Dalam dunia yang semakin terpolarisasi, diskusi tentang diskriminasi dan toleransi tak pernah kehilangan relevansinya. Diskriminasi---sebuah perlakuan tidak adil yang didasarkan pada perbedaan ras, agama, gender, atau status sosial---adalah virus yang merusak harmoni sosial.
Sebaliknya, toleransi adalah vaksinnya: kemampuan menerima dan menghormati perbedaan yang ada di tengah masyarakat. Kedua konsep ini menjadi inti dari kegiatan ekskursi siswa Kolese Kanisius ke Pesantren Terpadu Bismillah di Serang, Banten, yang diadakan pada 30 Oktober 2024---01 November 2024.
Ekskursi ini bukan sekadar perjalanan biasa. Kolese Kanisius yang merupakan sekolah yang berlandaskan pada ajaran agama Katolik mengirimkan sekitar 30 siswa ke sebuah pesantren, tempat kehidupan dan nilai-nilai Islam menjadi poros utama, adalah langkah kecil namun signifikan dalam membangun dialog lintas agama.
Dengan tema embrace, share, and celebrate our faith, kegiatan ini menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan tidak harus menjadi tembok pemisah, melainkan jembatan yang memperkaya pemahaman bersama.
Hari-Hari yang Penuh Pelajaran Hidup
Di hari pertama, penyambutan hangat dari Kiai H.M. Alvi Ruzabady dan para santri menjadi pembuka yang menggembirakan. Sikap ramah dan keterbukaan mereka langsung mencairkan kekhawatiran tentang bagaimana dua kelompok dengan latar belakang berbeda ini akan berinteraksi.
Berbagai aktivitas, seperti keliling pesantren, bermain bersama, hingga mengajarkan bahasa Inggris, menjadi momen untuk berbagi pengalaman dan perspektif. Dalam sesi mengajar, siswa Kanisius melihat betapa antusiasnya para santri untuk belajar sesuatu yang baru, meski itu berasal dari dunia yang sangat berbeda dengan mereka.
Hari kedua menjadi lebih menarik ketika siswa Kanisius diajak terlibat dalam rutinitas pesantren. Bangun subuh dan mengikuti sholat berjemaah adalah pengalaman baru yang penuh refleksi. Mereka belajar bagaimana kedisiplinan menjadi elemen kunci dalam kehidupan para santri.
Pada siang hari, seminar tentang Pancasila dan toleransi menjadi wadah dialog terbuka tentang bagaimana nilai-nilai kebangsaan dapat menjadi landasan kuat dalam memupuk kebersamaan, tanpa memandang perbedaan agama.
Sementara itu, malam pentas seni menjadi puncak kebersamaan dari sudut pandang santri Bismillah. Dalam acara ini, para santri menampilkan berbagai seni islami, seperti lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an, pembacaan puisi religius, dan sholawat berjemaah. Siswa Kanisius, meski tidak berpartisipasi dalam penampilan, menikmati acara tersebut dengan penuh penghormatan.