Lihat ke Halaman Asli

Gabrina Uduala

wiraswasta

Mutiara Hitam #4

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Dikampus selain sebagai Mahasiswa aku juga diberikan tugas oleh ketua yayasan untuk mengajarkan kursus komputer secara privat. Berhadapan dengan orang yang kita sendiri tidak tau polah tingkah laku mereka memang sanga menyulitkan apalagi yang kuajarkan semua adalah orang yang pengetahuan tentang computer dibawah rata-rata orang kebanyakan, sanggat membutuhkan kesabaran yang ekstra sebab dari anak-anak sampai orang dewasa yang kuajarkan semuanya menjengkelkan. Aku pernah mengajar seorang anak SD yang umurnya mungkin sekitar 10 tahun tapi sifatnya sanggat dewasa cantik dan humoris, aku mengajarnya biasa-biasa saja tidak perlu harus membutuhkan tenaga yang ekstra karena dia edikitnya sudah tau apa itu computer. Namun yang membuatku sedikit rese dengannya karena dia sering menyusulku ke kos-kosan bila aku telat atau aku idak masuk mengajarnya, dia memang merupakan salah seorang anak dari keluarga cukup terpandang di Gorontalo. Dia mungkin hanya anak SD jadi pikiranku tentang semua kebiasaannya itu normal-normal saja, bagiku dia anak kecil yang belum tau apa-apa jadi wajarlah dia begitu. Tapi lama kelamaan itu sudah bukan lagi hal yang biasa aku merasa ada yang aneh yang terjadi antara aku dan dia. Tapi tidak kupikirkan, sempat setiap mengajar aku menggodanya dan dia mau. Dalam hatiku aku hanya menertawakan diriku sendiri dan berkata pada hati ini. "hei ayolah dia hanya anak kecil, mungkin dia cantik dan dewasa tapi coba liat tingginya saja belum memenuhi standar. Bahkan umurnya berbeda jauh dari umurku". Untungnya aku bukan maniak seks jadi tidak perlu aku takut untuk dekat denagn siapapun. Dan setelah tugasku dengan anak SD itu selesai aku mulai mengajarkan beberapa orang guru SD, namun ada yang aneh dengan guru SD ini sebab saat aku selesai menerangkan tentang tugas yang harus beliau kerjakan beliau memintaku untuk dijodohkan dengan anaknya. Aku hanya tertawa dan berkata padanya " Maaf bu bukan saya nggak mau tapi saya punya pacar", ibu itupun balik berkata padaku " kan masih pacaran belum menikah to. Jadi masih milik umum bebas memilih iyakan apalagi kamu tampan juga pintar". Hati ini hanya terus tertawa geli menyasikan tingkah aneh dari setia perkataan Guru SD itu.

Namun sebulan setelah aku mengajarkan Guru Sd itu aku mendapatkan tugas untuk mengajarkan seorang siswa cewek yang umurnya setahun dibawahku, tidak terlalu rumit mengajarkannya yang karena dia sudah paham tentang computer hanya tinggal memperlancar pengetahuannya saja. Yang aneh dari siswi ini dia lebih senang memperhatikanku ketimbang memperhatikan apa yang aku jelaskan padanya nama siswi ini adalah Intan, bahkan ketika aku meminta untuk memegang mouse dia seolah-olah tidak tau sehingganya aku harus membantunya untuk menjelaskan secara dekat. Dan ketika aku memegang mouse tangannya diletakan diatas tanganku. Aku selalu melepaskan tangannya dari atas tanganku karna ku merasa ini sudah tidak wajar, pernah aku bertanya padanya apakah dia sudah punya pacar dan dia menjawab tidak. Tapi ketika kutanyakan perihal itu kepada temannya dengan lantang temannya menjawab bahwa yang sering mengantar jemput dia adalah pacarnya. Aku heran mau anak ini apa sih ?,karena mulai merasa jenuh dengan tingkahnya suatu hari aku mengerjainya. Kuajak salah seorang teman kampusku yang tidak sekelas denganku untuk pura-pura menjadi pacarku, saat tiba waktu mengajar padanya aku masuk ruangan privat sendirian. Mulai kulihat senyum sumringah dibibirnya melihatku masuk dengan penampilan yang sangat rapi dan wangi Intan mulai memperlihatkan tingkahnya lagi padaku padaha memakai pakaian rapid an minyak wagi itu bukan kebiasaanku hanya sekedar mencari tau saja reaksinya seperti apa dengan penampilan baruku, setelah lima menit menjelaskan padanya aku berpura-pura keluar dengan alasan untuk buang air. Diluar aku meminta bantuan temanku itu, aku menjelaskan padanya bahwa aku lagi mau ngerjain siswiku yang bernama Intan yang saat itu ada didalam kelas privat dan temanku pun setuju,jadilah ku ajak temanku masuk keruangan kelas privat ku pegangi tangannya dan kuajak dia bicara seolah-olah kita berdua sedang pacaran. Intanpun mulai merasa rese dengan keberadaan temanku itu sampai-sampai saking marahnya, dia dengan sengaja menjatuhkan mouse yang dipegangnya dan kemudian keluar meninggalkan kelas. Bahkan yang lebih parahnya setelah kejadian itu dia tidak mau lagi datang untuk melanjutkan privatnya. Bagiku semua itu tidak jadi masalah malah aku merasa sanggat lega bisa kehilangan dia dalam jadwal mengajarku, mungkin aku terlihat tega tapi jujur sebejat-bejatnya diriku aku tidak suka degan cewek centil.

Lama aku mengajar mejadi guru privat persisnya selama masa aku kuliah aku terus menjadi guru privat yang bukan hanya mengajarkan program kursus computer tetapi juga mengajarkan program kursus cinta, bagaimana tidak demikan walaupun saat itu aku punya dua orang pacar Clara dan Agnes tapi aku juga sering mengombal pada murid-muridku. Sedikitnya hanya untuk hiburanku saja disaat aku lagi bête, apalagi saat itu Clara dan Agnes jarang sekali datang ke kampus dan kos-kosanku. Walaupun dari semua muridku tidak ada yang sampai pacaran denganku tapi sedikitnya mereka ada yang mulai naksir ke aku.

*  *  *

Bersambung . . .




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline