Lihat ke Halaman Asli

Tempe Biji Ketapang

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Siapa sih yang nggak kenal tempe, rata-rata orang indonesia pasti mengenal jenis makanan yang satu ini. Kenapa tidak, dari dulu sampai sekarang tempe itu sudah bagian dari masyarakat indonesia,baik itu dijadikan sebagai lauk, cemilan, gorengan atau aneka olahan tempe lainnya. Sampai – sampai slogan “makan tahu tempe” benar-benarbooming di indonesia. Selain makanannya yang khas, ternyata tempe juga memiliki nilai gizi yang amat tinggi, sebut saja tempe berpotensi untuk melawan radikal bebas, tempe mengandung zat antibakteri penyebab diare, sebagai penurun kolesterol darah, sebagai pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain. Bahan baku tempe adalah kacang kedelei yang difermentasi dengan bantuan mikroba jenis kapang seperti Rhizopus oliogosporus, Rh. Oryzae, Rh. Stolonifer (kapang roti), atau Rh. Arrhizus sehingga menghasilkan makanan tempe.

Tempe berbahan dasar kedelei mungkin sudah sering kita dengar sehari-hari, tetapi ada tempe yang berbahan dasar bukan dari kedelei melainkan dari biji ketapang. Pasti ada yang penasaran tempe dari biji ketapang itu kayak mana ?. Nggak perlu penasaran tempe dari biji ketapang ini tidak jauh berbeda dengan tempe dari kedelei. Tempe ini dikembangkan oleh sekelompok mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selama ini biji ketapang hanya dimanfaatkan sebagai pengganti biji amandel (almond) dalam kue-kue, bahan pembuatan selai, dan bahan mie yang berbahan dasar dari biji ketapang. Pohon ketapang (Terminalia catappa) banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.  Pohon ini cocok dengan iklim pesisir dan dataran rendah hingga ketinggian sekitar 400 m dengan curah hujan antara 1.000–3.500 mm pertahun, dan bulan kering hingga 6 bulan. Ketapang menggugurkan daun hingga dua kali setahun, sehingga tumbuhan ini bisa tahan menghadapi bulan-bulan yang kering. Bentuk dari buah pohon ketapang ini seperti buah almond. Besar buahnya kira-kira 4 – 5,5 cm. Buah katapang berwarna hijau tetapi ketika tua warnanya menjadi merah kecoklatan. Kulit terluar dari bijinya licin dan ditutupi oleh serat yang mengelilingi biji tersebut. Kulit biji dibagi menjadi dua, yaitu lapisan kulit luar (testa) dan lapisan kulit dalam (tegmen). Selain potensi biji ketapang yang cukup besar, biji ketapang juga mengandung gizi yang tinggi yang kebanyakan masyarakat tidak mengetahuinya. Biji ketapang tersebut memiliki rasa yang gurih dan kandungan gizi yang tinggi antara lain: protein (25,3%), gula (16%), serat (11,75%), karbohidrat (5,8%) serta berbagai macam asam amino. Kandungan gizi tersebut merupakan kandungan gizi dari biji ketapang bersih tanpa kulitnya.

Cara pembuatan tempe dari biji ketapang antara lain :


  • Siapkan bahan-bahan antara lain biji ketapang, ragi, dan daun pisang.
  • Biji ketapang dicuci sampai bersih lalu direndam dengan ragi sehari semalam.
  • Setelah direndam semalaman, biji ketapang dicuci lagi dibawah air mengalir sambil membelah biji menjadi ukuran biji yang layak diragi agar kerja jamur tidak terlalu berat dan direbus sampai empuk.
  • Kemudian biji ketapang yang sudah direbus tadi dicuci lagi di bawah air mengalir dan tiriskan.
  • Langkah berikutnya biji ketapang ditata dalam suatu wadah yang agak lebar dan setelah dingin bubuhi permukaan biji ketapang dengan ragi tempe sampai rata, kemudian masukkan biji ketapang yang telah diberi ragi tadi ke dalam daun pisang sebagai bungkusnya. Bungkus tempe ditutup rapat, kemudian bagian atas dan bawah bungkus ditusuk menggunakan jarum atau tusuk gigi agar udara bisa masuk.
  • Langkah terakhir bungkusan tempe diatur dalam lemari yg telah dialasi rak berjeruji agar ada sirkulasi udaranya dan disimpan selama 36 jam dan tempe siap diolah menjadi berbagai macam makanan.

Penasaran dengan rasa tempe ketapang ?? silahkan dicoba sendiri buat tempe ketapang ini. Yang penting ada biji ketapang disekitar lingkungan anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline