Lihat ke Halaman Asli

Di Balik Estetika Kerajinan Gerabah di Desa Kasongan

Diperbarui: 21 Mei 2022   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu kerajinan gerabah yang diambil dengan kamera di Desa Kasongan. dokpri

Sejarah Desa Kasongan

Tepatnya di pinggiran Kota Yogyakarta, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, terdapat sebuah desa wisata yang kini terkenal baik mancanegara maupun internasional. Desa tersebut yaitu Desa Gerabah di Kasongan. Desa Kasongan sudah terhitung lama menjadi pusat kerajinan gerabah di Yogyakarta. Barang yang dihasilkan sangatlah beragam seperti piring, pot, pigura, dan karya-karya lainnya.

Adanya Desa Kasongan bermula dari kematian seekor kuda dari Reserse Belanda  di atas ladang persawahan milih seorang warga. Lantaran takut diberikan hukuman oleh Belanda pada masa penjajahan saat itu, si pemilik tanah merelakan tanahnya yang diikuti oleh warga lainnya. Pada akhirnya, beberapa kepemilikan tanah persawahan tersebut diambil alih oleh warga desa lain. Sebagian penduduk yang tidak mempunyai tanah persawahan pada akhirnya mencari kegiatan baru di sekitar pekarangan rumah dengan memanfaatkan tanah liat yang tidak pecah jika dipadatkan dan mengolahnya menjadi berbagai macam mainan dan peralatan dapur. 

Seiring berkembangnya waktu, barang yang dihasilkan dari tanah liat atau kerajinan gerabah ikut berkembang menjadi lebih beragam disesuaikan dengan kebutuhan dan minat pasar. Kerajinan di Desa Kasongan tidak hanya menghasilkan barang-barang yang berasal dari tanah liat/gerabah tetapi masyarakat pengrajin gerabah juga memanfaatkan bahan-bahan lainnya yang tersedia di wilayah sekitar Desa Kasongan seperti bambu, rotan, kayu, batok kelapa dan lainnya yang diproduksi menjadi sebuah produk dengan nilai jual tinggi. Dalam membuat gerabah, keahlian tersebut diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga Desa Kasongan menjadi sebuah desa dengan ikon wisata gerabah di Kabupaten Bantul.

Desa Kasongan

Desa wisata Kasongan merupakan sebuah daerah pemukiman para kundi atau buyung atau gundi yang berarti seorang yang menghasilkan sejenis buyung, gendi, kuali, dan hal lainnya yang termasuk dalam peranti dapur dan barang hias yang terbuat dari tanah liat atau gerabah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu pengrajin gerabah di Desa Kasongan, sampai saat ini Desa Kasongan masih menjadi salah satu tujuan desa wisata di Yogyakarta yang diminati oleh para wisatawan. Pada saat berkunjung ke Desa Kasongan maka para pengunjung akan disuguhkan dengan serangkaian show room  atau rumah dengan galeri berbagai macam produk yang dipamerkan seperti barang kerajinan gerabah dan keramik misalnya guci, pot bunga, hiasan dinding, miniatur alat transportasi, souvenir, lampu hias, patung, dan beragam hiasan dengan daya tarik tinggi.

Terdapat patung yang sangat terkenal di Desa Kasongan salah satunya yaitu patung Loro Blonyo. Patung ini merupakan representasi dari sepasang pengantin yang dinilai akan membawa keberuntungan bagi siapapun pemiliknya. Patung Loro Blonyo biasanya dijumpai dengan bermacam-macam gaya. Patung Loro Blonyo pertama kali yang ditampilkan oleh Galeri Loro Blonyo yang diangkat dari patung milik Kraton Yogyakarta.

Teori

Berdasarkan teori sosiologi budaya menurut Raymond Williams dalam bukunya yang berjudul Culture, terdapat tiga elemen penting yang bermanfaat dalam sebuah sosiologi budaya. Ketiga komponen itu, yakni; (1) lembaga budaya; (2) isi budaya; dan (3) efek budaya. Hal tersebut didukung oleh Kuntowijoyo yang menyampaikan bahwa lembaga budaya membahas mengenai siapa yang memproduksi budaya dan siapa yang menjadi patronasinya, serta siapa yang mengontrol dan bagaimana cara mengontrol dilakukan. Selanjutnya, isi budaya membahas produk seperti apa yang diwujudkan dan efek budaya apa yang diharapkan dari sebuah budaya. Konsep teori ini digunakan lantaran berkaitan untuk mengkaji siapa saja yang telah berjasa dalam mendongkrak para pengrajin gerabah Kasongan dalam mengembangkan inovasi dan kreasi dalam mengantisipasi adanya perkembangan zaman.

DAFTAR PUSTAKA

Raharjo, T. (2009). Historisitas Desa gerabah kasongan. Program Pascasarjana, ISI Yogyakarta. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline