Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Kampanye Membaca Keras Sedunia

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14256371732056011205

Belum lama rasanya gabung Goodreads Indonesia. Baru tahun kemarin. Web yang banyakmewadahi penulis dan pembaca, kutu buku dan simpatisan dunia literasi itu memang menarik.

Di jejaring sosial khusus katalogisasi buku ini, saya bisa memindahkan review beberapa buku yang saya tulis di Kompasiana, misalnya buku milik Kompasianer Aridha Prasetya “Perempuan (Tak) Boleh Rapuh.“ Ya, di sana memang tempat warganya merekomendasi buku yang sudah dibaca. Termasuk ada fitur pertemanan, grup dan diskusi.

Saya bisa saja mengatur akun dengan folder; buku yang sedang dibaca, buku yang sudah dibaca, buku yang sudah punya tapi belum dibaca, buku yang ingin dibaca dan seterusnya. Seru juga mengamati beragam buku di dunia ini dalam daftar goodreads. Dengan hanya melihat sampulnya, saya bisa klik “I want to read this!“

Seru ya? Tak mudah memang bagi waktu; dunia nyata sama anak-anak, pekerjaan rumah tangga, suami ... ngeblog, nulis naskah buku, hobi ini itu, ketemu teman dan membaca buku ... keritiiiiing deh tangan dan kepala ini. Tapi dijalani saja, asyik kok ... ngeri-ngeri sedap. Kalau hidup lempeeeeng saja boring dan garing, kali yaaaa. Xixixi.

Nah, sejak 2014 lalu, ada beberapa email yang masuk di inbox. Salah satunya mengabarkan tentang gawe Goodreads Indonesia yang ikutan kampanye “World Read Aloud Day.“ Gagasan LitWorld ini kasih semangat orang buat baca biar tahu baca itu seru! Organisasi literasi dunia itu pengen kalau orang Indonesia juga menurunkan hobi baca pada anak-anak dan orang terdekat. Kalau di Jerman daerah tempat kami mukim sudah kali yaaaa ... di Indonesia pasti juga sudah mau akan .... Bertebaran banyak perpustakaan mandiri, perpustakaan pribadi, perpustakaan sekolah, perpusda, perpusnas, kumpulan pembaca buku, kopdar, seminar literasi, bedah buku, launching ... kurang apa coba? Toko buku saja masih banyaaaak berdiri.

Hari Membaca keras sedunia ini diselenggarakan pada hari rabu pertama bulan Maret alias 4 Maret 2015. Yaaa ... selain merayakan Worl Read Aloud Day pada tanggal itu, untuk menyambut hari tersebut, ada beberapa acara yang dirancang Good reads Indonesia, lho:

1. Pembacaan dongeng The Hut in The Forest (Grimm's Brother) dan Dumbo (RH Disney) pada tanggal 28 Februari 2015, mulai pukul 07:00, di Radio RPK 96.3 FM, Jakarta.

2. Marathon Baca di arena Car Free Day (depan Gedung UOB, Jl. Batu Raja, Jakarta) pada tanggal 1 Maret 2015 mulai pukul 07:00. Eh, namanya maraton, seperti lari-lari? Marathon baca ini yang berpartisipasi harus membacakan buku dongeng anak (dibawa dari rumah) kepada siapa saja yang ditemui di arena Car Free Day. Lalu dishare di Twitter@bacaituseru dengan hashtag #wrad dan #ReadAloud. Heboh, kaaaaan? Selamat dan sukses yaaaa ... Indonesia, bisa!

Cuman karena tinggal di Jerman, gak bisa ikut live di Jakarta. Ada yang hadir dan bisa reportase di sini?


Pada kegiatan yang sama 2 tahun yang lalu, 6 Maret 2013, Good reads Indonesia berhasil menyumbangkan buku-buku ke Papua. Semangat.




***

Membaca. Betul, saya dan anak-anak baca kerasnya tiap hari, tak hanya hari rabu, 4 Maret itu. Bagi kami sekeluarga, membacakan buku dongeng sebelum tidur untuk anak-anak itu gawean rutin sejak mereka sudah bisa duduk dan mendengar. Bahkan dari pihak sekolah, anak-anak memang ditugasi membaca yang harus dicatat betul dalam daftar dan diserahkan disekolah, kemudian presentasi di kelas untuk berikutnya bonus sesi tanya jawab. Bagus, kan? Menantang.

Oh ya. Selain merekatkan hubungan kami dengan anak-anak, mendidik mereka dengan bacaan bagus yang sarat hikmah, baca keras juga semakin melatih bahasa kami. Saya ini orang asing, anak-anak tumbuh dan terpengaruh oleh bahasa Indonesia juga. Bahasa Jerman itu suliiit. Cara penulisan dan pengucapannya susah dibanding Bahasa Indonesia. Ada ss, ß, ch, sch, ö, ü ... halaaaah. Semakin banyak baca, semakin tahu cara nulisnya, cara bacanya dan artinya. Lancar jaya.

So, baca-baca-baca.

Oh. Meski hanya setahun sekali, bagaimanapun, “World Read Aloud Day“ memang penting sebagai momentum bersama, sedunia. Banyak temannyaaaaa .... Read aloud, change the world.

OK. Selamat membaca dan membacakan buku untuk anak-anak tak hanya setahun sekali, kalau perlu setiap hari. Jangan kalah sama acara baca whatsapp atau status facebook saja sambil haha hihi. Salam literasi. (G76)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline