Lihat ke Halaman Asli

ILC "Dibredel" Istana?

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penayangan ulang acara talkshow Indonesia Lawyers' Club (TV One) setiap hari Minggu mala, urung dilaksanakan pada Minggu, 3 Maret 2013 yang lalu. Ada apa gerangan? Tidak ada keterangan dari pihak TV One kecuali satu kicauan Pemimpin Redaksi Karni Ilyas di Twitter:

@karniilyas: Dear Pecinta ILC; karena masalah teknis, siaran ulang "Anas Halaman Pertama, Siapa Berikutnya?" malam ini, kami tiadakan. Kami mohon maaf.

Ya. Saya memang bukan siapa-siapa untuk mempermasalahkan pembatalan tayang ualng itu. Begitu juga pemirsa pada umumnya. Mungkin, jika ada, pemasang iklan di acara tayang ulan itu, dialah yang berhak protes.

Saya hanya ingin mengajak pembaca melihat dari perspektif yang berbeda. mungkinkah ILC "diibredel" Istana, walau cuma satu episode tayang ulang, karena isinya membahas ancaman Anas Urbaningrum, Ketua DPP Partai Demokrat yang dijungkalkan lewat penetapan tersangka oleh KPK?

Tak heran jika Istana resah dengan kemunculan Anas di media. Anas sedang jadi "media darling" setelah sebelumnya jadi pesakitan dan bulan-bulanan media. Kemunculan Anas ditungu-tunggu pemirsa. Bahkan, konon, sejumlah reporter dan mobil satelite news gathering (SNG) sampai menginap di sekitaran rumah Anas di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Anas menjadi "media darling" karena dia sekarang berada pada posisi melawan dalam sebuah kisah pertempuran. Anas adalah simbol yang kecil yang diinjak-injak oleh yang besar. Anas menjelma seperti Musa yang melawan Firaun, atau David yang melawan Goliath.

Bagaimana Istana tidak resah? Menurut seorang teman yang mengerti industri televisi, wawancara ekskulsif Anas dengan RCTI meraih rating share 17,4. Artinya, ada 17,4% orang yang waktu itu menonton TV memilih menonton Anas. Menurut kawan tadi, dengan perhitungan seperti yang dilakukan lembaga rating Nielsen, pada jam itu ada 80 juta orang yang sedang menonton TV? Hitung cepat saja, berarti malam itu kira-kira ada12 juta orang yang menonton Anas. 12 juta orang itu jika dikumpulkan sama dengan jumlah manusia di Jakarta pada siang hari!

Kini, tinggal giliran TV One memjelaskan, benarkah ILC dibredel oleh Istana. Apalagi, sang pemred Karni Ilyas, adalah orang yang dikenal pandai meniti buih di tengah jaman otoriter Orde Baru. Di tangannya, majalah Forum selamat dari guilotine pembredelan yang menebas Tempo, Detik dan Editor.

Karni, atau TV One, bisa mengklarifikasi berita yang berdar di BBM group dan sejumlah mailing list, bahwa ia mengutus salah seorang wakil pemimpin redaksinya untuk bertemu pihak Istana. Sepulang dari pertemuan itu, sang wapimred membawa order untuk mengurangi secara signifikan penampilan Anas di media. Dan bisa jadi, urungnya tayang ulang ILC ini merupakan pelaksanaan dari order itu.

Saya membayangkan reporter TV One yang dengan gigih menginap di dekat rumah Anas, kepanasan, kehujanan, makan nasi goreng tek-tek, berjibaku mencari berita, tanpa dia tahu bahwa footage yang ia bawa hanya akan masuk lemari arsip. Well, mungkin satu atau dua tayangan akan disiarkan, mengingat magnitude Anas yang begitu kuat. Tapi agenda setting dan framing-nya sudah ada di kantong para redaktur yang terima order dari Istana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline