengan 1-1 walaupun harus menyerah melawan Amerika 1-3. Dalam EUFA, dua pemainnya Mandy dan Marlous sempat melakukan kesalahan, ini diyakini Daphne tetap sebagai cambuk, satu kesatuan untuk terus maju.

Yup. Tim Belanda semakin terasa pamornya itu, tetap tak bisa dibendung Jerman hingga pergantian pemain Melanie untuk Lena. Oh. Pelatih Jerman tertangkap kamera. Wanita blonde itu terlihat frustasi. Silvia merasa anak buahnya tidak menjalankan amanatnya.

Saat pertandingan ditutup 0-0, kedua tim berkeliling lapangan, bertepuk tangan dan melambaikan tangan kepada para penonton. Semangat! Beberapa pemain Jerman dan trainer timnas Jerman sendiri saat diwawancarai mengatakan bahwa meski tidak berhasil mengalahkan Belanda, toh mereka bermain bagus. Beberapa kesalahan sempat terjadi (misalnya pada menit-menit awal salah seorang pemainnya mendapat kartu kuning) dan kurang kuatnya penyerangan Jerman pada gawang Belanda (beberapa kali tendangan bebas, atau kesempatan untuk menendang bola agar bisa gol, tidak berhasil). Permainan waktu itu terlihat lebih banyak Jerman menyerang Belanda tapi tetap saja tak bisa. Sempat suatu kali halaman tim Jerman kosong, tendangan Belanda tak berhasil memasuki gawang Jerman lantaran penjaga gawangnya sigap menangkis. Sip!

***

Harapan tim Jerman bahwa pada pertandingan berikutnya bermain lebih bagus, misalnya saat melawan Islandia tanggal 14 Juli nanti. Islandia menyamakan kedudukan 1-1 dengan Norwegia, lewat kaos nomor 9-Margret. Semoga terwujud. Jerman sebagai juara bertahan ingin tetap membawa pulang piala tahun ini. Salam bal-balan. (G76)

Sumber

1.Menonton pertandingan dari ZDF, 12 Juli 2013.

2.Pertandingan Jerman lawan Belanda

3.Piala EUFA Women’s Euro 2013

4.Jerman mengawali EUFA Women’s Euro dengan nilai kosong




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline