Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Hari Ibu Diwarnai Jalan kaki, Bunga, Coklat, Kartu dan Minum Kopi

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13369230281504151582

[caption id="attachment_188023" align="aligncenter" width="414" caption="Kasih ibu sepanjang masa(dok.pribadi,shot dari iklan toko bunga)"][/caption]

Indonesia mempunyai hari ibu setiap tanggal 22 Desember. Sementara Jerman sendiri merayakan lebih awal yakni 13 Mei alias hari ini. Lahh … masih ingat suasana hari ibu tahun lalu di tempat kompasianer? Bagaimana pula warna-warni gambaran perayaannya di negeri Jerman?

Pra hari ibu, keluarga masuk hutan

Hari Sabtu, 12 Mei 2012 tepat pukul 10.00, warga Tuttlingen dan sekitarnya berbondong-bondong untuk menyongsong hari ibu bersama-sama. Puluhan orang mulai berkumpul di treffpunkt, Freibad di Badstraße 4 Tuttlingen.

Tak ada ibu-ibu yang menjadi peserta karena memang panitia menugaskan para ayah dan anak-anak yang mengikutinya untuk jalan-jalan ke hutan demi membuat Muttertagsgeschenk (red: hadiah kejutan dari bahan alami di hutan untuk para ibu di rumah yang akan diserahkan keesokan harinya, hari ibu, 13 mei 2012). Aku si Chayenni, ia begitu bahagia dan antusias membuat dekorasi penuh cinta bersama anak-anak lainnya (usia 2-12 tahun). Duh, nakkk … du bist immer zufrieden, selalu enjoy.

Acara ini setidaknya memberikan hari tenang bagi ibu-ibu dari keluarga yang ikut meski hanya 3 jam pada hari Sabtu kemarin. Mayan ….

[caption id="attachment_188024" align="aligncenter" width="461" caption="Instruksi Frau Martin membuat Muttertagsgeschenk di hutan"]

13369231141681822118

[/caption]

Acara dipandu sarjana kehutanan ibu Daniela Martin. Iuran bagi ayah dan satu anak ditarik 15 euro, anak selanjutnya dikenai 3 euro dan seterusnya. Tujuan lain selain membuat hadiah untuk ibu adalah menyusuri rahasia jagad hutan ; merasakan, mencium dan melihat dengan mata kepala sendiri kehidupan hutan dan penghuninya tanpa seorang ibu ! Wah, repotkah ???

Para bapak dan anak bermain dan kreatif didalam hutan, misalnya membuat kapal bajak laut dari pohon kayu dan ranting. Kemudian disela istirahat menikmati Vesper (red: bekal dari rumah berupa roti dan keju atau sosis) dihamparan sofa hutan yang juga dibuat bersama-sama dari bahan di hutan dengan tangan kosong.

Selain Vesper, peserta membawa Sitzunterlage (red: bantalan atau alas duduk), festes Schuhwerk (red: sepatu yang kuat) dan Wetterfeste Kleidung (red: pakaian anti hujan atau melindungi dari sinar matahari yang terik).

Yup. Begitulah cara rakyat Tuttlingen dan sekitarnya memeriahkan acara yang hanya setahun sekali (bagi keluarga kami, dua kali karena saya orang Indonesia jadi anak-anak merayakan juga tanggal 22 Desember … hehehe).

Bunga

Selain acara tersebut, rangkaian bunga dan coklat biasa ditaburkan pada hari ini untuk para ibu. Harga rangkaian bunga dipatok dari 1,99 euro (8 batang bunga gladiol/mawar/crysant dan lainnya) atau 2,49 Euro-harga promo (7 tangkai mawar) atau puluhan euro (untuk boquet yang lebih besar dan warna-warni). Selain bisa dibeli langsung diberbagai swalayan dan filialnya, on line service, juga di POM bensin 24 jam.

Wah wah … toko swalayan satu-satunya dikampung kami menghadiahi setiap ibu-ibu yang belanja, setangkai mawar oranye.

Untunglah anak-anak ikut kegiatan Waldspaß hingga kreatif membuat bunga sendiri dari bahan natural di hutan yang luas; ranting pohon, lumut pohon, kerak kayu dan Waldmeister.

[caption id="attachment_188027" align="aligncenter" width="424" caption="Kado hari ibu dari ketiga anak kami hari ini"]

1336923883254625571

[/caption] Kartu

Belum lagi kebiasaan sekolah (mulai TK-Gymnasium) yang membuat program prakarya berupa kartu dan merchandise dengan para siswa. Ini propaganda hari ibu, satu-satu aku sayang ibu … hehehe

Kartu biasa disematkan anak-anak Jerman menyertai hadiah yang diberikan pada ibunda.

„Jeder Tag ohne Dich ist eine verlorener Tag“ (red: setiap hari tanpa ibu adalah hari yang menyedihkan)„Ein Kind ohne Mutter ist eine Blume ohne Regen“ (red: anak tanpa ibu seperti bunga tanpa hujan), „Gott konnte nicht überall zur gleichen Zeit sein, und deswegen erschuf er die Mütter.“ (red: Tuhan mengutus seorang ibu ke dunia untuk mewakili-Nya) dan masih banyak lagi lainnya, adalah kalimat yang biasa dituliskan dalam kartu ucapan hari ibu, merchandise dan lain-lain. Melow banget, yah? Hiks.

Coklat

Penganan manis ini memang selalu menyertai segala macam perayaan atau festival di Jerman. Untuk hari ibu, beberapa swalayan memang mendesain khusus coklat jualannya seunik, semenarik dan se-pas mungkin dengan tema hari ibu.

Toko di kampung kami telah mempersiapkan beragam hadiah (bunga, coklat, deko, buku, dan lainnya) untuk perayaan hari ibu di sebuah meja besar tepat di depan pintu utama. Sabtu siang sebelum jam 13.00, sudah tak terlihat lagi meja dan isi yang menghiasinya, hanya tersisa sedikit di rak bagian dalam. Maklum, hari ibu jatuh pada hari minggu (dimana semua toko dan swalayan tutup kecuali toko ber-SPBU 24 jam).

Kaffe trinken

Minum kopi/teh/Kaba alias susu coklat ditemani kue atau roti merupakan tradisi turun temurun rakyat Jerman. Apalagi jika ada hari khusus, Muttertag ini. Biasanya di kampung kami, disambung dengan acara jalan-jalan.

Kebiasaan ini juga bisa dilihat hari ini, dimana para remaja/anak yang kos di luar kota karena bekerja/kuliah/menikah kebetulan lagi pulang seminggu sekali untuk menaruh cucian kotor, menjenguk orang tua dan nge-tank duit. Sembari berkumpul, curhat dan duduk-duduk di sore hari menyeruput kopi atau teh hangat, aih nikmatnya.

Tapi karena malas membuat kue, saya bakar di oven saja Haselnus und Brombeeren Strudel beku. Tiga puluh menit siap saji. Setelah itu jalan-jalan mengitari kampung dan hutan dengan menuntun kuda poni pinjaman yang ditunggangi anak-anak secara bergantian. Seruuu ….

[caption id="attachment_188026" align="aligncenter" width="412" caption="Jalan sehat hari ibu, bersama ketiga anak kami "]

13369233401070225333

[/caption]

***

Selama 30 tahun di Indonesia, tak pernah saya lihat suasana semarak hari ibu di bulan September seperti bulan Mei disini. Waktu itu saya hanya memaknai hari ibu dengan membiasakan untuk patuh perintah ibu, membahagiakan hati dengan membuatnya bangga dan membantu pekerjaan rumah semaksimal mungkin.

Biasanya peringatan di tanah air juga diwarnai upacara/lomba atau slogan di media massa, peringatan di tiap keluarga greng-nya serasa lain. Sedangkan di Jerman hampir setiap keluarga yang saya kenal para ibu itu ditaburi bunga, coklat, kartu dan minum kopi bersama keluarga tercinta disambung jalan-jalan. Duhhh, keanekaragaman budaya yang indah ….

Meskipun demikian, saya yakin hari ibu di negara manapun hakekatnya adalah sama, mengingatkan betapa seorang ibu itu anugerah terindah dan patut diperingati dalam sebuah hari, hari ibu. Seorang wanita yang mengandung, melahirkan, menyusui, membesarkan, mendidik dan membimbing anak-anaknya hingga bisa mandiri. Bahasa cinta universal para ibu itulah pasti yang ingin dicekokkan pada tiap negara dari kutub utara hingga kutub selatan secara turun temurun.

Selamat hari ibu, bagi yang merayakan. (G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline