Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

"All You Can Eat"

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1328530800535402017

Konsep restoran “All you can eat” saya amati amat marak mewarnai persaingan bisnis makanan Asia di Jerman. Membandingkan antara makanan Asia dan Jerman yang tentu saja memiliki perbedaan mencolok antara seni dan tradisi memasak, gizi dan takarannya, masih ada sebuah harapan bahwa makanan Asia mampu bercokol di dunia barat hingga beberapa kurun waktu mendatang. Tentu saja ini berada ditengah zona perang dunia kapitalis dengan makanan fastfood semacam Bur… Ki… atau MC Do..l yang tak hanya membanjiri Indonesia tapi juga negeri yang juga amat peduli akan kesehatan, Jerman.

Dengan mengambil gaya dan strategi dari negeri asal, bisnis resto Asia yang unik memiliki daya tarik tersendiri di negeri sosis ini (khususnya pecinta kuliner Asia/Indonesia). Come and please kindly taste the different food … meine Damen und Herren.

[caption id="attachment_168821" align="aligncenter" width="504" caption="Gaya dan strategi unik"][/caption]

Restoran Bali (Iserlohn cs)

[caption id="attachment_168819" align="aligncenter" width="498" caption="Restoran Bali, Iserlohn, Jerman"]

1328530723846846723

[/caption]

Mobil kami parkir dengan rapi di pinggir jalan itu. Sebuah tulisan terbaca, „Bali, Thailändisch-Indonesisches Restaurant“ (red: Bali juga Indonesia loh, Sir).Restauran yang tak hanya menghidangkan masakan Indonesia tetapi juga Thailand itu memang terkenal menawarkan buffet makanan dengan harga @ 13,95€, sedangkan anak-anak sampai umur 8 tahun hanya dikenai setengahnya 7,50€.

[caption id="attachment_168827" align="aligncenter" width="254" caption="Pilih ini ..."]

1328532063521972929

[/caption]

[caption id="attachment_168826" align="aligncenter" width="260" caption="atau yang ini ..."]

13285319771738718708

[/caption]

Buffet?? Setiap hari (kecuali hari senin alias Ruhetag) tamu dipersilahkan makan sepuasnya mulai dari pukul 17.30. Kebetulan kami datang tepat hari minggu, mereka sudah menggelar makanan sejak pukul 12.30-15.00. Nyam … nyam … nyam …

Restauran yang berada di Grüner Weg 6, Iserlohn, Jerman ini konon milik Handoko Soenjoto. Sayang saya tidak mengobrol dengannya, jadi tidak tahu apakah bisnis makanan Indonesia ini menguntungkan atau kembang kempis. Yang jelas, makanan mereka mak nyusss ….

[caption id="attachment_168822" align="alignleft" width="341" caption="Keramahtamahan sebenar-benarnya ..."]

132853094185415825

[/caption] Salah seorang teman kami dalam rombongan telah beberapa kali mengunjungi resto ini. Ketika sedang berbincang-bincang dengannya, sang koki tiba-tiba begitu ramah mendatanginya dan menanyakan apakah ia perlu memasak makanan yang tidak ada dalam display. Keramahtamahan tanah air sebenar-benarnya dari restoran Indonesia di Jerman yang selalu saya rindukan. Wow, anywaybuffet, masih menerima pesanan tho, Mas? Tiga jam sudah saya hilir mudik mencicipi makanan pembuka sampai pencuci mulut. Sayang sekali perut saya sudah gembul bul …

Yang paling menarik adalah, wara wiri pengunjung dari resto ini tak melulu orang Indonesia yang kangen dengan masakan khas tanah air, beberapa dari mereka yang juga sama-sama makan saat itu adalah orang Thailand, Indonesia, China, India bahkan orang Eropa!!!

Restoran Bali di Iserlohn ini bukan satu-satunya restoran Indonesia di Jerman yang mengambil konsep “All you can eat“ … namun setidaknya memberi kami gambaran betapa kekayaan kuliner Indonesia memang patut digelar di negeri asing. Why not? It’s really amazing …

[caption id="attachment_168825" align="alignright" width="177" caption="Top morkotob, bintang 4,5!"]

1328531227997286240

[/caption]

Dinilai dari nilai nominal yang hanya 13,95 €, makan sepuasnya ini merupakan tawaran sensasional! Perlu diketahui bahwa bahan makanan Indonesia tergolong mahal jika didapatkan di Jerman atau Belanda (melalui on line shopping), belum lagi masaknya yang ribet dan butuh keahlian meramu cita rasa hebatnya. Istilahnya di resto Bali tinggal SMP, Selesai Makan Pulang, tak perlu bersih-bersih dapur untuk mendapatkan makanan sebanyak-banyaknya dan selezat-lezatnya … halahhh maunya …

Arggggggggggh makanan asli Indonesia yang mendapat Bewertung (bintang 4,5 di www.goyellow.de) itu benar-benar membuat saya hari itu terbang ke tanah air. Rasa satenya misalnya, asli nan paten, seperti masakan ibu di rumah atau tukang sate  langganan yang biasa lewat di depan rumah dahulu. Ugh ... gado-gadonya juga, lekker!

Restoran Cina (Spaichingen-Trossingen-Tuttlingen-Villingen)

Dari segala macam Buffet "all you can eat"  yang ditawarkan, biasanya masakan Cina amat terkenal dengan Bebek Pekingnya. Entah ramuan apa yang membuat masakan itu membuat lidah para bule dan orang Asia sendiri ngiler. Ces … ces … ces…

Sayangnya bisnis restoran Cina di Jerman banyak diwarnai kasus Schwarzarbeit. Para pekerja yang mengabdi di dapur resto, beberapa diantaranya adalah selundupan dari negeri asal. Kadang personilnya tak disertai surat-surat yang lengkap seperti paspor, ijin tinggal atau surat lain yang dibutuhkan untuk bekerja di tanah negeri pimpinan tante Angela Merkel ini. Bahkan dalam sebuah chanel TV, saya melihat sidak dapur sebuah resto China. Hasilnya, banyak makanan yang memang tidak layak konsumsi atau kondisi dapur yang tak hygienist (standar Jerman). Dan tentunya uji kelayakan restauran ini juga berlaku bagi resto local rakyat Jerman sendiri atau pizzeria Italia, misalnya.

Satu strategi jitu yang dimiliki sebuah restoran Cina di Trossingen adalah menawarkan paket ulang tahun. Dimana setiap orang berulang tahun dan mengundang kawan-kawannya untuk makan bersama disana (kira-kira 10-15 orang), mendapatkan satu tiket makan gratis sebagai hadiah ultah bagi Geburstagskind (red: yang merayakan ultah). Sebuah areal parkir yang lumayan luaspun menjadi salah satu konsekuensi pihak resto.

Seperti halnya restoran Indonesia di Iserlohn, restoran Cina biasa dikunjungi tak hanya oleh bangsanya sendiri, tetapi juga masyarakat Eropa. Dari beberapa orang Jerman yang saya tanya soal pengalaman mereka memasuki resto Cina, mereka mengaku sangat puas. „Gut und gunstig“ alias bagus dan harga terjangkau, tambah mereka. Tak disentil sedikitpun soal keramahtamahan pihak restoran. Hmmm …

Lanjut mereka, rekomendasi untuk mengunjungi resto Cina ini berlaku jika sedang memperingati acara khusus seperti ulang tahun, selamatan kelulusan atau semacamnya. Alasannya adalah karena sangatlah nyaman ketika melahap deretan makanan dengan santai bersama orang terdekat. Dalam keseharian mereka lebih memilih Vesper (red: roti dengan keju atau irisan salami/daging dan sosis).

Begitulah gambaran konsep „All you can eat“ restoran Indonesia dan Cina di rantau, demi menarik minat masyarakat Jerman (dan pastinya Asia) untuk berbondong-bondong mencicipi sajian yang ada, tak perlu terbang jauh dan mahal untuk mencobanya. Sekarang pinjam entong (red: sendok) nasi dahulu, memijat perut yang kekenyangan …

P.s: Selain tempat makan ini dan jalan-jalan (batu Pater und Nonne, menara Danzturm, bangunan tua dan pemandangan alam yang indah), Iserlohn juga memiliki industri peralatan catering berbahan dasar stainless steel dengan kualitas prima.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline