Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Indonesia Boleh Mencontoh Bonbin di Pusat Kota Antwerpen

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1399136569901066779

[caption id="attachment_334566" align="aligncenter" width="320" caption="Pintu masuk kebun binatang di alun-alun Antwerpen"][/caption]

Pada tahun 1922, kebun binatang Surabaya pernah terancam tertutup, akhirnya bertahan. Kemudian tahun 2010, menteri kehutanan RI mencabut ijin kebun binatang di tengah kota Surabaya sehubungan dengan kematian para hewan. Dibuka lagi? Makanya waktu tahun 2013 mau mampir, disarankan kakak tidak usah ke sana. Mengerikan kondisinya. Penasaran.

Entahlah, yang jelas saya hanya heran bahwa banyak kebun binatang di pusat kota yang pernah saya kunjungi, Wilhelma Stuttgart, Frankfurter Zoo ... Keduanya, di pusat kota wilayah Jerman. Dan terakhir, barusan, libur paskah lalu, kebun binatang Antwerpen di alun-alunnya.

Kebun binatang yang saya sebut bisa menjadi contoh, bagaimana negara dan bangsa bisa mewujudkannya. Salah satunya Belgia, seratus lima puluh tahun sudah bonbin di pusat kota ini berdiri, masih terawat hewan dan fasilitasnya. Mooi!

[caption id="attachment_334567" align="aligncenter" width="320" caption="Antrinya panjaaaaang"]

13991366731081816048

[/caption]

[caption id="attachment_334568" align="aligncenter" width="320" caption="Di alun-alun kota dilarang minum alkohol"]

1399136705980324641

[/caption]

[caption id="attachment_334569" align="aligncenter" width="320" caption="Alun-alun kota Antwerpen dipenuhi warga seluruh dunia."]

1399136736849029086

[/caption]

[caption id="attachment_334570" align="aligncenter" width="320" caption="Jalan dari alun-alun menuju China town."]

13991367702061660174

[/caption]

[caption id="attachment_334593" align="aligncenter" width="320" caption="Central station, dari dan ke, lebih mudah dan cepat."]

13991384181661703517

[/caption]

***

Kebun binatang Indonesia banyak yang memprihatinkan?

Saya pernah terpesona dengan Taman Safari I dan II di tanah air bersama suami dan anak-anak. Namun, saya juga masih ingat sekali, waktu kecil, sering diajak ke bonbin oleh orang tua saya, kebun binatang Tegal Wareng Semarang. Saya tak ingat betul detilnya. Hanya saja, sewaktu pindah ke Tinjomoyo (jauhhhhh sekali, terpencil), saya lihat kondisinya memprihatinkan. Itu waktu tahun 2005, entah tahun ini. Hewan yang kurus dan malas-malasan, kandang yang kotor dan berkarat (takut kalau mereka melarikan diri) serta sepiiiii pengunjung. Saya memang belum pernah dengar ada hewan mati di sana, hanya saja kalau begitu cara merawat dan memelihara mereka, pasti bisa mati.

Oh. Apa benar, hewan mati karena manusia tak bisa menyayanginya?

Saya membaca, banyak kebun binatang di tanah air kurang memperhatikan kondisi hewan. Bahkan, sejak awal tahun 2014, sudah lima hewan mati di kebun binatang Surabaya. Bahkan 30 lainnya sudah mati pada tahun 2013. KBS yang didirikan pada tahun 1918 ini terancam bangkrut dan tutup.  Meski sudah keluar dana besar untuk perbaikan dan perluasan lahan bagi hewan. Tetap saja.

Katanya, pemda sudah mengambil alih penanganan bonbin, tetap saja hewan-hewan mati. Menurut Deutche Welle dan Jakarta Post, mereka menyebut KBS sebagai KBM, kebun binatang maut. Tempat ini seperti tempat penjemputan maut para hewan di kebun binatang yang didirikan orang Belanda ini. Siapa yang salah? Yayasannya? Tukang rawat/pawangnya? Pemdanya? Pengunjungnya?

Mosok ada hewan jerapah di KBS mati karena perutnya ada 20 kg plastik? Belum lagi ada hewan yang kulitnya sampai mengelupas seperti disakiti atau tak terawat itu? Belum lagi yang sedang sekarat, mati segan hidup tak mau. Prihatin.

Yang pasti saya hanya heran bahwa di negara asing (Belgia dan Jerman), hewan di kebun binatang nampak sehat dan bugar. Gembiraaa sekali mereka. Saya kaget, contohnya, waktu lihat anjing laut hiperaktif wara-wiri di air. Senang sekali dia waktu kami datang ....

Apakah ini dari cara masyarakat luar negeri mencintai hewan lebih tinggi dari bangsa kita? Tak usah hewan rumahan seperti anjing dan kucing, dari kecil, anak-anak Jerman misalnya sudah diajari untuk mencintai dan menyayangi hewan, bukan untuk disakiti. Di taman kanak-kanak tempat anak-anak kami bermain, selalu ada kunjungan ke kandang hewan seperti kambing, ayam dan sapi. Anak-anak benar-benar didekatkan pada mereka, untuk mengamati tindak-tanduk binatang, mengelus, melihat cara pemiliknya merawat dan mendapat manfaat dari perlakuan kepadanya (hasil ternak).

[caption id="attachment_334571" align="aligncenter" width="640" caption="Anjing laut gembira menyambut kami ...."]

13991368271350642484

[/caption]

[caption id="attachment_334572" align="aligncenter" width="320" caption="Kulitnya mulus, nggak burik ...."]

13991368581188301679

[/caption]

[caption id="attachment_334573" align="aligncenter" width="320" caption="Jerapah makan rumput, bukan plastik."]

13991368972131803436

[/caption]

[caption id="attachment_334589" align="aligncenter" width="320" caption="Tidak klelat-klelet, aktif macannya."]

13991380741197713761

[/caption]

[caption id="attachment_334590" align="aligncenter" width="320" caption="Kupu menghisap sari buah."]

13991381681088462537

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline