Lahir dari keluarga yang berkecukupan dan punya beberapa privilege , baik dalam bentuk jabatan, harta, prestasi maupun yang lainnya, tidak menjamin seseorang pasti memiliki attitude yang baik. Bahkan sering kali, orang-orang yang hidup dalam keadaan berkecukupan terlena dan melakukan hal-hal yang menguntungkan diri mereka sendiri sampai-sampai merugikan orang lain.
Sebagai contoh, kasus penganiyaan Christalino David Ozora oleh anak pejabat pajak, Mario Dandy Satrio, yang hingga kini belum tuntas. Rafael Alun Trisambodo, ayah dari Mario Dandy, yang memiliki jabatan sebagai Kabag Umum Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Selatan II harus diturunkan dari jabatannya akibat kasus ini. Penurunan jabatan Rafael sesuai dengan Pasal 31 ayat 1 PP 94 Tahun 2021 mengenai Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Penganiyaan ini terjadi pada hari Senin tanggal 20 Februari 2023 sekitar pukul 20.30 WIB. Pada saat kejadian juga ada satu perempuan yang bernama Agnes. Agnes merupakan mantan kekasih dari David, yang juga merekam semua kejadian penganiyaan tersebut. Sebenarnya penyebab dari kasus ini pun sepele, hanya karena informasi yang didengar Mario dari Agnes menimbulkan perdebatan antar Mario dengan David, hingga pada akhirnya berujung penganiyaan. Sikap Mario yang seperti ini, sedikit banyak pasti juga dipengaruhi oleh kehidupannya yang selalu menerima apa yang ia inginkan.
Kasus ini tentunya tidak bisa dianggap enteng, mengingat kondisi David yang hingga saat ini masih berbaring lemas di ranjang rumah sakit, dengan trauma yang pastinya masih membekas. David masih harus berjuang untuk kembali sehat dan berdiri tegak seperti sedia kala. Tak jarang juga David menangis saat mengingat kejadian tersebut.
Kondisi fisik David nantinya akan kembali membaik, tapi bagaimana dengan trauma yang ia punya? Tentu butuh cukup waktu untuk berdamai dengan traumanya. Nyatanya, sakit mental akan jauh lebih menyakitkan daripada sakit fisik. Maka dari itu, walaupun pihak keluarga dari Mario maupun Agnes sudah meminta maaf, proses hukum tetap harus berjalan sebagaimana mestinya. Pihak keluarga David pun akan terus memperjuangkan keadilan bagi David, agar pelaku bisa mendapatkan efek jera dan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Hal-hal seperti ini, seharusnya tidak terjadi. Mereka yang punya banyak privilege seharusnya bisa menggunakannya dengan bijak, bahkan bisa menjadi contoh yang baik bagi orang lain. Sekarang apa gunanya hidup bergelimang harta, tapi nama baik keluarga tercoreng, bahkan harus mendekam di dalam penjara? Kelak kehidupan pelaku juga tidak akan mudah untuk kembali normal. Cacian dan hinaan dari orang lain pasti akan terus menghantuinya.
Dari kasus ini, para orang tua juga bisa belajar banyak. Jangan karena memiliki semua apa yang kita mau dan kita butuhkan, orang tua jadi memanjakan anak-anak mereka dan tidak bisa memberikan edukasi mengenai attitude dengan baik. Sebagai anak, kita juga bisa belajar, bahwa kekerasan tak akan menyelesaikan masalah, bahkan akan memperumit keadaan. Maka dari itu prestasi, jabatan, maupun harta yang kita punya, juga harus dibarengi dengan attitude yang baik. Dengan begitu, kedepannya diharapkan tidak ada lagi kasus penganiyaan yang dapat merusak masa depan korban, serta tindakan sewenang-sewenang karena kepemilikan atas sebuah privilege.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H