Fakta dari data Badan Pusat Statistik bahwa Ibu pertiwi tercinta yang telah 'merdeka' dan berusia 65 tahun ini, terhitung pada Bulan Maret 2009, jumlah penduduk miskin yang berada di bawah Garis Kemiskinan di Indonesia sebesar 32,53 juta (14,15 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Bulan Maret 2008 yang berjumlah 34,96 juta (15,42 persen), berarti jumlah penduduk miskin turun sebesar 2,43 juta. Benarkah? Sebagian besar rakyat Indonesia termasuk saya meragukan kebenaran data tersebut. Alasannya sederhana saja, dalam keadaan sekarang, di tengah harga kebutuhan pokok naik, bom tabung gas merajalela dan TDL naik, serta jumlah pengangguran meningkat yang tentu saja menyebabkan inflasi, MANA MUNKIN JUMLAH ORANG MISKIN MENURUN? Para pengamat dibantu media massa, silih berganti memberi analisis apakah data itu valid atau tidak. Seolah-olah jika data tersebut terbukti benar atau salah, maka persoalan menjadi selesai. Padahal fakta bahwa di negara ini masih ada 32,53 juta (14,15 persen) rakyat miskin, sudah cukup membuat kita prihatin. Jika sodari sodari bisa bayangkan, jumlah sebanyak itu sebanding dengan 6 kali jumlah penduduk DKI Jakarta sekitar 8,5 juta jiwa. Jelas ini bukan jumlah yang sedikit. Data pangan dunia World Food Programme/WFP mengatakan bahwa setiap hari ada 14 juta anak Indonesia yang menderita kelaparan. Mereka itulah keluarga miskin yang tak sanggup membeli sesuap nasi. Pada saat bersamaan Firma keuangan Capgemini SA dan Merrill Lynch & Co, menyatakan bahwa jumlah milyader di dunia melonjak drastis 8,3 persen dan Indonesia disebut sebagai negara penyumbang orang terkaya baru. Tiga negara lain adalah Singapura, Rusia dan India. Lembaga finansial terebut juga mengemukakan bahwa sepertiga dari jumlah orang terkaya Singapura adalah orang Indonesia dengan total aset Rp. 506,8 triliun. Fantastis !... Betapa jauh jarak antara si kaya dan si miskin di negara ini. Jumlah orang kaya relatif tak banyak, tetapi mereka menguasai hampir semua aspek perekonomian di negeri ini. Bila harta sebesar 506,8 triliun disisihkan 2.5 persen saja, maka 37,17 juta rakyat miskin, masing-masing akan mendapatkan modal usaha sebanyak 13 juta. Itu baru terbatas di Singapura, belum ditambah aset mereka di dalam negeri dan di negara-negara lain yang akan berjumlah jauh lebih banyak. Haah.... Orang miskin bisa dapat 13 juta per orang ? Yuph, menyisihkan 2,5 persen itu adalah tata kelola ekonomi dan financial mengikuti Konsep Islam. Itulah solusi dari konsep Islam yang semestinya berlaku di negeri muslim terbesar di dunia. Konsep yang begitu sempurna dari Yang Maha Sempurna, Allah Subhanahu wa ta'ala. Milad ke 65 Indonesia tercinta tahun ini bertepatan pada hari ke tujuh Bulan Ramadhan. Hampir bersamaan pada saat The founding Father memproklamasikan kemerdekaan RI, tepat pada hari ke 17 bulan Ramadhan tahun 1945. Pasti ini semua ada hikmahnya yang perlu kita renungkan bersama, Karena tiada satupun yang ditakdirkan Allah, terjadi secara kebetulan melainkan ada hikmah yang terkandung di dalamnnya. Yuph.... Ini adalah SOLUSI di saat sulitnya mencari solusi untuk membuat Ibu Pertiwi yang sekarang bermuram durja. Wallahu a'lam. Selamat Milad Indonesiaku, Merdeka !.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H