Lihat ke Halaman Asli

Serba-serbi Menulis di Media Digital

Diperbarui: 7 Februari 2018   01:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Media digital bukan lagi hal yang baru saat ini bagi kita. Kebanyakan dari kita bahkan mengaksesnya setiap hari.

Berbagai informasi dapat kita temukan dengan mudah melalui media digital. Sumber informasi di dunia digital tersebut sangat beragam.

Tidak hanya melalui portal berita, bahkan melalui captionteman yang kita baca di instagram, facebook, atau mungkin twitter. Bahkan kita sendiri juga bisa membagikan informasi yang kita inginkan melalui media sosial yang kita miliki. Cukup mencantumkan informasi yang kita inginkan pada kolom caption.

Namun, sebelum kita menulis untuk media digital, ada baiknya jika kita juga mempelajari dasar penulisan yang baik untuk media digital. Agar nantinya dapat kita terapkan dalam tulisan kita.

Supaya kita dapat memahami dengan lebih mudah kita akan menganalisis tulisan berbasis digital. Jika beberapa waktu yang lalu saya sudah pernah menganalisis secara sederhana penulisan jurnalistik pada media online New York Times, maka kali ini saya akan menganalisis secara sederhana penulisan pada captioninstagram milik salah satu media dalam negeri, yaitu Tempo.co dengan akun @tempodotco 

Pada kali ini kita menganalisis postingan dari @tempodotco pada tanggal 5 Februari 2018. Dalam foto yang di-posting tersebut terdapat foto headline Koran Tempo untuk tanggal tersebut.

Headline tersebut bertuliskan "TNI IKUT TANGANI DEMONSTRASI". Selain itu foto tersebut juga berisi ilustrasi Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang sedang berjabat tangan. Mari kita mulai menganalisis.

Salah satu nasihat yang baik untuk menulis bagi media digital dikemukakan oleh Neil Taylor, salah satu direktur kreatif pada sebuah agensi merk dan bahasa bernama "The Writer". Menurutnya, semakin pendek kalimat, semakin menyenangkan. Bagi Neil kita juga tidak dapat membiarkan kalimat pendek menjadi membosankan.

Seperti yang kita ketahui menulis untuk media kalimat yang harus digunakan adalah kalimat tunggal. Namun sayangnya beberapa penulisan kalimat yang ditulis dalam media digital masih berupa kalimat bertingkat atau kalimat majemuk.

Hal ini dapat membuat penyampaian informasi tidak efektif dan terkesan bertele-tele. Versi digital sangat berbeda dengan versi cetak.

Pada versi cetak bentuknya akan membuat si pembaca fokus kepada seluruh informasi yang disediakan. Sedangkan dalam versi digital setiap halaman harus dapat berdiri secara mandiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline