Lihat ke Halaman Asli

Gaganawati Stegmann

TERVERIFIKASI

Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Siapa yang Buang Bayi di Bengawan Solo?

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1422178671949260212

Sebentar lagi saya mau telpon ibu di Semarang, biar pas waktunya saya setting. Jerman 6 jam lebih awal.

Iseng, saya cek dulu sebuah web koran lokal "Suara Merdeka" (dulu setiap pagi saya melahapnya, bapak yang langganan). Ya, ampun, hari ini ada berita memprihatinkan di sana yang ditulis Basuni Hariwoto, “Cari Rosok, Warga Temukan Mayat Bayi.“ Endri (bersama Senen) yang sedang mencari barang bekas yang mengapung di aliran sunga Bengawan Solo, melihat sebuah barang yang mirip boneka. Ketika diambil dengan sebatang kayu ternyata ini mayat bayi laki-laki.

Hal ini tentu sudah dilaporkan pihak berkepentingan dan berwajib. Sayangnya, sampai saat ini belum ditemukan jati diri bayi dan siapa orang tuanya.

[caption id="attachment_393180" align="aligncenter" width="512" caption="Bayi itu anugerah Tuhan bagi kedua orang tuanya(dok.Gana)"][/caption]

***

Bayi itu pasti tidak berdosa, yang membuangnya itu yang harus menanggung ini. Apakah ini dari akibat seks bebas dan si ibu belum siap menanggung akibatnya (merawat dan hukuman moral dari masyarakat)? Atau memang sengaja dibunuh dengan dibuang di kali karena suatu hal? Only God knows why.

Buang sampah di kali itu sudah biasa di negeri kita. Buang bayi di kali juga bukan pertama kali saya dengar dari saya masih kecil sampai punya anak kecil. Sampai hari ini saya belum pernah mendengar kisah jasad bayi dibuang di sungai Jerman yang super bersih dan terkendali. Padahal di Jerman itu masyarakatnya majemuk. Banyak etnis dari seluruh kontinen di dunia.

Semoga yang membuang terbuka hatinya, yang berniat melakukannya segera mengurungkan niat serupa (berpikir dua kali lipat sebelum bertindak ceroboh). Manusia memang tempatnya salah, tapi jangan salah-salah terus yang disengaja ....

Kalau saja saya menjadi bayi itu pasti sedih sekali bahwa orang tua saya membuang saya dengan sia-sia. Bukankah bayi adalah sebagian dari kedua orang tua? Jika ada orang tua membuang bayinya, berarti ia membuang sebagian dari dirinya. Setega itukah? Bukankah manusia diciptakan dengan otak dan hati yang berbeda dengan binatang. Seharusnya lebih mulia tingkah lakunya.

Selamat pagi. (G76)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline