Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Motor Motogp Lean Angle Sangat Miring Sekali?

Diperbarui: 25 Oktober 2016   01:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Menjadi seorang pembalap, tentu membutuhkan skill yang sangat mumpuni. Tiap tikungan yang dihadapai sangat berbeda. Tiap sirkuit memiliki jalur aspal , bentuk tikunga, ukuran aspal, ketebelan aspal yang berbeda-beda. Mungkin orang-orang yang sering menonton motogp suka bertanya, mengapa sih rider rider moto3-motogp sangat hebat , sampai-sampai bisa menaklukan motornya sangat miring sekali, sampai-sampai sikut menyentuh aspal. 

Dan pembalap muda yang memilik ketrampilan tinggi, dan menjadi juara dunia tahun 2016. Dan mengumpulkan piala sebanyak 5. Yaitu adalah Marq Marquez. 

Yang sering jadi pertanyaan, kok ya MarqMarquez nggak jatuh2 di tikungan, dan lagi seringkali profil ban-nya masih lebih bagus dari pembalap lainnya. Apa yang menyebabkan ia hingga seperti itu?

Rahasianya terletak di sudut rebahan (lean angle) saat MM menikung. Selama yang ane amati lean angle MM saat cornering jarang sekali menyentuh apalagi melewati 60 derajat, padahal ban untuk balapan moto GP didesain bisa untuk rebah 64%. Perhatikan setiap MM menyalip di tikungan dan bandingkan sudut rebah motornya, keliatannya lebih tegak daripada pembalap2 lainnya.

Mungkin in bisa dijadikan contoh, jadi saat contact patch (permukaan ban yang bersentuhan dengan aspal) maksimum, bukan pada sudul lean angle maksimum, tapi sekitar 5-10 derajat dari sudut maksimumnya. Nah jika ban motogp dirancang untuk sudut rebah maksimum 64 derajat, maka tindakan MM dalam menikung sangat tepat yaitu dengan sudut rebah 54 s/d 59 derajat, nggak sampe 60 derajat (itu yang sering dilakukannya, meskipun kadang lebih dari 60 derajat).

Dengan contact patch yang lebih lebar, maka tekanan per cm2 menjadi lebih kecil, sehingga kemungkinan aus permukaan ban-nya juga lebih kecil, makanya ban motor MM lebih awet. Selain itu dengan kondisi menikung yang lebih tegak, kecepatan menikung bisa ditingkatkan tanpa harus takut selip, baik ban depan maupun belakang, sehingga lebih cepat dari yang sudut rebahnya lebih besar.

Lalu bagaimana MM melawan gaya sentrifugal, sehingga MM tetap pada racing-line terdalam. Ya dengan menggeser bobot badannya sebesar mungkin sambil bergelayutan di motor. Kemudian sikutnya digunakan sebagai alat ukur (sensor) tingkat kerebahan tubuhnya karena MM lebih percaya kepada feelingnya dibandingka pada perangkat elektronik, makanya baju balap bagian sikut banyak yang beset. Perhatikan gambar ini

Dan tidak hanya marq marquez saja yang mencapai lean angle maksimal, pembalap legend seperti Valentino Rossi dan juga Jorge Lorenzo sering menampilkan aksinya ketika race apalagi ketika mereka saling memperebutkan podium dan rela nyikut menyikut walaupun mereka 1 tim yaitu Movistar Yamaha Tech Gp.

Dan lean angle yang membuat sikut mengenai aspal, banyak dikagumi dikalangan pembalap. Ini memang membuthkan waktu sangat lama, apalagi kita harus tahu karakter mesin motor kita seperti apa,kondisi aspal sirkuit, tekanan udara disirkuit ini adalah faktor utama . Salah satu pembalap Indonesia yang mengejutkan adalah MD Satria adalah rider baru dari Anjany Racing Team. Keahlian dalam menggunakan yamaha r25 di IRS kemarin ditambah "elbow down" sampai banyak kalangan heran dengan aksinya. Karena motor ini tidak terlalu di design untuk mendapatkan lean angle sempurna. Dan tidak hanya MD satria saja tetapi ada rider dari HONDA RACING TEAM yaitu Dimas Ekky Pratama yang mengikuti ajang CEV moto2 di eropa. Rider pengalamn ini yang sempat ditemani oleh rekan baiknya yaitu M.Fadli, yang kini tidak ikut dalam kejuaraan lagi karena terjadi crash besar di sentul pada tahun 2015 yang menyebabkan M. Fadli tidak bisa ikut lagi dalam kejuraan tersebut. 

Dan sekarang kita akan membahas mengenai apa sih yang menyebabkan suara dari mesin motogp begitu besar? Dan mengapa ketika dibawa dalam keadaan kencang motor berasa ringan sekali. Kita akan membahas mengenai mesin dari Ducati Desmosedici gp 15, Yamaha M-1, Honda RCV, dan Suzuki GSX-RR.

Kunci penampilan Desmosedici GP15 semakin gesit adalah pemakaian sasis yang lebih pendek dari motor yang digunakan dalam Moto GP musim lalu. Perubahan tersebut merupakan jawaban yang selama ini ditunggu-tunggu oleh para insinyur dan mekaniknya, untuk mengimbangi tenaga motor Ducati yang garang tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline