Apakah kalian pernah mengalami Gangguan mental seperti stress dan depresi? Apakah keluarga kalian memiliki Riwayat keturunan kanker? Apakah kalian seorang atlet yang membutuhkan pemulihan cepat? Atau diantara kalian kalangan remaja memilki jerawat yang selalu meradang di wajah. Sering kita lihat di media sosial belakangan ini tentang penggunaan CBD oil yang banyak manfaatnya, dijuluki Ganja tapi bukan Ganja konvensional. Apakah sama efek sampingnya dengan Ganja biasa?
Di dunia yang terus berkembang, ada banyak obat untuk masing-masing penyakit. Namun ada juga penyakit yang belum ditemukan obatnya dan mencegahnya dengan suplemen-suplemen. Ternyata ada satu obat yang dapat menangani semua itu, tapi masih banyak kontreversinya. Solusi pengobatan yang dapat menanganinya adalah Ganja. Bukan sekedar Ganja, CBD, singkatan dari cannabidiol merupakan zat kimia yang diekstrak dari daun dan bunga tanaman Ganja. Terdapat banyak informasi yang beredar tentang CBD yang mengakibatkan kesalahpahaman umum seputar CBD dan kegunaannya. Apakah kontroversi yang ditimbulkan sebanding dengan manfaatnya dan buruknya?
Dari sekian banyaknya senyawa yang ada dalam ganja, CBD adalah salah satunya. CBD hanya dapat ditemukan pada tumbuhan cannabis begitu juga kandungan THC. Ini pertama kali diperoleh dari ganja Amerika dan ganja Mesir pada tahun 1940. THC adalah singkatan dari Tetrahidrokanabinol, namun THC merupakan senyawa utama dari ganja. Artinya, THC bersifat psikoaktif dan berbahaya dengan memberi euforia dan halusinasi yang dapat merusak cara kerja pusat syaraf manusia hingga menyebabkan gangguan jiwa. Sisi lainnya, CBD bersifat nonpsikoaktif, artinya CBD tidak memberikan euforia mabuk dan halusinasi.
Manfaat CBD oil atau minyak Ganja sebagai suplemen bagi PTSD, anti-kanker, kondisi gangguan mental, Kesehatan jantung, anti nyeri, pemulihan otot dan juga pemulihan sistem imun tubuh sudah banyak terbukti. Healthline mengatakan bahwa Beberapa penelitian menemukan bahwa CBD efektif dalam meredakan berbagai kondisi kesehatan mental dan fisik. Studi Tahun 2014 oleh pada sel manusia ditemukan bahwa CBD adalah antiperadangan yang efektif Dimana artinya peradangan otot dapat dikendalikan sebelum dan setelah olahraga. (Olh, A., Tth, DKK, 2014). CBD dapat mengobati epilepsi atau gangguan kejang pada anak-anak. Perhimpunan Kanker Amerika menemukan beberapa bukti menunjukkan sifat antikanker dan manfaat CBD dalam mengelola efek samping pengobatan kanker (American Cancer society, Cancer.org. August 3,2022).
Beberapa penelitian pada manusia juga menunjukkan beberapa hasil positif CBD dalam kondisi kecemasan. Efek CBD pada amigdala dipelajari dalam studi pencitraan otak dan menunjukkan penurunan aktivasi di amigdala setelah pemberian CBD. Prevalensi PTSD seumur hidup di AS adalah sekitar 6,1% dari populasi. Perawatannya sebagian besar konsisten dengan antidepresan serta Prazosin untuk mimpi buruk. CBD telah dilaporkan dalam studi kasus-kontrol bermanfaat untuk gejala mimpi buruk yang terkait dengan PTSD (Oberbarnscheidt T, Miller NS. The Impact of Cannabidiol on Psychiatric and Medical Conditions. J Clin Med Res. 12 Jul 2020).
Sayangnya tertulis dalam UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, bahwa Ganja merupakan substansi golongan 1 dan tidak dan illegal untuk digunakan Belakangan ini ganja sempat menjadi obrolan publik usai Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merestui rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) belakangan ini memutuskan untuk menghapus ganja dari kategori obat paling berbahaya di dunia dan bisa digunakan untuk keperluan medis (CNN,2020) Seharusnya senyawa turunan ganja seperti CBD dilegalkan dan dapat diatur secukupnya karena tidak memiliki aktivitas psikoaktif dan dapat masuk dalam kategori Narkotika golongan 2 atau golongan 3 (CNN,2020). Journal of Psychopharmacology melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa peserta yang diberi CBD sebelum diberikan dosis THC murni mengalami gangguan kognitif dan paranoia yang lebih sedikit dibandingkan peserta yang hanya menerima THC murni.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk penggunaan CBD oil sebagai suplemen Kesehatan adalah hal yang patut diperhatikan kegunaannya di Masyarakat yang membutuhkan secara medis, karena manfaatnya yang minim efek samping dan resiko. Di beberapa bagian negara memang sudah dilegalkan tapi dalam keadaan kebutuhan treatment atau sebagai pendorong system tubuh keseharian, baiknya CBD oil ini diberi kesempatan untuk mengubah pola hidup Kesehatan manusia
REFERENSI
Perbandingan dengan ganja biasa
https://ugm.ac.id/id/berita/22676-guru-besar-ugm-sebut-ganja-tidak-perlu-dilegalisasi-meski-untuk-keperluan-medis-p/
Mengurangi peradangan
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20201204150423-199-578042/beda-dua-jenis-ganja-thc-dan-cbd-saat-dikonsumsi
(Oláh, A., Tóth, B. I., Borbíró, I., Sugawara, K., Szöllõsi, A. G., Czifra, G., Pál, B., Ambrus, L., Kloepper, J., Camera, E., Ludovici, M., Picardo, M., Voets, T., Zouboulis, C. C., Paus, R., & Bíró, T. (2014). Cannabidiol exerts sebostatic and antiinflammatory effects on human sebocytes. The Journal of clinical investigation, 124(9), 3713–3724. https://doi.org/10.1172/JCI64628).