Lama menjalani kehidupan yang keras dengan tinggal dikos-kosan membuatku merasa sepi, tak ada saudara yang biasa kuajak ngobrol, bertengkar dan asyik-asyikan bareng. Kesendirian ini mlai membuatku bosan hingga akhirnya aku lebih memilih pulang kekampungku meski keputusan ini membuat Clara marah besar padaku, dia marah bukan tanpa alasan karena Clara sanggat tau bahwa jika aku kembali kekampungku maka secara otomatis hubunganku dengannya akan sangat ditentang lagi oleh keluargaku. Namun karena ego yang besar aku tetap bersikeras untuk kembali meski resikonya hubunganku dengannya harus berakhir.
Entah apa yang merasuki pikiranku yang pasti rasa jenuh ini begitu menyiksa perasaanku, tak kuberi dia kabar selama beberapa minggu hingga membuat diapun tak ingin lagi denganku. Tak ada kata putus untuk mengakhiri hubunganku dengannya, hanya salam perpisahan saat kuaktifkan kembali no.ku. Saat itu aku mulai merindukannya lagi, merindkan saat-saat bersamanya. Saat dimana dia selalu menemaniku saat suka dan dukaku, saat aku sakit dan saat aku ingin bercerita tentang kegiatanku seharian ini padanya. Clara memang sosok cewek sempurna untukku tapi kesempurnaannya tak cukup untuk mengusir rasa jenuh akan keadaanku ini.
Setahun setelah lepas dari Clara aku mulai mencari kesibukanku sendiri, dari mulai membuka usaha kecil-kecilan sampai sampai akhirnya kuputuskan untuk melamar pekerjaan disalah satu perusahaan swasta di kota. Bermodalkan wajah sedikit tampan aku merayu pacar teman-temanku, hanya merayu tak ada yang kuajak pacaran atau apapun hanya sekedar tes apa aku masih ada yang mau denganku dengan semua rutinitas baruku ini, ternyata banyak dari teman-temanku yang marah karena pacar mereka mengagumiku.. hehehehe (sok keren). sakin sebelnya mereka padaku mereka mencarikan aku cewek yang khusus dijodohkan denganku, tapi sayang cewek yang mereka carikan untukku tidak masuk kriteria yang aku idam-idamkan. Aku jalan dengan cewek itu hanya untuk hiburan saja daripada aku gangguin pacar teman-temanku mending aku kerjain saja cewek berbadan bohai itu. Deli nama cewek itu, sangat centil dan kepedea setiap kali kuajak jalan pake motor maticku dia selalu menyandarkan dadanya dibelakangku dan memelukku erat-erat kadan aku hentikan motorku dan memintanya untuk sedikit menjauh dan tak memelukku karena aku merasa geli dengan pelukannya itu. Tapi ada hal yang paling bikin aku tidak suka dengan tingkahnya dia katakan pada semua teman-temanku kalau aku pacaran dengannya padahal aku sama sekali tidak pernah bilan suka atau mengungkapkan perasaanku padanya. Hingga aku akhirnya melabraknya saat dia sedang duduk dengan teman-temannya..
"Del, aku dengar kau bilang sama semua teman-teman kalau kita berdua pacaran. apa iya begitu...?"
"Iya, emang kenapa. kamu nggak suka..?"
"Ya jelas aku nggak suka, ngeliat kamu aja aku enek apalagi harus pacaran sama kamu..!"
"Terus mengapa kamu sering ajak aku jalan..?"
"itu semua kulakukan demi teman-temanmu... kalau bukan mereka yang minta ngapain coba, mending aku jalan sendiri"
Mendengar perkataanku yang kasar Deli pun marah dan pergi meninggalkanku dan teman-temannya, aku mungkin terlalu kasar padanya tapi aku sangat tidak suka dengan cewek yang sukanya ngaku-ngaku. Aku lebih menyukai cewek pendiam dan tak banyak ngomong tapi selalu mau jadi pendengar yang baik. Perbuatanku mungkin sangat menyakiti hatinya, tapi akupun tak mau menjadi bahan pembicaraan teman-temanku hanya karna dekat dengannya. Seumur hidupku baru kali ini aku mempermalukan cewek dengan cara yang sekasar ini, aku merasa bersalah tapi mau bagaimana lagi aku merasa semua itu lebih baik.
* * *
to be continue...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H