Lihat ke Halaman Asli

Pasar Kembang Bersolek Lewat Sarkem Fest 2019

Diperbarui: 22 Februari 2019   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bambangsoepijanto.com

Ada suasana berbeda di penggalan Jalan Pasar Kembang, Jogjakarta pekan lalu. Bertepatan dengan hari kasih sayang "Valentine" 14 Februari digelar Sarkem Fest. Event yang menampilkan kebudayaan rakyat ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dari program Pemerintah Kota Yogyakarta yaitu "Jogja Heboh 2019". "Jogja Heboh" adalah usaha yang diinisiasi oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DIY, ASITA (Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia) DIY dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk tetap menggenjot wisata DIY disaat bulan-bulan sepi kunjungan (low season), Februari-Maret.

Dilansir dari Gudeg net.com Festival Pasar Kembang adalah perpaduan antara kebudayaan, kuliner, dan kesenian. Atraksi Bregada Keraton, pembagian kopi gratis, Barongsai, tari-tarian. Ada pula pertunjukan music dan teater yang berasal dari warga sekitar. Event ini diselenggarakan Pemerintah Kota Yogyakarta Bersama masyarakat untuk merubah wajah Pasar Kembang menjadi lebih baik.

Selama ini masyarakat mengenal Jalan Pasar Kembang sebagai Kawasan "red light district" nya Jogja yang tertua, sejak seabad lalu. Stasiun Tugu di utara jalan menjadi daya pikat utama yang melatar belakangi tumbuhnya prostitusi Sarkem. Pembangunan jalur kereta api di Jawa mulai tahun 1884 yang menghubungkan kota-kota Batavia, Cianjur, Cilacap, Surabaya mendorong arus mobilisasi manusia, barang dan jasa yang lebih massive.

Para pemilik modal pun terdorong membangun fasilitas-fasilitas pendukung, tidak Cuma bagi penumpang kereta tapi juga pekerja, sopir truk ekspedisi, tukang becak, kusir andong hingga pedagang kaki lima. Pelan tapi pasti, ekosistem disekitarnya terbentuk. Fenomena ini tak hanya terjadi di Pasar Kembang. Di daerah lain prostitusi sekitar stasiun juga terjadi di Poncol-Semarang atau Wonokromo-Surabaya.

Upaya-upaya seperti ini baik untuk membentuk citra baru bagi suatu Kawasan. Bahwa potensi yang ada di daerah itu tak melulu soal jual beli seks. Warga sekitar juga seperti dibangkitkan kembali "harga dirinya". Dengan visi merawat keistimewaan dengan pembangunan yang sesuai wilayah Bambang Soepijanto, calon anggota DPD RI daerah pemilihan DIY siap mengawal upaya-upaya positif semacam ini. Pada Pemilu April mendatang Bambang Soepijanto mendapat nomer urut 24 dan siap menjadi pengayom, penentram dan penyejahtera masyarakat DIY.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline