Lihat ke Halaman Asli

Pelukis Rindu yang Bodoh

Diperbarui: 25 Maret 2017   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber gambar : https://jeremiasjena.files.wordpress.com/2015/12/passion-of-love-by-mandell-maull.jpg"][/caption]

Pernah kupinjam biru pada langit untuk melukis rindu. Kuhantarkan semua pada setiap detak waktu yang kupunya.

Zaman pernah ingatkan itu hanya kesia-siaan. Aku hanya senyum basa-basi hormat.
Kelompok kenangan pun terbelah dua. Satu pihak mencemooh dan menyebut itu kebodohan. Satu lagi setia menguatkan aku jalani rasa rindu.

Mereka yang terus menghina terlihat seperti kumpulan wajah tolol. Mereka tak mengerti rindu, tapi berbicara seolah pencipta rindu.

Kulihat wujud mereka tak lebih kaum munafik yang lantang tak kenal rindu namun diam-diam menikmati rindu. Mereka gerombolan penakut, yang selalu bersembunyi menangis ketika malam didera rindu. 

Kesetiaan sering berbisik, jangan pernah perduli. Mereka bukan pemilik rindu. Dan bukan pula penakluk waktu ketika aku merindu.

Sampai kini aku masih melukis rindu. Tapi tak pernah kudapatkan rupa pasti tentang rindu.

______

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline