Kisah holodomor merupakan salah satu sejarah kelam dunia yang seolah terkubur dari banyaknya sejarah-sejarah lain di dunia. Sejarah ini menceritakan mengenai sebuah bencana kelaparan hebat yang menewaskan jutaan orang dalam kurun waktu hanya satu tahun, tepatnya pada tahun 1932-1933.
Peristiwa ini sama dahsyatnya dengan peristiwa holocaust yang dilakukan oleh Adolf Hitler tehradap kaum Yahudi di Jerman. Kejadian awal terjadi di Ukraina yang kala itu masih tergabung dengan Uni Soviet tahun 1929. Kala itu Uni Soviet dipimpin oleh salah satu diktator yang namanya masih melambung tinggi sampai sekarang, Joseph Stalin.
Pada masa itu, Stalin menerapkan program kolektivisasi pertanian dengan memaksa petani menyerahkan lahan pribadi, peralatan pertanian beserta ternak mereka, dan dipaksa untuk bergabung dengan pertanian kolektif milik negara. Stalin berujar bahwa pertanian kolektif dapat menghasilkan biji-bijian dalam yang lebih besar dari biasa. Pada awalnya para petani Ukraina menolak menyerahkan tanahnya karena menganggap bahwa pertanian kolektif sebagai perbudakan. Stalin pun melonggarkan beberapa kebijakan ekonominya dan memperkenalkan sistem pasar kolkhoz yang mengizinkan petani memperdagangkan barang yang mereka produksi.
Akan tetapi selain kolektivisasi, di sana sedang terjadi kampanye yang dinamakan dekulakisasi. Dekulakisasi merupakan kampanye politik Uni Soviet untuk menangkap dan mendeportasi sejumlah petani yang dicap sebagai kulak (sebutan untuk petani kaya).
Beberapa sejarawan beranggapan bahwa para kulak ini dijadikan sebagai kambing hitam politik Uni Soviet sehingga mereka digambarkan sebagai musuh demi memudahkan penyitaan lahan pertanian karena banyak dari mereka yang menolak untuk menyerahkan lahannya.
Sebanyak 1,8 juta petani Ukraina dideportasi pada tahun 1930-1931. Mereka yang diusir itu kemudian dikirim ke daerah-daerah terpencil tak berpenghuni. Mereka ditinggalkan tanpa makanan maupun tempat berlindung sehingga banyak orang meninggal dalam perjalanan terutama anak-anak. Lahan mereka pun diambil oleh pemerintah Uni Soviet sebagai bagian dari rencana kolektivisasi.
Akan tetapi pada tahun tersebut juga yakni 1931, hasil pertanian di daerah Ukraina sangatlah buruk diakibatkan oleh faktor bencana alam dan banyak lainnya hingga tahun 1932. Mereka pun memotong jatah makanan di desa-desa dan pemerintah memberikan peringatan siapapun yang ditemukan mengambil makanan dari tempat mereka bekerja akan langsung dijatuhi hukuman mati.
Rencana lima tahun awal Stalin pun tidak berhasil dan kini tujuan utama rencana tersebut adalah untuk meningkatkan taraf kehidupan rakyat. Rencana Uni Soviet ini dititikberatkan pada perluasan rumah produksi dan barang konsumen.
Akan tetapi pihak Uni Soviet malah mengambil langkah yang salah, mereka malah meningkatkan jatah produksi yang mustahil untuk dipenuhi mengingat masa panen di tahun 1931 hingga 1932 sangat buruk. Rencana tersebut pun gagal dan kelaparan dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru negara. Stalin juga menolak mengirim cadangan gandung yang "kemungkinan" dapat menghentikan bencana ini. Ia malah meneruskan ekspor gandum yang masih menegakkan hukum anti-pencurian di lahan pertanian kolektif.
Pada puncak holodomor di musim dingin tahun 1932-1933, sekitar 25.000 orang Ukrania meninggal setiap harinya. Bahkan beberapa dari mereka yang masih bertahan hidup mau tidak mau harus memakan mayat seseorang demi bertahan hidup. Diperkirakan total penduduk yang meninggal pada peristiwa holodomor mencapai 8 juta orang. Banyak sejarawan yang menganggap holodomor terjadi akibat panen yang kurang memuaskan pada rentang tahun 1931-1932. Holodomor pun berakhir pada tahun 1933 karena kesuksesan panen pada tahun tersebut.