Lihat ke Halaman Asli

Herawati Suryanegara

Penyuka Langit, penyuka senja.

Pro dan Kontra Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (PT KCIC)

Diperbarui: 18 Februari 2016   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pembangunan infrastruktur akhir-akhir ini menjadi maskot  pemerintahan di era Joko Widodo. Setelah pembangunan TOL laut yang ternyata tampak kurang efisien saat digunakan mengangkut sapi karena kapal tersebut pulang balik ke Jawa dengan keadaan kosong. Sedangkan dalam sekali perjalanan, pemerintah mengeluarkan uang ratusan juta rupiah. Entah sampai kapan pemerintah akan mampu mensubsidi kapal tol laut tersebut. Rencana untuk menekan harga daging sapi,ternyata gagal total. Harga daging sapi dipasaran tetap saja tinggi.

Sekarang giliran proyek  kereta api cepat , Jakarta Bandung. Groundbreaking telah dilakukan oleh Joko Widodo, pada hari kamis, 1 Januari 2016. Kereta Api cepat Jakarta Bandung dibangun dengan investasi 5,573 Miliar Dolar AS dan tidak menggunakanAPBN dan jaminan pemerintah. Pembiayaan oleh konsorsium BUMN dan konsorsium China Railways dengan skema business to business. PT. Kereta Api Cepat Indonesia China (PT KCIC) berencana melakukan pembangunan sepanjang 142,3 KM dimulai dari station Halim Jakarta menuju station Tegalluar di kabupaten Bandung. Dengan kecepatan 350 Km/jam, sedangkan jarak Jakarta – Bandung sekitar 150 Km. dengan demikian diharapkan adanya KA Cepat ini jarak tempuh Jakarta- Bandung cukup 30 menit dan menghubungkan 4 station, yaitu Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar.

Jalur KA ini akan memanfaatkan 56,5 Hektar hutan produksi dan untuk itu TT KCIC sesuai pasal 6(a) Peraturan Menteri Kehutanan No. P.16/Menhut-II-014 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan, yaitu izin pinjam pakai kawasan hutan dengan tujuan komersial konpensasi lahannya adalah 1:2 dan  tidak boleh diganti dengan uang atau konpensasi lainnya. Sampai hari ini PT KCIC belum memberikan lahan penggantian karena kesulitan mencari lahan pengganti tersebut.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, telah dengan sangat cepat menerbitkan analisis dampak lingkungan , sehari sebelum peresmian proyek tersebut oleh Joko widodo. Dalam proyek-proyek konstuksi besar, biasanya penerbitan Amdal bisa mencapai satu tahun karena banyaknya aspek yang dikaji. Dengan demikian sangat wajar bila masyarakat terutama para pakar mempertanyakan validasi amdal tersebut. Amdal dilakukan seolah untuk mengejar target groundbreaking.

Dibawah ini adalah pernyataan beberapa ahli mengenai kereta api cepat. Penulis sangat meyakini bahwa para pakar dibawah ini memberikan pernyataan bukan karena anti dengan program pemerintah justru mereka mengingatkan. Dengan demikian penulis berharap, para jubir medsos tidak alergi, biarkan pemerintah merespon masukan para ahli agar pembangunan tidak berlangsung secara serampangan.  

Seperti yang dikemukakan Asep Warlan, Guru Besar HTN Universitas Parahyangan, mengatakan bahwa penerbitan dokumen Amdal tersebut tergolong terburu-buru dan tidak konprehensif dari sisi hukum dan mengabaikan legalitas. Padahal pemanfaatan lahan yang tidak sesuai peruntukan dapat dipidanakan. http://tarulh.jakarta.go.id/2016/01/24/amdal-ka-cepat-terburu-buru/

Kepala Bidang Mitigasi Bencana Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono,  menyatakan bahwa pembangunan jalur KA cepat  menuntut adanya sistem mitigasi bencana, khusunya terhadap ancaman gempa bumi, selain longsor. Sampai sekarang kita belum memiliki sistem peringatan dini gempa.Sejalan dengan Irwan Meilano ahli Gempa lulusan Jepang menyatakan bahwa jalur kereta menerobos ujung utara sesar Cimandiri. Menurutnya, kita harus belajar dari Jepang yang telah membangun sistem peringatan dini gempa. http://pappiptek.lipi.go.id/web/berita/detail/35

Empat sumber gempa yang bisa berdampak pada KA Cepat Jakarta – Bandung, yaitu sesar Baribis, Sesar Cimandiri, dan zona Lempeng di Samudera Hindia. Daryono menyatakan bahwa “Masalahnya, kondisi tanah jalur itu berupa sendimen tebal dari rombakan sehingga gempa bisa memicu amplifikasi atau perbesaran guncangan”. http://rumahpengetahuan.web.id/ka-cepat-dikepung-empat-sumber-gempa/

Pada saat peresmian KA Cepat ini  Joko Widodo mengatakan bahwa “Kecepatan mengantar orang dan barang adalah penentu kompetisi”. Bisa dikatakan benar, tapi keselamatan penumpang harus menjadi pertimbangan yang utama, karena manusia adalah pelaku dari kompetisi itu. Hal ini jelas berbeda dengan kesiapan Jepang yang merupaka negara gempa, mereka membangun jalan lintasan kereta super cepat setelah melakukan Amdal dan memiliki sistem peringatan dini gempa. Kelihatannya Amdal yang dilakukan sekarang seolah hanya untuk mengejar target groundbreaking.

Yusril sendiri mengkhawatirkan bila utang kepada china tidak dapat dibayar maka 4 BUMN tersebut akan menjadi milik China. Apa kita rela..?

Pada dasarnya para ahli  bukan tidak mau Indonesia maju tetapi alangkah baiknya bila proyek ini dikaji secara detail karena berurusan dengan nyawa orang banyak. Sayanganya respon dari yang pro malah banyak juga yang menuduh para ahli tersebut sebagai bentuk ketidakrelaan melihat pemerintah sukses dengan proyek-proyeknya. mereka juga mempertanyakan, mengapa para ahli baru berkoar-koar sekarang tentang gempa bumi? mengapa tidak mengedukasi sejak dahulu... dsb. Padahal yang salah kita juga... mengapa kita jarang suka baca-baca tulisan para pakar tersebut yang bertebaran di media ? Sungguh na’if sekali. ayo.. cuci otak dulu... biar bersih pikir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline