Industri farmasi saat ini tengah memasuki babak baru yang penuh harapan dengan kemunculan nanoteknologi. Nanoteknologi, sains yang mempelajari manipulasi materi pada skala nano, menghadirkan terobosan revolusioner dalam berbagai bidang, termasuk industri farmasi. Penerapannya membuka gerbang menuju era baru dalam pengobatan, menjanjikan terapi yang lebih presisi, efektif, dan aman bagi pasien.
Definisi
Nanoteknologi Farmasi adalah ilmu yang mempelajari mengenai penggunaan materi pada skala atom, molekuler, dan supramolekuler dengan ukuran yang sangat kecil, sekitar 1-100 nanometer, untuk keperluan pengembangan obat-obatan. Penggunaan nanoteknologi dilakukan dengan memanipulasi atom dan molekul secara tepat untuk pembuatan produk skala makro. Hasil produk yang memiliki banyak kelebihan membuat nanoteknologi mulai diteliti dan dimanfaatkan dalam pengembangan terapi dan obat-obatan di industri farmasi.
Manfaat
Pada bidang farmasi, nanoteknologi dimanfaatkan untuk beberapa hal meliputi :
- Diagnosis
Nanoteknologi saat ini sedang dikembangkan manfaatnya untuk membantu diagnostik pasien dengan lebih cepat dan akurat. Pemanfaatan ini dilakukan dengan pengembangan nanosensorik, yakni sensor nanopartikel yang dapat mendeteksi biomarker penyakit dalam tubuh.
- Pengobatan
Pemanfaatan nanoteknologi lainnya adalah untuk pengobatan pasien. Selain keakuratan dalam diagnostik, ketepatan dalam pemilihan terapi dan pengobatan pasien juga diperlukan. Saat ini, pemanfaatan nanoteknologi dalam industri farmasi sudah banyak berkembang. Contoh dari pemanfaatan nanoteknologi dalam pengobatan adalah pemanfaatan dalam terapi gen, pengiriman RNA, maupun nanoformulasi sediaan obat dengan nanopartikel.
Kelebihan
Penggunaan nanopartikel dalam berbagai aplikasi di industri farmasi dapat terjadi karena adanya kelebihan khusus yang dimiliki nanopartikel, yakni ukurannya yang sangat kecil dan biodegradable. Kelebihan nanopartikel ini dapat membantu dalam menyelesaikan beberapa permasalahan utama dalam pembuatan obat. Permasalahan itu adalah :
- Penghantaran obat, ukuran nanopartikel yang kecil akan dapat memudahkan proses penghantaran obat dengan menurunkan resiko embolisme. Ukurannya yang kecil akan memudahkan untuk melintasi dan menembus kulit, endotelium tumor dan sistem paru-paru. Sifat biodegradable dari nanopartikel juga dapat menghantarkan obat dengan baik dengan menargetkan secara presisi. Hal ini dikarenakan nanopartikel dapat dipicu untuk melepaskan bahan aktif obat di lokasi tertentu dari tubuh (spesifik). Kespesifikan inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk menjadi pengobatan kanker.
- Kelarutan, ukuran nanopartikel yang kecil akan membantu kelarutan obat dalam tubuh. Menurut prinsip kelarutan dimana semakin kecil molekul maka semakin luas permukaannya, maka semakin mudah pula untuk terjadi reaksi sehingga kelarutannya menjadi lebih besar.
- Efek samping,sifat biodegradable nanopartikel memungkinkan sebuah obat untuk menargetkan reseptor secara presisi. Ketepatan target ini dapat mengoptimalkan cara kerja obat dan mengurangi potensi efek samping yang tidak diinginkan.
Tantangan
Pada pemanfaatan nanoteknologi dalam industri farmasi masih terdapat beberapa tantangan yang perlu untuk diatasi. Tantangan tersebut yakni :
- Masalah keamanan dan toksisitas nanopartikel, masih singkatnya waktu pengembangan dari nanoteknologi ini mengakibatkan timbulnya resiko toksisitas dan keamanan. Proses uji klinik yang masih terbatas juga menyebabkan masih adanya resiko toksisitas jika sediaan ada dalam ukuran nano.
- Biaya produksi yang tinggi, proses sintesis dan produksi dari senyawa-senyawa makro menjadi nanopartikel tentu saja membutuhkan teknologi terbaru, selain itu diperlukan seseorang yang ahli dalam hal ini sehingga akan memakan biaya produksi yang tinggi.
- Kurangnya regulasi yang jelas, regulasi dan peraturan mengenai panduan penggunaan dan pemanfaatan dari nanomaterial masih belum jelas.
Penulis : Gabriela Indira calista Susilo
Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga