Belajar di era modern adalah tentang memadukan kreativitas dengan teknologi. Tidak lagi hanya sekadar duduk diam mendengarkan ceramah panjang, kini siswa bisa menikmati pembelajaran yang dinamis dan menyenangkan. Bagaimana caranya? Pemanfaatan sumber dan media pembelajaran yang tepat. Dengan pendekatan ini, pembelajaran tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi sebuah perjalanan penuh makna yang melibatkan rasa ingin tahu dan eksplorasi.
Sumber belajar adalah semua hal yang dapat membantu siswa memahami materi pelajaran. Bukan hanya buku, tapi juga video, permainan edukasi, hingga lingkungan sekitar. Sumber belajar yang beragam tidak hanya membuat pembelajaran lebih efektif, tetapi juga memberikan pengalaman yang berkesan bagi siswa. Bayangkan seorang guru sains yang membawa siswa ke taman untuk mempelajari ekosistem. Cara ini tentu jauh lebih menarik dibanding hanya membaca teks di buku. Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Fransiska et al. (2024: 3), "Dengan memaksimalkan penggunaan Sumber belajar ini, pembelajaran tidak hanya menjadi lebih efisien, tetapi juga lebih menarik bagi siswa, mendorong partisipasi aktif mereka dalam proses belajar."
Bahkan, lingkungan sekitar kita adalah sumber belajar yang kaya. Sebuah pasar tradisional, misalnya, bisa menjadi tempat belajar matematika melalui penghitungan harga atau belajar sosial melalui interaksi masyarakat. Dengan memanfaatkan apa yang ada di sekitar, guru tidak hanya menghemat biaya tetapi juga memberikan pembelajaran yang relevan dengan kehidupan siswa.
Media pembelajaran adalah sarana untuk menjembatani konsep abstrak dengan pemahaman siswa. Menurut Putrianingsih (2019: 32), "Teknologi informasi sekarang sudah berkembang sangat pesat sehingga penggunaan alat-alat bantu dan media pembelajaran di sekolah maupun tempat belajar yang lain seperti alat-alat audio, audio visual serta perlengkapan sekolah lebih mengikuti perkembangan jaman, sehingga proses pembelajaran semakin menarik dan diminati peserta didik." Penggunaan media seperti video, infografis, dan alat peraga visual terbukti sangat efektif dalam membantu siswa memahami materi dengan lebih mudah dan menyenangkan. Dengan memanfaatkan teknologi, guru dapat menghadirkan informasi yang kompleks dengan cara yang lebih menarik dan interaktif. Misalnya, animasi sederhana tentang cara kerja tubuh manusia bisa membuat pelajaran biologi terasa lebih nyata dan mudah dicerna. Melalui animasi tersebut, siswa tidak hanya melihat gambar statis, tetapi juga dapat menyaksikan proses biologis yang terjadi secara dinamis, seperti bagaimana darah mengalir melalui sistem peredaran atau bagaimana organ-organ berfungsi secara bersamaan.
Penggambaran visual ini menghidupkan konsep-konsep yang mungkin sulit dipahami jika hanya disampaikan melalui teks atau ceramah. Dengan demikian, siswa dapat lebih mudah mengaitkan teori dengan kenyataan, menciptakan pemahaman yang lebih dalam tentang materi yang mereka pelajari. Selain itu, media visual juga dapat memicu rasa ingin tahu dan minat siswa, mendorong mereka untuk aktif terlibat dalam pembelajaran. Dengan cara ini, pengalaman belajar menjadi lebih menyenangkan dan memuaskan, membuat siswa lebih termotivasi untuk mengeksplorasi dan memahami pelajaran dengan lebih baik.
Di era digital, teknologi informasi memberikan berbagai pilihan media pembelajaran. Aplikasi pembelajaran, video interaktif, atau simulasi online membuka peluang bagi siswa untuk belajar kapan saja dan di mana saja. Menurut Miftah (2014: 10), "Pemanfaatan media untuk pembelajaran berbasis komputer, akan memberikan keberagaman bagi guru untuk dapat mengelola dan mengendalikan kegiatan belajar siswa secara optimal."
Tapi, tidak semua media pembelajaran harus canggih atau mahal. Kreativitas guru adalah kuncinya. Dengan kardus bekas, misalnya, seorang guru bisa membuat alat peraga sederhana untuk pelajaran geometri. Dengan bahan dari lingkungan sekitar, siswa dapat belajar secara langsung tentang sains atau seni. Model pembelajaran berbasis proyek juga menjadi inovasi menarik. Dalam pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mempraktikkannya melalui proyek nyata. Guru bisa memanfaatkan teknologi seperti presentasi digital untuk mendukung pembelajaran berbasis proyek. Hasilnya? Siswa tidak hanya paham materi, tetapi juga mengasah keterampilan seperti kerja tim dan pemecahan masalah.
Namun, tentu saja tidak semua berjalan mulus. Salah satu kendala yang sering dihadapi adalah kurangnya pelatihan bagi guru dalam menggunakan teknologi pembelajaran. Selain itu, fasilitas yang tidak memadai di beberapa sekolah, terutama di daerah terpencil, menjadi tantangan besar.
Meski begitu, kreativitas dapat menjadi solusi. Seperti yang dikatakan oleh Miftah (2014: 10), "... guru/pendidik disarankan mampu merancang media untuk kepentingan mengajar sekaligus dapat memanfaatkan media pembelajaran yang telah dirancang ..." Misalnya, menggunakan papan tulis interaktif buatan sendiri atau memanfaatkan peta sederhana untuk menjelaskan konsep geografi.
Ketika sumber dan media pembelajaran digunakan dengan baik, hasilnya bisa sangat signifikan. Siswa menjadi lebih termotivasi, memahami materi lebih cepat, dan suasana belajar menjadi lebih hidup. Bahkan, pemanfaatan sumber dan media yang tepat juga membantu siswa mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kreativitas, dan literasi digital. Selain itu, pembelajaran yang menarik dan relevan membantu siswa mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, siswa yang belajar matematika dengan simulasi pasar tradisional akan lebih mudah memahami konsep ekonomi dasar sekaligus menghargai interaksi sosial.
Di samping itu, pemanfaatan sumber dan media pembelajaran juga mendorong kolaborasi antar siswa. Ketika guru mengadopsi pendekatan berbasis proyek atau menggunakan teknologi interaktif, siswa memiliki peluang untuk bekerja sama dalam kelompok. Hal ini tidak hanya meningkatkan hasil pembelajaran, tetapi juga mengajarkan keterampilan sosial yang penting.