Lihat ke Halaman Asli

Gabriella Theresia

Mahasiswa Hukum

Kode Etik Profesi Hukum dalam Film The Devil's Advocate

Diperbarui: 16 April 2020   00:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Vanity, definitely my favorite sin - John Milton, “The Devil’s Advocate”

“The Devil’s Advocate” adalah sebuah film horror supernatural Amerika Serikat yang menceritakan tentang seorang pengacara dari Florida yang dibintangi oleh Keanu Reeves pemenang 13 award sebagai Kevin Lomax yang akan direkrut oleh Al Pacino pemenang dari 50 award dan 1 Piala Oscar sebagai John Milton, pemilik firma hukum terkenal di New York. “The Devil’s Advocate” ditayangkan secara perdana pada tanggal 17 Oktober 1997.

“The Devil’s Advocate” menceritakan tentang kisah Kevin Lomax yang dibintangi oleh Keanu Reeves yaitu seorang pengacara pidana dari kota Gainesville di Florida, Kevin Lomax merupakan anak tunggal dari Alice Lomax yang dibintangi oleh Judith Ivey dan merupakan suami dari Mary Ann Lomax yang dibintangi oleh Charlize Theron pemenang 65 award dan 1 Piala Oscar. Ketika Kevin Lomax membela Lloyd Gettys, seorang guru sekolah dasar atas tuduhan pelecehan anak, Kevin Lomax menyadari bahwa kliennya bersalah namun Kevin Lomax tetap berusaha untuk memenangkan kasus tersebut dengan cara apapun, saat seorang wartawan local yang bernama Larry memperingatkan bahwa vonis bersalah tidak dapat dihindari Kevin Lomax semakin bertekad untuk memenangkan perkara tersebut, pada akhirnya Kevin Lomax memenangkan perkara tersebut karena Kevin Lomax ingin mempertahankan statusnya sebagai pengacara pidana yang tidak pernah kalah.

Setelah Kevin memenangkan perkara tersebut Kevin mendapatkan tawaran pekerjaan di sebuah firma hukum di New York untuk membantu pemilihan juri dalam perkara yang akan ditangani oleh pengacara lain yang bekerja di law firm John Milton. Karena Kevin berhasil membantu memenangkan kasus tersebut, John Milton menawarkan pekerjaan sebagai salah satu pengacara di kantornya dan sebuah apartemen yang luas di New York. Tentulah Kevin Lomax tidak dapat menolak tawaran tersebut dan membawa istrinya, Mary Ann Lomax untuk pergi ke New York.

Setelah Kevin Lomax menerima tawaran pekerjaan dengan gaji yang besar dan sebuah apartemen, Kevin semakin sibuk dan sering meninggalkan istrinya sendiri di apartemen tersebut, pada awalnya Kevin mengatakan kepada istrinya jika istrinya sudah tidak tahan lagi di New York dan meminta agar mereka berdua kembali ke Florida maka tanpa berpikir panjang Kevin akan menyetujui dan pergi ke Florida juga pada malam yang sama, namun setelah Kevin Lomax memenangkan perkara dimana seorang  dukun voodoo di tuntut atas dasar penyiksaan hewan, Kevin dipercayai oleh John Milton untuk menangani kasus seorang bilioner yang dituduh membunuh anak tiri, dan pengasuh anaknya. Ditengah – tengah penyelidikan kondisi mental dan fisik Mary Ann semakin memburuk dan meminta Kevin untuk keluar dari kasus dan agar mereka kembali ke Florida, namun Kevin dengan kesombongannya menganggap bahwa ia akan memenangkan kasus tersebut dan Kevin menganggap apabila Kevin keluar dari kasus tersebut dan kondisi kesehatan Mary Ann membaik maka Kevin akan membenci istrinya walaupun sudah diperingati oleh John Milton bahwa semua orang akan mengerti alasan mengapa Kevin keluar dari kasus tersebut Kevin tetap bersikeras untuk menyelesaikan dan memenangkan kasus ini.

Waktu terus berjalan dan keadaan Mary Ann semakin memburuk sehingga Mary Ann harus masuk ke institusi kejiwaan. Namun ketika Kevin Lomax memenangkan kasus ini Mary Ann memutuskan untuk bunuh diri di kamar tempat ia dirawat dalam sebuah institusi kejiwaan, hal itu membuat Kevin Lomax terpuruk dan memutuskan untuk membunuh dirinya juga di depan John Milton.

Lalu apa arti dari The Devil’s Advocate? Dan apa hubungan antara film The Devil’s Advocate dan Kode Etik profesi hukum? The Devil’s Adovacate merupakan istilah yang berasal dari tradisi Gereja Katolik Romawi antara tahun 1587 dan 1983. Istilah ini awalnya bernama “advocatus diaboli” yang beradu argumen dengan “advocatus dei” (God’s Advocate) dengan tujuan bahwa orang – orang yang akan menjalani proses kanonisasi berhak atau tidak berhak ditetapkan menjadi santo. Istilah ini lalu diadopsi dalam dunia hukum sebagai pengacara yang berpura – pura untuk menentang suatu ide atau rencana atau kejadian yang diyakini oleh banyak orang dengan tujuan untuk membuat orang mempertimbangkan kebenaran dari suatu kejadian tersebut. Hal ini biasa dipakai oleh pengacara – pengacara ternama yang sudah terpojok dan mencari celah dalam kebenaran – kebenaran yang telah terjadi agar dapat memenangkan perkara tersebut. Dan hubungan antara film The Devil’s Advocate dengan Kode Etik profesi hukum adalah seorang advokat menurut Pasal 14 dan 15 Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Advokat mewajibkan seorang Advokat untuk membela kliennya dengan cara apapun selama masih dan tetap berpegang teguh pada kode etik dan peraturan perundang – undangan, apabila seorang advokat mengabaikan atau menelantarkan kepentingan kliennya maka advokat tersebut dapat dikenai tindakan berdasarkan Pasal 6 huruf a Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003, dan jenis tindakan yang dapat dikenakan terhadap advokat tersebut dapat berupa :

  • Teguran lisan;
  • Teguran tertulis;
  • Pemberhentian sementara dari profesinya selama 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan;
  • Pemberhentian tetap dari profesinya.

namun hal tersebut diatur lebih lanjut oleh Keputusan Dewan Kehormatan Organisasi Advokat dan diatur dalam Pasal 7 ayat (2) Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Advokat.

Dari film "The Devil's Advocate" mengajarkan kita untuk tidak terlalu sombong dan terlalu ambisius dalam mengerjakan suatu hal karena segala hal memiliki konsekuensi dan resikonya masing - masing, karena sesukses apapun manusia dalam suatu bidang, untuk mencapai kesuksesan tersebut pastilah kita mengorbankan hal lain, seperti Kevin Lomax demi memenangkan perkara, menjaga reputasi "a criminal defense attorney who never lost a case" dan uang, ia membiarkan kesombongan dan ambisi membutakan dirinya dan membuat ia benar - benar menjadi "Lawyers are the devil's ministry". Seperti quote favorit saya dari film ini "Vanity, definetely my favorite sin", Kevin Lomax jatuh dan terpuruk akibat kesombongan dan ambisi untuk menjadi pengacara pidana yang tidak pernah kalah dan mentalitas rela melakukan apapun untuk menang walaupun tidak melanggar hukum.

Film "The Devil's Advocate" mengajarkan kita untuk tidak terlalu sombong dan terlalu ambisius dalam mengerjakan suatu hal karena segala hal memiliki konsekuensi dan resikonya masing - masing, karena sesukses apapun manusia dalam suatu bidang, untuk mencapai kesuksesan tersebut pastilah kita mengorbankan hal lain, seperti Kevin Lomax demi memenangkan perkara, menjaga reputasi "a criminal defense attorney who never lost a case" dan uang, ia membiarkan kesombongan dan ambisi membutakan dirinya dan membuat ia benar - benar menjadi "Lawyers are the devil's ministry". Seperti quote favorit saya dari film ini "Vanity, definitely my favorite sin", Kevin Lomax jatuh dan terpuruk akibat kesombongan dan ambisi untuk menjadi pengacara pidana yang tidak pernah kalah dan mentalitas rela melakukan apapun untuk menang walaupun tidak melanggar hukum.

Nama : Gabriella Dian Theresia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline