Lihat ke Halaman Asli

Ngestu

menulislah mumpung gratis

Pilkada 2017 Menjadi Awal atau Akhir Bagi Ahok?

Diperbarui: 5 Agustus 2016   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah waktunya tiba Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akhirnya memutuskan untuk mengambil jalur partai daripada jalur independen. Kerelaaan untuk mengikuti jalur partai ini berhasil direnggut dari sikap barisan “Teman Ahok” oleh mantan Bupati Belitung Timur. Prediksi atas tulisan terdahulu  ahok sebaiknya ikut partai sedikit terjawab.

Kelanjutan dari episode berikutnya sudah bakal menjadi kenyataan bahwa Ahok akan menyasar persiapan untuk tahun 2019. Terus terang  bahwa tebakan prediksi berikutnya adalah Calon Presiden, kalaupun terpeleset tidak jauh dari Cawapres bahkan Menteri. Muluskah usaha suami Veronika Tan ini?

Secara ideologi Pak Ahok yang pernah mendapat label “Gubernur Podomoro” ini adalah lahir dari Golkar.  Jadi tak dapat dipungkiri bahwa jiwanya masih di Golkar dengan dibuktikan dukungan partai Golkar untuk mengusungnya di Pilkada DKI 2017. Isu kedekatan dengan Megawati  ataupun tokoh PDIP lainnya hanya sekedar lipsingsaja.

Lalu kesimpulan dari kegiatan “Teman Ahok” dalam tulisan politik instan ala teman ahok adalah kurang lebih produk kampanye dengan modus pengumpulan KTP. Ahok mengira dengan mendapat dukungan 1 juta KTP tak cukup untuk melanggengkan pencalonannya di Pilkada DKI. Asumsi sebenarnya adalah Pak Ahok sudah sadar yang dia hadapi adalah gajah sementara barisannya sekedar sekumpulan semut tak berideologi. Jadi Teman Ahok hanya dipakai barometer kekuatan di grass root pemilih DKI. Namun yang terjadi diluar perkiraannya karena beliau berharap lebih dari itu.

Kini, kekuatan menjadi berimbang bahkan semakin kuat karena Golkar sebagai salah satu partai terbesar ini menyebabkan kekuatan gajah sudah mulai terpecah. Cukup dengan 1 juta suara plus partai pendukung adalah modal besar dan pasti. Sikap malu karena dengan cap plin plan adalah urusan belakangan karena yang terpenting Gubernur DKI dan Capres/Cawapres/Menteri sudah didepan mata.

Pertaruhan Pilkada DKI tahun 2017 nanti bakal menjadi momen awal buat Pilpres 2019 atau bisa juga menjadi akhir karir dari Sang Petahana. Kalau mau tahu pasti arah kompas silakan bertanya kepada PDIP dan Golkar sebagai partai dominan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline