Apa itu Teknologi 3D Printing
Teknologi 3D Printing juga dikenal sebagai "manufaktur aditif" karena menciptakan objek dari awal bukan membentuk atau memotong bahan dasar yang lebih besar atau menuangkan bahan cair ke dalam cetakan. Keunggulannya adalah limbah yang lebih sedikit dan kemampuan untuk mencetak desain khusus seperti struktur kisi yang rumit yang sulit dibuat. Mesin 3D printing mencetak dengan cara mengeluarkan filamen plastik tipis keluar dari nozzle yang dipanaskan lalu akan membentuk struktur lapis demi lapis, metode tersebut dinamakan pemodelan deposisi menyatu (FDM). Namun, istilah 3D printing mencakup teknologi yang jauh lebih luas. Salah satu yang tertua menggunakan laser UV untuk memindai dan memperkuat resin fotosensitif lapis demi lapis. Cara kerja 3D printing hampir sama dengan printer laser dengan teknik membuat objek dari sejumlah layer/lapisan yang masing-masing dicetak di atas setiap lapisan lainnya. Teknologi printing ini sendiri sebenarnya sudah berkembang sejak sekitar 1980-an namun belum begitu dikenal hingga tahun 2010-an ketika mesin cetak 3D ini dikenalkan secara luas dengan bidang komersial.
Peran teknologi 3D printing bagi masyarakat
3D printing digambarkan sebagai teknologi yang berpengaruh besar( Petrick etal., 2013). Teknologi ini diharapkan dapat mengubah banyak hal dalam bisnis dan kehidupan sehari- hari. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk membuat produk sesuai dengan preferensi mereka. Pada awal kemunculannya, 3D printing dikhususkan untuk proses produksi, namun seiring berkembangnya teknologi, penggunaannya menjadi lebih umum. Saat ini, 3D printing banyak digunakan oleh UKM( usaha kecil dan menengah) dan individu. Harga 3D printing juga semakin murah, sehingga menjangkau lebih banyak kalangan. Teknologi 3D printing mulai digunakan dalam bidang kesehatan, contoh penggunaan teknologi 3D printing adalah dengan sub faktorbio-printing. 3D printing digunakan untuk pembuatan organ tubuh manusia seperti telinga, hati, ginjal menggunakan hydrogel, living cell, plastik. Lalu sub faktor selanjutnya adalah peralatan kesehatan digunakan untuk membuat peralatan kesehatan seperti kaki palsu, tangan palsu( prostetik), ring jantung. Dalam bidang kesehatan juga ada sub faktor obat- obatan, dalam sub faktor ini digunakan untuk mencetak obat- obatan dengan contoh pembuatan pil yang dibuat custom dan memungkinkan dosis tinggi dalam 1 pil tersebut.
Penggunaan teknologi pada bidang kesehatan di Indonesia saat ini
Penggunaan teknologi pada bidang kesehatan di indonesia saat ini bisa dibilang tertinggal dibanding negara lain. Dengan bukti bahwa alat kesehatan di Indonesia 94 adalah produk impor. Kondisi Pasar Alat Kesehatan Indonesia Potensi pengembangan pasar alat kesehatan di Indonesia dapat terlihat dari kondisi ekspor- impor alat kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data perdagangan( ekspor- impor) Indonesia untuk HS 10 number, terlihat bahwa pertumbuhan permintaan ekspor alat kesehatan, maupun permintaan impor cukup tinggi. Kondisi Ekspor Alat Kesehatan di Indonesia berdasarkan data perdagangan luar negeri Indonesia tahun 2015, ekspor alat kesehatan Indonesia didominasi oleh alat kesehatan yang bersifat disposable( sekali pakai). Sarung tangan medis( gloves, mittens, and mitts) berkontribusi sebesar 36,3 dari total ekspor alat kesehatan Indonesia. Sementara itu, produk yang menyumbang ekspor dengan jumlah terbanyak adalah produk lensa kontak dan sejenisnya yang berkontribusi sebesar 13,4, serta pembalut dan sejenisnya( disposable aseptic kerchief, etc) sebanyak 13 dari total ekspor alat kesehatan.