Lihat ke Halaman Asli

Fyrda Shafira

Student Blogger

Adapt or Die, Pertahanan PR Practitioner di Era Revolusi Industri 4.o

Diperbarui: 25 Juni 2019   18:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seminar "Peran PR dan Media Bertahan di Era Revolusi Industri 4.0"

PERHUMAS mengadakan Roadshow to Campus yang bekerjasama dengan Prodi Ilmu Komunikasi President University, Kamis (25/6/2019). Acara berupa seminar yang bertajuk "Peran PR dan Media Bertahan di Era Revolusi Industri 4.0" menghadirkan Moch. N. Kurniawan selaku anggota Bidang Pelatihan dan Keanggotaan BPP PERHUMAS juga Senior Specialist Media Relation INPEX Masela, Ltd dan Henny Puspitasari selaku wakil ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga dan PR yang juga menjabat sebagai Publicity Manager Metro TV.

Seiring berkembangnya teknologi, ketakutan terbesar pada Era Revolusi Industri 4.0 ini adalah tergantikannya sumber daya manusia oleh tenaga kerja robot. Tetapi tidak semua bidang pekerjaan bisa digantikan oleh robot, karena robot tidak punya sisi kemanusiaan. Salah satu pekerjaan tersebut adalah Public Relations.

Jaman sekarang, kehadiran sosial media menjadi tantangan tersendiri bagi seorang PR practitioner. Berita yang muncul bisa beredar dengan tidak terkendali dan sepenuhnya fakta. Oleh karena itu, seorang PR practitioner harus up-to-date dan menguasai seluk-beluk sosial media guna menangkal HOAX dengan lebih cepat. Sosial media harus digunakan sebaik mungkin, untuk memberikan statement saat sedang menangani krisis. Maka dari itu setiap perusahaan harus memiliki  sosial media untuk monitoring stake holders dan juga branding image agar reputasi perusahaan terjaga.  

Henny Puspitasari juga menegaskan tentang pentingnya self-branding seorang PR practitioner. Selain perusahaan, seorang PR practitioner yang merupakan spokesperson juga harus aktif bersosial media. Karena kualifikasi seseorang tidak hanya dinilai dari knowledge nya saja tetapi juga dari social life yang bisa dilihat dari sosial media orang tersebut.

Penyerahan MoU

Menurut Senior Specialist Media Relation INPEX Masela yang akrab disapa mas Iwan ini, dunia PR itu challenging. Masih banyak yang menganggap perkerjaan PR itu mudah, hanya berhubungan dengan event dan menjaga penampilan luar saja. Pada kenyataannya, seorang PR practitioner harus menguasai banyak hal seperti monitoring media, crisis management, social engagement, dan government relation. Kemampuan menulis juga sangatlah penting. Selain itu, skill photography dan design juga menjadi poin penunjang bagi seorang PR.

Salah satu kunci menjadi seorang PR adalah harus menguasai pengetahuan tentang industri yang akan kita masuki, tidak hanya mengetahui sisi teknis PR saja. "PR kalau cuma di anggap sebagai pemadam kebakaran ya mungkin cukup hanya teknikal saja. Tapi kalau PR mau dianggap sebagai bagian strategi, dia harus bisa memberikan masukan berupa pengetahuan terhadap project dari sudut pandang ke-PRan, menjaga reputasi," ujar mas Iwan.

Penulis : Adinda Salkhia Berliani dan Fyrda Shafira

Fotografer : Adinda Salkhia Berliani dan Fyrda Shafira

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline