Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Saya Menulis Buku 38 Wanita Indonesia Bisa

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wanita, dalam bahasa Jawa dipanjangkan dengan wani nata. Berani menata. Pada perkembangannya, wanita tak hanya menata diri, rumah dan keluarga saja, melainkan juga menata ekonomi keluarga bahkan negara. Wanita-wanita itulah yang saya sebut WIB. Mengapa? Karena mereka berhasil dan bisa menunjukkan kelebihannya sesuai bakat dan minat di bidangnya (tak hanya memusingkan kekurangan sebagai manusia biasa). PLUS.

Siapakah mereka? Wanita Indonesia Bisa yang saya pilih itu ada 38 orang, bermukim di dalam dan luar negeri. Diantaranya; ibu saya, Anne Avantie, ibu Mardiyanto, bupati Bantul, Kompasianer of the year 2012 sampai mantan TKW yang akhirnya meraih impian; menikah dan menuntut ilmu di perguruan tinggi!

Wanita-wanita hebat itu saya rangkum dalam buku 38 WIB (Wanita Indonesia Bisa). Buku yang saya pasrahkan kepada kompasianer Thamrin Sonata dengan perusahaan penerbitannya, Peniti Media Jakarta. Momennya,Februari 2014. Terima kasih kepada para nara sumber, orang tua saya, suami (dan anak-anak), pemberi endorsement dan tentu saja pak Thamrin (dan Peniti Medianya). Semoga benar adanya bahwa “38 WIB“ bermanfaat, menginspirasi dan memotivasi (khususnya para wanita Indonesia). Kalau mau pasti bisa! Dapatkan bukunya, ya, segera ....

[caption id="attachment_323199" align="aligncenter" width="448" caption="Buku 38 WIB (Wanita Indonesia Bisa) telah terbit (dok.Thamrin Sonata)"][/caption]

***

Proses penerbitan buku 38 WIB

Naskah buku ini pernah saya masukkan ke sebuah penerbit mayor di Jakarta. Saya kirim langsung hard copy dari Jerman. Setelah satu bulan, terkirim sepucuk surat dari perusahan itu, yang memberitahukan bahwa naskah buku ini telah diterima dan perlu dipelajari apakah layak diterbitkan atau tidak.

Sekian tahun mengendap, akhirnya dikembalikan. Saya tak patah arang. Saya edit naskah ukuran A4 dengan jumlah 400-an halaman itu. Hingga pada akhir tahun 2013, setelah meluncurnya buku „36 Kompasianer Merajut Indonesia“ (buku kompilasi bersama bapak Jusuf Kalla, Faisal Basri dan kompasianer lain, termasuk saya) dan “27 Kompasianer Wanita Merawat Indonesia“, buku kumpulan tulisan kompasianer wanita termasuk saya (sudah terbit?), saya ditawari pak Thamrin Sonata. “Tertarik menerbitkan buku, mbak Gana? Pak Iskandar Zulkarnain sudah mencoba, lho ...“

Saya tertarik. Saya memang punya banyak naskah di file komputer, akhirnya saya pilih salah satu, yakni tentang 34 wanita. Karena sudah sekian tahun. Banyak up date dan tambahan profil. Jadilah 38 wanita dalam buku 38 WIB (Wanita Indonesia Bisa). Kebetulan orang tua saya dan suami siap mendukung. Now or never!

Rencananya, saya berharap bahwa buku itu terbit tepat pada ulang tahun saya, 1 Januari 2014. Maksud saya, ingin menandai bertambahnya usia dengan sesuatu yang unik. Menerbitkan buku. Tapi kalau manusia berkehendak Tuhanlah yang menentukan ....

Senang sekali bahwa saya berhasil mendapatkan endorsement dari orang-orang sebesar; mbak Christie Damayanti yang bersemangat (kompasianer of the year 2011, penulis, stroke survivor, arsitek), mbak Ellen Maringka yang cantik (kandidat kolumnis terbaik Kompasianival 2013, pemilik Medistar Health Center Manado, kompasianer penulis soal cinta cs), Faisal Basri (kompasianer, pengamat ekonomi dan politik, dosen UI), Pepih Nugraha (manager Kompasiana) dan tak ketinggalan, bapak saya (pendiri dan pemilik yayasan Swagotra Budaya Jawa Tengah).

Selain koreksi dari para nara sumber yang agak lama, ada kendala dengan kata pengantar. Pak Thamrin mengusulkan diisi pak Pepih Nugraha saja. Tetapi karena buku ini tentang wanita, saya ingin, sosok yang memberi sambutan juga seorang wanita. Saya pilih ibu Linda Amalia Sari Gumelar selaku menteri pemberdayaan wanita dan perlindungan anak RI. Apakah saya seperti pungguk merindu bulan? Rawe-rawe rantas, malang-malang putung, saya tidak akan menyerah kalau belum berusaha sampai titik darah penghabisan. Saya sabar menunggu. Sungguh gembira, lewat alamat email yang diberikan oleh mbak Deasy Maria, kompasianer dari Purwokerto (ID Kita Kompasiana), sayapun mengirim email kepada ibu Linda. OMG! Keinginan saya disambut baik oleh ibu Linda, direply lewat BB. Seperti petunjuk beliau, saya berkali-kali menghubungi kantor kementrian langsung dari Jakarta. SLI menyedot pulsa. Untung jasa telkom Jerman lebih murah dari Indonesia. Danke, Deutschland! Happy ending. Mbak Aida, staff di sekretariat, mengirim sebuah kata pengantar ibu Linda, lengkap dengan kop Garuda dan tanda tangan asli beliau. Bahkan ibu menteri menuliskan "Pertama-tama, saya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Sdri. Gaganawati Dyah Panca Harsanti Stegmann, di tengah-tengah kesibukannya sebagai ibu rumah dan tinggal di Jerman,  dapat menyusun buku 38 (WIB) Wanita Indonesia Bisa ..."

Ibu Linda benar-benar meluluskan permintaan saya, matur nuwun, ibu. Saya doakan ibu Linda tetap sehat dan bahagia dan terbalas apa kebaikan yang selama ini ibu lakukan. Saya tidak bisa membalas jasa baik ibu, selain mengirim satu buah buku 38 WIB dan tentu banyak berharap buku ini bukan hanya bermanfaat, menginspirasi dan memotivasi saya tetapi untuk semua (khususnya wanita dan anak-anak).

Kata pengantar sudah di tangan. Muncul masalah berikutnya, satu persatu, tiga tokoh mengundurkan diri. Ya, Allah Gustiiiii, cobaan tak henti-henti. Akhirnya saya berhasil menjawil tiga orang lainnya sebagai pengganti. Thanks to Kompasianer, Edrida Pulungan.

Begitulah. Tambal sulam membuat saya dan editor buku, pak Thamrin, pusing tujuh keliling. Seperti kalimat saya dalam postingan sebelumnya bahwa menulis buku (apalagi dicetak sendiri) tak hanya soal setor naskah dan transfer uang. Sejak akhir tahun 2013, komunikasi saya dengan pak Thamrin termasuk kategori lancar. Telpon, SMS, inbox di Kompasiana, email ... semua ditempuh. Apalah arti jarak Jerman-Indonesia? Meski perbedaan waktu 5-6 jam di antara dua benua menghadang. Akhirnya, gol, juga. Saya serahkan naskah bukunya, dengan transfer uang sekian juta ... Cetak! Alhamdulillah!

Asyiknya mendesain cover sendiri

Selain menulis, hobi saya fotografi. Dari awal, saya mengusulkan kepada pak Thamrin bahwa desain sampul dari saya. Akhirnya, saya pilih langit Jerman di  mana saya tinggal (yang ini  saya ambil dari balkon rumah) berwarna oranye sebagai latar belakang. Karena ini buku tentang wanita dan untuk memotivasi orang, saya pikir, ini cocok. Membara!

Sebagai tambahan, karena judulnya 38 WIB, di mana WIB di tanah air menunjukkan waktu Indonesia Barat, muncullah ide memotret jam dinding anak ragil saya. Jadilah!

Suami saya membantu memasukkannya dalam adobe photoshop CS6. Karena saya masih harus banyak belajar. Wanita dan teknik. Duh. Saya tinggal instruksi sajalah. Suami yang thak-thik.

Sebagai tambahan aksen, saya bergaya di depan kamera. Dengan background taplak meja warna putih, saya bawa wajan dan sothil. Lagi-lagi saya memakai warna oranye, untuk Schürze alias celemek dan sarung tangan dapur. Ini menggambarkan keseharian saya, yang dekat dengan lap, dapur dan minyak. Bekerja di dalam rumah. Hahaha. Berat tetapi nikmat juga ternyata.

Terasa kurang garam, saya bubuhi foto saya membawa buku (kebanyakan adalah buku pemberian kompasianer; mbak Aridha Prasetya Surabaya, dokter Posma Siahaan di Palembang, Tjiptadinata Effendi di Australia, Fary SJ Oroh, Hazmi Srondol di Jakarta, Budi Maryono dan teman-teman LKW). Ini mengingatkan kehidupan masa lalu saya dahulu seperti begini penampilan sehari-harinya. Necis, ngantor, tanpa celemek ... bekerja di luar rumah.

Sepertinya, kedua foto itu bagai bumi dan langit tapi orangnya satu, saya. Setelah dipotong sesuai lekuk tubuh oleh suami saya, saya memintanya menyematkannya di gambar jam tadi. Taraaaa ....

Lho-lhhhoo ... ternyata, foto jam dinding hasil bidikan saya agak miring alias tidak jejeg. Mungkin karena tergesa-gesa tak konsen. Mana sudah dead line, saya biarkan saja. Not too bad.

Ada yang bertanya kepada saya, "Apa kamu kurang kerjaan, kok membuat buku?" Hehehe ... salah besar, justru karena saya bekerja di rumah sebagai ibu rumah tangga (hanya seminggu sekali saja mengajar di bimbel) pekerjaan saya buanyak, tak selesai-selesai. Makanya saya kadang boring, bosan. Demi membuat hidup lebih hidup, bersemangat dan lebih berwarna, ya menulis ... hasilnya buku ini juga. Begitu.

Siapakah Wanita Indonesia Bisa pilihan saya itu?

Wanita-wanita yang saya rangkum dalam buku 38 WIB antara lain adalah:

1. Anne Avantie , desainer kebaya internasional. .

2. Aridha Prassetya, M.Si. yang juga kompasianer, dosen Universitas45 Surabaya dan penulis buku.

3. Dr. Ari Widyastuti, Staff BKKBN Pusat.

4. Aris Retnowati, SS., GM Hotel Ibis Styles Yogyakarta.

5.Bernadette Natalia Sari Pujiastuti Ekopriyono, S.Psi, M.Si.atau akrab dipanggil Naneth Ekopriyono,  pemilik Trasty Tas Batik.

6.Bonita D Sampurno, SH., Direktur YPI Training Center.

7. Carmelia ‘Lieke’ Soe, Kinderstation Preschool dan relawan Green Map.

8. Dra. HJ Darosy Endah Hyoscyamina, M.Pd ., Dosen UNDIP,  ibu berprestasi 2005 (MURI) dan keluarga pendakwah 2007.

9. Diah Yulianti Dubslaff, S.S., staff European Molecular Biology Laboratory di Heidelberg, Jerman.

10. Dwi Suharsini, S.Pd., ibu saya dan seniwati.

11. Ir. Dwi Windiari Widyastuti, MM., ketua II AWAI.

12. Edrida Pulungan, SE, SS, kompasianer dan staff DPD RI.

13. Hj. Effi Murbayati Mardiyanto, tokoh masyarakat.

14. Elly Salman, S.Pd., pengusaha Katering di Malaysia.

15. Dra. Fitriyah, MA., dosen FISIP UNDIP dan pengamat politik.

16. Hening Budiyawati, koordinator Yayasan SETARA (LSM untuk anak jalanan) Semarang.

17. Herfen Suryati, S.Pd., guru Biologi Bontang, peneliti dan guru berprestasi nasional 2011.

18. Jetty Maika, AMd., Balerina dan pemilik studio Speranza Jakarta (tinggal di Jakarta, Malaysia dan AS).

19. Kristina Apolinaris Eberle, SE, Presiden Direktur PT. Prima Alkesindo Nusantara - Jakarta dan Direktur 3T-Analytik – Jerman.

20. Almarhumah Leni Meilani, M.Pd, Kepala sekolah SD 2 Mekarmulya, guru berprestasi 2008 dan dosen berbagai sekolah tinggi Banjar (beberapa tahunsetelah wawancara, meninggal).

21. Maria H Soemitro, ketua Yayasan Perempuan Kaisa Indonesia dan Kompasianer of the year 2012.

22. Nana Noviada Kwartawati, SE, MM., manager Humas RS Tlogorejo Semarang.

23. Noer Khasanah Lukman , mantan TKW Hongkong dan mahasiswi Sanata Dharma Yogya.

24. Dra. Nur Helmi Savitri, mantan Lurah Johar Baru, DKI Jakarta.

25. Risnawati Hasyim, SE., accounting EC.Global. Sdn.Bhd. Malaysia dan Novelis.

26. Shanty Rosalia, S.Pd., pemecah rekor MURI siaran 30 jam dan pemilik Butik Mukena Batik Ayu.

27. Sheila Susan Dewi, S.Sos., kompasianer, fotografer Majalah Ininzeitung Freiburg, Jerman.

28. Siska Gunawan, BA, model iklan di Australia.

29. Sri Lestari Thewlis, S.Kom., mantan pekerja Sosial Choices Care Inggris dan mahasiswi Universitas Salford jurusan therapy di Inggris.

30. Sri Sulastri, Amd., istri pilot dan Petani Sukabumi.

31. Sri Suryawidati Andarweni Diah Pertiwi Kawuryan Budi Respati, bupati Bantul.

32. Sunarni ‘Noni Arni’, S.Sos, wartawan lepas.

33. Tirta Nursari, A.Md, pendiri dan pemilik Warung Pasinaon (Taman Pintar).

34. Hj. Tri Rustanti Edi Nursasongko, SE, MM, ketua Yayasan Dian Nuswantoro Semarang dan Ketua 1 Perwosi Jateng.

35. Vania Edgwandita Dafitri Köberlein, S.Pd, staff Jugendmobil Speedy Köln, Jerman.

36.Yulisa Marga Adjie, distrik manajer Sriwijaya Air Pekanbaru.

37. Yuliza Mugi Hartika Effsillon, SS., distributor IBO Green World G1System dan novelis.

38. Zeventina Oktaviani Bouwmeester, penulis Novel dan desainer web.

Everybody is unique. Perasaan itu semakin kuat setelah mewawancarai mereka dan membaca hasilnya dalam buku ini. Bagaimanapun, saya tidak harus mengkopi paste mereka. Saya ingin tetap menjadi diri sendiri. Meskipun demikian, tak ada salahnya saya berkaca daripengalaman berharga mereka untuk melangkah ke depan. Bukankah jalan masih panjang?

[caption id="attachment_323201" align="aligncenter" width="299" caption="Pembatas buku 38 WIB (dok.Thamrin Sonata)"][/caption]

OK. Penasaran mendengarkan kisah kehidupan wanita Indonesia bisa hingga mencapai apa yang mereka inginkan? Silahkan membaca buku terbitan Peniti Media Jakarta, Februari 2014 dengan tebal 320 halaman ini dengan ukuran buku lebih besar dari buku saku. Ekstra, pembatas buku bergambar cover depan. Selamat malam. (G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline