Lihat ke Halaman Asli

Corona dan Jodoh

Diperbarui: 7 Juli 2021   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ayoo semuanya kita mulai rapat detik ini juga," itu perintah dari Raymon, sang ketua dari Komunitas Paduan Suara kecil ini. Aku bersama Zio pacarku, Kak Frans teman Zio bersama Kak Cica pacarnya duduk di meja yang sudah disiapkan sebelumnya.

Kita berempat bukan dipersatukan di komunitas ini, tapi di tempat yang beda dengan cerita yang sama. Aku dan Zio ketemu di kampus, kami beda jurusan, tapi di kampus sama-sama mengikuti organisasi BEM- yang katanya kalo masuk bakalan famous, nilai bagus. Namun semua hanya ada di dunia telletubies. Aku dan Zio sudah menjalani hubungan ini selama 4 tahun. Yap, sejak mahasiswa baru sudah jadi budak cinta. Tahun ini kami akan sama-sama wisuda, bulan depan tepatnya.

Kak Frans dan Kak Cica bertemu di organisasi BEM juga dan di kampus yang berbeda dengan kami. Kisah mereka juga sudah 4 tahun hingga mereka kerja sekarang. Kebetulan Zio sering ketemu Kak Frans di lapangan futsal dekat kampus kami. Akhirnya kami berempat jadi sering kumpul dan hangout bareng. Komunitas Paduan Suara ini merupakan organisasi eksternal kampus. Kami bergabung untuk mengisi waktu luang.

Hari ini sudah 3 bulan sejak pandemi Covid 19 menyerang dunia, komunitas kami tidak pernah tampil di luar lagi. Hari ini diadakan rapat untuk menata ulang sistem yang sudah kacau.

"Jadi, kita akan bikin virtual conser gitu guys, latihan nya bakalan susah sih, you know lah, kita rekaman sendiri, trus tim multimedia yang edit, ini gue kasih kertas yang isinya..." begitulah rapat kami berjalan hingga selesai.

Akhirnya kami semua latihan di rumah masing-masing. Hari ke-2 latihan, aku dapat telepon dari Kak Cica. "Halo Na, gue positif, lo sama Zio Swab sekarang juga ya" seketika lututku lemas, itu tandanya seluruh keluarga ku juga harus melakukan Swab. Tanpa menunggu waktu, kami sekeluarga segera ke rumah sakit untuk menjalani Swab, ketemu Zio dan keluarganya juga disana.

"Kak Frans gimana?" Tanyaku ke Zio.

"Negatif" jawab Zio singkat.

Ternyata keluargaku dan Zio semuanya negatif.

Dua minggu sudah berlalu, kami hanya bisa menghubungi kak Cica melalui video call atau chatt. Dia dirawat di rumah sakit yang lumayan jauh dari rumahku. Sudah tiga hari aku belum mendapat kabar dari Kak Cica, tapi biasanya pada hari ke-4, dia memberi kabar ke semuanya.

Sore ini seperti biasa aku menyapu halaman, tiba-tiba Kak Frans ada di depan gerbang rumahku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline