-Analisis Pemberitaan Orientasi Seksualitas tentang Ryan di Media Online-
Ryan. Tokoh satu ini tentu tidak luput dari pandangan kita di sekitar tahun 2008 yang lalu. Meskipun mungkin sudah terlalu basi berbicara tentang Ryan, atau bahkan tak ada lagi yang menginginkan nama tersebut muncul di media, bagaimana pun Ryan tetap menjadi sosok pelopor akan berjatuhannya korban mutilasi.
Saya tidak membawa berita baru akan Ryan, saya hanya ingin mengajak anda untuk merefleksikan bagaimana dahulu para jurnalis di media online ini menyajikan berita yang berkaitan dengan Ryan.
Pemberitaan dari media massa biasanya mengkontruksi pikiran masyarakat sesuai dengan tujuan sebuah informasi diberitakan. Media massa telah menghadirkan seperangkat citra (images), gagasan dan evaluasi dari mana khalayak dapat memilih dan menjadikan acuan bagi perilakunya. Misalnya dalam hal perilaku seksual, media massa memberikan suatu pandangan kumulatif tentang apa yang dianggap normal dan apa yang disetujui dan tidak.
Saat ini, pemberitaan yang beredar di masyarakat adalah pemberitaan yang memberikan banyak konstruksi negatif bagi masyarakat. Pemberitaan yang dimaksud adalah pemberitaan yang tidak sensitif gender, seksualitas, dan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi.
Pemberitaan yang tidak sensitif gender, seksualitas, dan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi, serta merta memberikan pembelajaran atau penyebaran nilai-nilai yang tentunya negative bagi masyarakat. Mengingat saat ini tingkat akses informasi di berbagai media massa, khususnya media online, semakin bertembah, bagaimana jika intensitas pengaksesan berita ini meningkat sementara itu berita yang disajikan tidaklah sehat?
Melalui internet-on line journalism-kita bisa menjelajahi berita dengan kedalamannya tanpa ada batasan atau kendala ruang. Berita pun dapat menyebar luas dan bisa terus diperbarui. On-line journalism ini menerapkan annotative journalism: tinggal meng-klik suatu kata, kita bisa mendapatkan informasi sebanyak yang tersedia (Luwi Ishwara, 2005: 49)
Selain itu, fasilitas media internet seperti navigational interactional, yaitu ketersediaan menu bar, akan sangat membantu penyebaran suatu pemberitaan sehingga secara sadar atau tidak sadar membentuk keintensitasan masyarakat dalam mengakses pemberitaan.
Baik, lalu bagaimana tentang kasus Ryan di media online? Pemberitaan ini cukup heboh dan disertai dengan berbagai variasi. Salah satu variasi yang dimaksud adalah sisi Ryan dengan status Gay, yang tidak lain merupakan pemberitaan yang tidak sensitif orientasi seksualitas.
Sementara itu, pemberitaan di internet banyak yang menyebutkan bahwa Ryan membunuh dengan cara mutilasi dan Ryan adalah seorang gay. Pemberitaan ini akan semakin mengsetting pikiran mereka bahwa gay sungguh sangat menjijikan-seolah-olah memberikan pernyataan bahwa, "sudah gay-pembunuh pula atau pembunuh yang ternyata gay, pantas saja."
Pada pemberitaan yang pernah ada, telah mengudara pendapat bahwa gay tidak normal, disambung pada kasus Ryan dengan variasi pemberitaan yang tidak sensitif orientasi seksualitas, semakin menambah buruk status gay di mata masyarakat. Dengan pengertian, pemberitaan tersebut, tidak mengangkat citra gay justru semakin memperosokkan mereka dalam jurang pengucilan.