Lihat ke Halaman Asli

Ge

Penulis/Sirosais

Filosofi Murka

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada murka yang menggelegak di hati orang-orang beradab, seperti sekam yang menyala diam-diam.

Ada murka yang meremang di hati orang-orang beradab, seperti dupa yang terbakar pelan-pelan.

Semuanya menghitung jarak, waktu, sepenggal masa, saat-saat antara, kini:Tuhan (mungkin) tidur (sejenak); nanti terbangun: membuat perhitungan, keadilan.

Ada murka yang menggelegak di hati orang-orang biadab, seperti nyala api yang menghanguskan, seketika.

Ada murka yang meledak-ledak di hati orang-orang biadab, seperti binatang luka yang mengamuk tak terbendung.

Semuanya menghanguskan jarak, waktu, sepenggal masa, tak ada saat antara, kini: akulah tuhan; nanti: akulah nerakamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline