Pemuda-Pemudi Milenial Melawan Intoleransi Melalui Ujaran Kebencian di Media Sosial
Sebagai generasi milenial,saya memiliki peran yang cukup penting dalam menjaga kemanusiaan dan kemajemukan dalam masyarakat.Salah satu hal yang jelas saya lawan adalah ideologi intoleransi yang sering kali menyebar melalui ujaran kebencian di media sosial seperti Instagram,Facebook,Twitter,Line, dan WhatsApp.Dalam upaya saya untuk membela "kemanusiaan" dan "kemajemukan" yang dijunjung tinggi oleh Pancasila sebagai "Daun Warna-Warni dari Satu Akar Pohon yang Sama," saya harus mengambil langkah-langkah konkret dan nyata.
Saya sangat menentang perbuatan intoleransi yang seringkali tersebar di media sosial. Hal tersebut sangat tidak etis untuk di expose ke media massa lantaran seringkali memprovokasi antar pengguna media sosial sehingga memicu terjadinya konflik antar sesama warga Indonesia. Sebaiknya kita sebagai warga Indonesia bersikap saling menghargai serta menghormati satu sama lain.Apabila kita melakukan hal hal positif tersebut,maka akan tercipta suasana yang rukun antar sesama masyarakat Indonesia sesuai dengan sila ke-3 "Persatuan Indonesia".
Sementara itu,saya sebagai pemuda Indonesia tentu melawan hal hal tersebut dengan langkah langkah yang konkret dan nyata.Langkah pertama meskipun sederhana tetapi bisa menjadi pengaruh besar yaitu mencegah hal hal tersebut terjadi.Contohnya,melaporkan unggahan yang berkaitan dengan ujaran kebencian dan menggunakan media sosial dengan bijak karena ketika kita sebagai pengguna media sosial ikut terpengaruh maka kita juga bisa terjerumus sebagai pelaku intoleransi tersebut.
Dalam kesimpulan, sebagai pemuda-pemudi milenial,saya memiliki peran krusial dalam melawan intoleransi melalui ujaran kebencian di media sosial. Melalui pendekatan solidaritas serta saling menghargai satu sama lain,saya bertekad untuk memelihara kemanusiaan dan kemajemukan yang menjadi landasan Pancasila.Dengan langkah-langkah konkret dan nyata ini,saya berharap bisa membawa perubahan positif dalam masyarakat dan mewujudkan visi Indonesia yang inklusif dan berkeadilan.
Referensi:
https://www.mei.edu/publications/reflections-post-arab-spring-landscape-sailing-thoughts-indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H